Kerapatan Ralatif Spesies KRi

tanah berlumpur Adil et al., 2010. Kondisi lingkungan di Kecamatan Pangkajene merupakan kondisi yang sudah tercemar karena banyak tumpahan minyak dari kapal-kapal pengangkut minyak di sekitar muara dan bantaran sungai. Tumbuhan mangrove merupakan tumbuhan yang sangat peka terhadap lingkungan sehingga jika terjadi perubahan yang signifikan terhadap lingkungan juga akan berdampak terhadap jenis mangrove yang ditemukan dan zonasi yang terbentuk Hambran et al., 2014. Di Kecamatan Bungoro terlihat bahwa persentase kerapatan relatif spesies di stasiun 1 yaitu Avicennia alba 0.70, Avicennia marina 4.90, Rhizophora mucronata 61.54, dan Rhizophora apiculata 32.87. Pada stasiun 2 yaitu Rhizophora mucronata 88.73, Rhizophora stylosa 7.75, dan Sonneratia alba 3.52. Di stasiun 1 dan 2 terlihat persentase tertinggi yaitu Rhizophora mucronata dengan nilai persentase kerapatan relatif spesies berkisar antara 61.54 - 88.73. Tingginya persentase kerapatan relatif jenis mangrove Rhizophora mucronata di lokasi ini karena sudah ada campur tangan masyarakat berupa penanam mangrove dua kali dalam setahun. Jenis mangrove yang tumbuh di sekitar lokasi pengamatan sebagian besar hasil rehabilitasi yang dilakukan oleh masyarakat dan PT. Tonasa. Kerapatan relatif spesies yang diperoleh di setiap kecamatan dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Kerapatan relatif spesies yang diperoleh di setiap kecamatan.

68.49 26.03

4.11 1.37

22.22 7.41

69.14 1.23

0.70 4.90

61.54 32.87

88.73 7.75

3.52 83.89

10.56 5.56

95.58 2.21

2.21 5.06

91.14 3.80

4.23 95.77

2.44 97.56

2.82 91.55

5.63 3.23

96.77 2.15

96.77 1.08

0.00 20.00

40.00 60.00

80.00 100.00 120.00 Avicennia marina Rhizophora mucronata Sonneratia alba Sonneratia ovata Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Sonneratia alba Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Rhizophora apiculata Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratia alba Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratia alba Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratia alba Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Avicennia alba Avicennia marina Avicennia alba Avicennia marina Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Avicennia alba Avicennia marina Avicennia alba Avicennia marina Avicennia lanata I II I II I II I II I II I II P an g k aj en e B u n g o ro La b ak k an g M ar an g S eg er i M an d al le Kerapatan Relatif KRi Menurut Abdulhadi dan Suhardjono 1994 menyatakan bahwa R. mucronata tumbuh pada tanah berlumpur halus dan tergenang pada saat pasang normal, lebih toleran terhadap substrat yang lebih keras dan pasir. Sebagian besar mangrove yang alami sudah jarang dijumpai karena pembukaan lahan tambak dan pemukiman. Kondisi perairan pada lokasi juga telah mengalami pencemaran akibat beroperasinya pabrik semen di lokasi tersebut. Di Kecamatan Labakkang persentase kerapatan relatif spesies di stasiun 1 yaitu Rhizophora mucronata 83.89, Rhizophora stylosa 7.75, Sonneratia alba 5.56 dan di stasiun 2 yaitu Rhizophora mucronata 95.58, Rhizophora stylosa 2.21, Sonneratia alba 2.21. Persentase tertinggi di stasiun 1 dan 2 yaitu Rhizophora mucronata dengan nilai persentase antara 83.89 - 95.58. Persentase kerapatan relatif jenis mangrove Rhizophora mucronata merupakan persentase yang tertinggi karena jenis mangrove R.mucronata adalah jenis mangrove yang dominan dan merupakan hasil rehabilitasi dari masyarakat setempat. Selain itu, juga disesuaikan dengan adanya kemampuan yang tinggi dari R. mucronata untuk beradaptasi pada keadaan lingkungan yang ekstrim. Sebagian besar mangrove yang alami sudah jarang dijumpai karena pembukaan lahan tambak dan pemukiman. Meningkatnya kebutuhan lahan di daerah pesisir mengakibatkan tekanan terhadap ekosistem mangrove Wibowo dan Handayani, 2006. Kondisi perairan di sekitar lokasi juga telah mengalami peningkatan suhu, sehingga anakansemai mangrove sangat sulit untuk tumbuh akibat blooming lumut yang menutupi batang dan daun sehingga perlahan-lahan anakan mangrove mati. Persentase kerapatan relatif spesies di Kecamatan Ma’rang, Segeri, dan Mandalle berkisar antara 1.08 - 97.56. Persentase tertinggi pada tiga kecamatan tersebut yaitu Avicennia marina dengan nilai persentase antara 91.14 - 97.56 dan persentase terendah terdapat di Kecamatan Mandalle di stasiun 2 dengan nilai persentase relatif spesies Avicennia lanata 1.08. Tingginya persentase kerapatan relatif jenis mangrove Avicennia marina di tiga kecamatan tersebut disebabkan jenis substrat lumpur berpasir sehingga jenis lain sulit untuk tumbuh dengan baik, walupun sebagian kecil masih dijumpai jenis yang lain tapi tidak sebanyak jenis Avicennia marina yang memiliki jumlah tegakan yang lebih banyak. Menurut Setyawan et al. 2005 menyatakan sedikitnya jumlah spesies mangrove dapat disebabkan karena besarnya pengaruh antropogenik yang mengubah habitat mangrove untuk kepentingan lain seperti pembukaan lahan untuk pertambakan. Hidayatullah dan Pujiono 2014 menambahkan bahwa rendahnya keanekaragaman menandakan ekosistem mengalami tekanan atau kondisinya mengalami penurunan kualitas. Beragamnya jenis mangrove penyusun ekosistem di daerah pesisir mungkin dipengaruhi oleh tersedianya substrat yang cocok untuk pertumbuhan bagi jenis mangrove tertentu Suyadi et al. , 2013. Kondisi perairan dilokasi ini juga masih sangat baik karena jauh dari aktifitas pabrik dan perkotaan.

c. Frekuensi Spesies Fi

Hasil analisis frekuensi spesies Fi diperoleh di setiap Kecamatan di masing-masing stasiun dengan nilai berkisar antara 0.33 – 1.00. Frekuensi