Kerapatan Relatif Spesies KRi

sudah tidak bisa dibedakan Suedy et al., 2006. Kerapatan relatif spesies yang diperoleh di setiap kecamatan dapat dilihat pada Gambar 28. Gambar 28. Kerapatan Relatif spesies yang diperoleh di setiap kecamatan. Tingkat pohon di lokasi ini juga lebih banyak dibanding dengan jenis lainnya sehingga jumlah tingkat semai juga diperoleh lebih banyak. Jenis substrat yang berlumpur merupakan salah satu indikator tingginya persentase kerapatan jenis mangrove Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata dilokasi ini. Di Kecamatan Labakkang persentase kerapatan relatif spesies di stasiun 1 yaitu Rhizophora mucronata 95.24, Rhizophora stylosa 2.38, Sonneratia alba 2.38 dan di stasiun 2 yaitu Rhizophora mucronata 93.10, Rhizophora stylosa 3.45, Sonneratia alba 3.45. Persentase tertinggi di stasiun 1 dan 2 yaitu Rhizophora mucronata dengan nilai persentase antara 93.10 - 95.24. Sebagian besar mangrove yang tumbuh secara alami sudah jarang dijumpai karena pembukaan lahan tambak dan pemukiman. Walaupun mangrove sudah dikenal memberikan berbagai jenis jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan dan serat, pengendalian sedimen dan perlindungan pantai dari badaitsunami, luas kawasan mangrove menurun pesat akibat penebangan untuk perluasan budidaya tambak dan pembangunan infrastruktur Donato et al. , 2012. Kondisi perairan di sekitar lokasi juga telah mengalami peningkatan suhu sehingga anakan semai mangrove sangat sulit untuk

75.00 20.83

4.17 31.25

9.38 56.25

3.13 3.92

27.45 68.63

83.33 14.58

2.08 95.24

2.38 2.38

93.10 3.45

3.45 3.23

93.55 3.23

3.85 84.62

11.54 1.61

98.39 1.82

96.36 1.82

7.69 92.31

7.55 86.79

5.66 0.00 20.00

40.00 60.00

80.00 100.00 120.00 Avicennia marina Rhizophora mucronata Sonneratia alba Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Sonneratia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Rhizophora apiculata Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratia alba Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratia alba Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratia alba Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Avicennia alba Avicennia marina Avicennia alba Avicennia marina Rhizophora mucronata Avicennia alba Avicennia marina Avicennia alba Avicennia marina Avicennia lanata I II I II I II I II I II I II P an g k aj en e B u n g o ro La b ak k an g M ar an g S eg er i M an d al le Kerapatan Relatif KRi tumbuh akibat blooming lumut yang menutupi batang dan daun sehingga lama kelamaan anakan mangrove mati. Di beberapa daerah timbunan sampah, terutama sampah non-degradable, sedimentasi dari arah darat, dan abrasi dari arah laut merupakan permasalahan yang terlihat di lapangan yang mengakibatkan kerusakankematian pohon mangrove Onrizal et al., 2005. Di Kecamatan Ma’rang terlihat bahwa persentase kerapatan relatif spesies di stasiun 1 yaitu Avicennia alba 3.23, Avicennia marina 93.55, dan Rhizophora mucronata 3.23. Di stasiun 2 yaitu Avicennia alba 3.85, Avicennia marina 84.62. Di stasiun 1 persentase tertinggi yaitu Avicennia marina dengan persentase kerapatan relatif spesies 93.55 dan di stasiun 2 persentase kerapatan relatif spesies tertinggi yaitu Avicennia marina 84.62. Tingginya kerapatan jenis mangrove Avicennia marina tingkat semai karena jumlah tingkat pohon yang ditemukan juga banyak. Semakin banyak tingkat pohon maka akan mempengaruhi jumlah semai yang ada karena jenis mangrove Avicennia marina dapat berbuah sepanjang tahun. Kondisi ekosistem mangrove dapat dilihat pada Lampiran 5. Di Kecamatan Segeri persentase kerapatan relatif spesies di stasiun 1 yaitu Avicennia alba 1.61, Avicennia marina 98.39 dan di stasiun 2 yaitu Avicennia alba 1.82, Avicennia marina 96.36 dan Rhizophora mucronata 1.82. Persentase tertinggi di stasiun 1 dan 2 yaitu Avicennia marina dengan persentase kerapatan relatif spesies antara 96.36 - 98.39. Tingginya persentase kerapatan relatif tingkat semai pada lokasi ini karena jumlah tingkat pohon juga sangat banyak dibanding dengan jenis lain. Keberadaan mangrove juga dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya. Terjaganya ekosistem mangrove dengan baik tidak terlepas dari tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya hutan mangrove dan keikutsertaan dalam menjaga ekosistem mangrove yang ada di sekitarnya Widnyana et al., 2016. Di Kecamatan Mandalle persentase kerapatan relatif spesies berkisar antara 5.66 - 92.31. Persentase kerapatan relatif spesies di stasiun 1 yaitu Avicennia alba 7.69, Avicennia marina 92.31 dan di stasiun 2 yaitu Avicennia alba 7.55, Avicennia marina 86.79, dan Avicennia lanata 5.66. Persentase tertinggi di stasiun 1 dan 2 yaitu Avicennia marina dengan nilai persentase antara 86.79 -92.31 dan kerapatan relatif spesies terendah yaitu Avicennia lanata 5.66. Tingginya persentase kerapatan relatif jenis mangrove Avicennia marina di dua kecamatan tersebut disebabkan jenis substrat lumpur berpasir sehingga jenis lain sulit untuk tumbuh dengan baik, walupun sebagian kecil masih dijumpai jenis yang lain tapi tidak sebanyak jenis Avicennia marina yang memiliki jumlah tegakan yang lebih banyak. Dominannya suatu jenis mangrove sangat dipengaruhi oleh tekanan lingkungan sekitar. Banyaknya jenis mangrove akan mempengaruhi tingkat serasah yang dihasilkan. Serasah mangrove berupa daun, ranting dan biomassa lainnya yang jatuh menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan produktifitas perikanan laut Zamroni dan Rohyani, 2008.

c. Frekuensi Spesies Fi

Berdasarkan hasil analisis frekuensi spesies Fi terlihat bahwa nilai frekuensi spesies dari setiap kecamatan di masing-masing stasiun diperoleh