1.00 Analisis Jenis Mangrove Pada Tingkat Pancang

areal budidaya tambak udang yang diusahakan secara intensif Fitri dan Iswahyudi, 2010. Jenis mangrove ini banyak di temukan di tiga kecamatan yaitu Ma’rang, Segeri, dan mandalle karena memiliki kemiripan substrat, sehingga frekuensi kemunculan dan lingkar batang serta kerapatannya hampir sama. Kesamaan vegetasi mungkin karena tekanan yang didapat juga sama. Tekanan yang mungkin didapat adalah kondisi lingkungan, penebangan, pembukaan lahan, pemukiman. Kerusakan ekosistem pesisir yang cukup parah, dapat menurunkan daya dukung lingkungan terhadap kegiatan fisik, sosial, ekonomi masyarakat di sekitarnya. Kerusakan ekosistem pesisir yang cukup parah, dapat menurunkan daya dukung lingkungan terhadap kegiatan fisik, social, ekonomi masyarakat di sekitarnya. Akibat kerusakan ekosistem pesisir berdamapak pada tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang diduga meningkatkan tingkat kemisikinan Muharam, 2014. Hal ini juga diungkapkan oleh Wibowo dan Handayani 2006 semakin kecilnya hasil perikanan tangkap mengakibatkan pemerintah mengalokasikan pembangunan budidaya yang memaksa pembukaan lahan baru di daerah mangrove. Kondisi ekosistem mangrove dapat dilihat pada Lampiran 5. d. Frekuensi Relatif Spesies FRi Distribusi sebaran jenis vegetasi mangrove pada daerah penelitian dipengaruhi faktor alam dan manusia. Hal ini tampak pada distribusi tingkat pertumbuhan pohon dimana ditemukan bahwa komunitas di stasiun pengamatan mengalami persebaran secara tidak normal dan terdistribusi secara buatan. Berdasarkan hasil analisis frekuensi relatif spesies KRi terlihat bahwa persentase frekuensi relatif dari setiap kecamatan di masing- masing stasiun diperoleh persentase berkisar antara 11.11 - 100. Di Kecamatan Pangkajene di stasiun 1 dan 2 diperoleh nilai persentase frekuensi relatif spesies yang berkisar antara 12.50 - 37.50. Pada stasiun 1 persentase tertinggi yaitu Avicennia marina dengan nilai 37.50 dan persentase terendah yaitu Sonneratia alba 12.50. Di stasiun 2 persentase tertinggi yaitu Avicennia marina, Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba dengan nilai persentase sebesar 28.57, sedangkan persentase terendah yaitu Avicennia alba dengan nilai persentase 14.29. Tingginya frekuensi relatif jenis mangrove Avicennia marina pada stasiun 1 karena jumlah kemunculan individu yang ditemukan di setiap plot lebih banyak dibanding jenis lain. Salah satu hal yang menyebabkan banyaknya jenis mangrove Avicennia marina di lokasi ini dibanding jenis mangrove yang lain karena pengaruh substrat lumpur berpasir lokasi tersebut. Hal tersebut menyebabkan perkembangan jenis mangrove Avicennia marina lebih baik dibanding jenis lainnya. Di stasiun 2 jenis mangrove Rhizophora mucronata diikuti oleh Avicennia marina dan Sonneratia alba merupakan jenis mangrove yang memiliki frekeunsi relatif yang lebih tinggi karena jenis mangrove Rhizophora mucronata, Avicennia marina dan Sonneratia alba merupakan jenis mangrove yang dapat berkembang dengan baik pada substrat belumpur dan lumpur berpasir. Jenis substrat yang ada di lokasi ini adalah jenis substrat lumpur berpasir. Jenis mangrove yang selalu muncul di setiap stasiun adalah