Prediksi Daerah Penangkapan Potensial Ikan Layang Decapterus spp di Perairan Kendari dan Laut Banda.
4.5.1 Perairan Kendari
Secara umum daerah penangkapan ikan layang Decapterus spp di perairan Kendari terbagai ke dalam 2 kelompok wilayah DPI, yaitu disekitar pulau Menui
dan pulau Wawonii. Hasil analisis Multi Criteria Analysis MCA memperlihatkan daerah penangkapan ikan DPI yang tergolong potensial tinggi
untuk ikan layang Decapterus spp berjumlah satu lokasi, yaitu pada posisi 122
o
5731,12 BT dan 3
o
3357,91 LS, sedangkan DPI yang tergolong potensial sedang sebanyak 6 lokasi, dan daerah penangkapan tergolong kurang potensial di
perairan Kendari sebanyak 39 lokasi Lampiran 8 dan 9. Adapun sebaran daerah penangkapan ikan di perairan Kendari dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31 Peta daerah penangkapan ikan layang Decapterus spp di perairan Kendari.
Berdasarkan citra Aqua MODIS mingguan memperlihatkan ikan layang Decapterus spp yang tertangkap di perairan Kendari berada pada kisaran suhu
25,02 - 29,77
o
C dengan konsentrasi klorofil-a berkisar antara 0,065 - 0,482 mgm
3
. Suhu optimum ikan layang Decapterus spp yang tertangkap di perairan
Kendari berada pada kisaran 26,73 - 28,03
o
C dengan kisaran klorofil-a antara 0,141 - 0,482 mgm
3
. 2 Laut Banda
Sebaran daerah penangkapan ikan DPI musim barat, memperlihatkan konsentrasi daerah penangkapan potensial sedang berada di perairan Sulawesi
Tenggara perairan Wakatobi, dan Muna, sekitar perairan Bangai Kepulauan, sedangkan DPI yang tergolong kurang potensial terlihat mendominasi diseluruh
perairan Laut Banda. Untuk lokasi yang tergolong potensial tinggi hanya terlihat di wilayah perairan Banggai Kepulauan berupa spot - spot kecil. Peta prediksi
daerah penangkapan potensial ikan layang saat musim barat dapat dilihat pada Gambar 32.
Sebaran Daerah Penangkapan Ikan DPI pada musim peralihan barat - timur untuk daerah yang tergolong potensial tinggi mulai terlihat di beberapa
wilayah berupa spot - spot kecil, seperti perairan kepulauan Seram, perairan antara kepulauan Kei dan Tanibar, perairan Kendari, dan periaran Banggai Kepulauan,
sementara itu DPI yang tergolong potensial sedang memperlihatkan adanya peningkatan luasan wilayah di bagian timur dan barat Laut Banda perairan pulau
Buruh, kepulauan Seram, kepulauan Kei, kepulauan Tanibar, pulau Wetar, perairan NTT, kepulauan Wakatobi, perairan Kendari, dan Banggai Kepulauan.
Wilayah DPI yang tergolong kurang potensial terlihat di bagian utara dan selatan Laut Banda kepulauan Sula dan perairan NTT memperlihatkan konsentrasi yang
cukup besar. Penyebaran prediksi daerah penangkapan ikan layang saat musim peralihan barat - timur dapat dilihat pada Gambar 33.
Gambar 32 Peta daerah penangkapan ikan layang Decapterus spp Musim Barat di Laut Banda.
Gambar 33 Peta daerah penangkapan ikan layang Decapterus spp Musim Peralihan Barat - Timur di Laut Banda.
Daerah Penangkapan Ikan DPI yang tergolong potensial tinggi dan sedang pada musim timur menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi di bagian
utara, timur dan barat Laut Banda secara signifikan dibandingkan musim sebelumnya, pusat konsentrasi terlihat di wilayah perairan pulau Buruh, pulau
Seram, perairan antara kepulauan Kei dan Tanibar, perairan Wakatobi, perairan
Kendari dan Banggai Kepulauan. Sedangkan daerah yang tergolong kurang potensial terlihat mendominasi di bagian selatan Laut Banda periaran NTT dan
pulau Wetar.Tinggginya penyebaran DPI potensial tinggi dan sedang saat musim timur mengindikasikan bahwa merupakan puncak dari penangkapan ikan layang
di Laut Banda Gambar 34.
Gambar 34 Peta daerah penangkapan ikan layang Decapterus spp Musim Timur di Laut Banda.
Ketika memasuki musim peralihan timur - barat wilayah yang tergolong potensial tinggi dan sedang mulai mengalami penurunan luasan secara signifikan,
dan hanya terlihat di beberapa wilayah saja, seperti di sekitar perairan antara pulau Buruh dan kepualuan Seram, Banggai Kepulauan, perairan Sulawesi Tenggara,
kepulauan Kei dan kepualuan Tanibar. Penurunan wilayah yang tergolong potensial tinggi dan peningkatan wilayah yang tergolong peningkatan daerah
penangkapan ikan yang tergolong kurang potensial menunjukkan fase awal adanya peralihan antara musim timur dan musim barat. Sebaran secara spasial
daerah penangkapan potensial ikan layang di Laut Banda pada musim peralihan timur - barat dapat dilihat pada Gambar 35.
Gambar 35 Peta daerah penangkapan ikan layang Decapterus spp Musim Peralihan Timur - Barat di Laut Banda.
5. PEMBAHASAN 5.1 Sebaran Suhu Permukaan laut dan Klorofil-a di Laut Banda Secara
Spasial dan Temporal
Secara temporal sebaran suhu permukaan laut SPL antara tahun 2008 - 2010 memperlihatkan adanya perubahan setiap tahunnya dan perubahan ini
cenderung mengarah kepada peningkatan suhu permukaan lau. Kondisi ini terlihat jelas hampir disetiap bulan. Perbandingan antara bulan antara tahun 2008 - 2010
secara umum menunjukkan pada bulan April - Agustus memiliki kisaran rata - rata SPL yang rendah 27,00 - 28,00
o
C dibandingan bulan yang lain 27,00 - 30.00
o
C. Sukersno dan Kasa 2008 menunjukkan hal yang sama, yaitu pada musim timur nilai SPL lebih rendah dan musim barat memiliki SPL yang
cenderung lebih hangat. Lebih lanjut dikatakan bahwa perubahan SPL ini dipengaruhi oleh ENSO dan perubahan musim itu sendiri. Suhu permukaan laut
pada musim barat rata - rata 4
o
C lebih panas daripada musim timur Ilahude dan Gordon, 1996 vide Sulaiman, 2000. Bagian tengah Laut Banda pada
musim timur mempunyai suhu muka laut antara 25,7
o
C - 26,1
o
C dan di musim barat suhu muka laut antara 29,6
o
C - 30.3
o
C. Selanjutnya dijelaskan bahwa pada musim timur lapisan termokline lebih dangkal sekitar 40 meter, hal ini
mengindikasikan adanya proses upwelling di laut Banda pada saat itu Wyrtki, 1961. Pada bulan April - Juli terlihat adanya pergerakan massa air yang
cenderung rendah 26,00
o
C dari arah barat kearah timur laut Banda. Sementara pada bulan September hingga Desember menunjukkan adanya peningkatan suhu
permukaan laut dari arah yang sebaliknya, namun pada bulan Januari hingga April mengalami peningkatan kembali. Bulan Maret, Mei dan Oktober merupakan fase
peralihan setiap perubahan suhu permukaan laut diwilayah Laut Banda, kondisi ini terlihat dari adanya perubahan suhu permukaan laut yang drastis pada bulan
sebelum dan sesudah bulan - bulan tersebut. Nontji 2005 mengemukakan bahwa pada musim peralihan barat - timur sekitar bulan April, arus ke timur ini mulai
melemah bahkan mulai berbalik arah hingga di beberapa tempat terjadi olakan- olakan eddies. Secara spasial suhu permukaan laut di bagian timur menunjukkan
rata - rata kisaran yang lebih rendah 24,8 - 28,4
o
C dibandingkan dengan bagian barat 26,6 - 30,2
o
C. Hasil penelitian yang dilakukan Sukresno dan Kasa 2008