16.7 Analisis Jenis Mangrove Pada Tingkat Semai
yang baik sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk perumahan dan kontruksi kayu, daunnya dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak serta
buahnya sebagian ada yang dapat dimakan Supriharyono, 2000.
Di Kecamatan Ma’rang terlihat bahwa nilai kerapatan spesies di
stasiun 1 yaitu Avicennia alba 16.7, Avicennia marina 483.3, dan Rhizophora mucronata
16.7. Di stasiun 2 yaitu Avicennia alba 16.7, Avicennia marina 366.7, Avicennia Mucronata 50. Di stasiun 1 dan 2 kerapatan spesies tertinggi
yaitu Avicennia marina dengan nilai kerapatan spesies antara 366.7 - 483.3. Hal ini menandakan bahwa kondisi mangrove yang ada di lokasi ini telah
mengalami tekanan sehingga mengurangi keberagaman jenis dan fungsi dalam satu vegetasi. Salah satu yang mempengaruhi berkurangnya kawasan
mangrove karena pertumbuhan penduduk sekitar kawasan mangrove yang memaksa pembukaan lahan untuk pemukiman Mulyadi et al., 2010.
Akibatnya mangrove tidak lagi berfungsi sebagai pengendali abrasi dan intrusi air laut karena keberadaannya semakin berkurang dan bahkan rusak parah
akibat penebangan dan pembuatan lahan tambak Petra et al., 2012.
Di Kecamatan Segeri kerapatan spesies di stasiun 1 yaitu Avicennia alba
16.7, Avicennia marina 1016.7 dan di stasiun 2 yaitu Avicennia alba 16.7, Avicennia marina 883.3, Rhizhophora mucronata 16.7. Kerapatan
spesies tertinggi di stasiun 1 dan 2 yaitu Avicennia marina dengan nilai kerapatan spesies antara 883.3
– 1016.7. Tingginya kerapatan semai Avicennia marina
di lokasi ini karena tingkat pohon juga banyak sehingga memungkinkan jumlah semai juga banyak. Faktor yang membuat dominannya
jenis Avicennia marina di lokasi ini karena telah mengalami perubahan fungsi lahan ke peruntukan tambak dan pemukiman. Penurunan hasil tangkap di
pesisir merupakan imbas dari rusaknya ekosistem mangrove yang ada dipesisir Asriningrum, 2011. Sedikitnya jenis mangrove yang menempati
suatu kawasan pesisir disebabkan mangrove sudah mengalami kerusakan terutama akibat penebangan habis untuk konversi lahan pertambakan. Segi
fungsi sosial ekonomi tanaman mangrove tidak lagi menunjang kehidupan masyarakat sekitar kawasan baik yang berprofesi sebagai nelayan maupun
yang lainnya Widnyana et al., 2016.
Di Kecamatan Mandalle kerapatan spesies yang diperoleh berkisar antara 50
– 766.7. Nilai kerapatan spesies yang diperoleh di stasiun 1 yaitu Avicennia marina
600 dan di stasiun 2 yaitu Avicennia alba 66.7, Avicennia marina
766.7, dan Avicennia lanata 50. Kerapatan spesies tertinggi di stasiun 1 dan 2 yaitu Avicennia marina dengan nilai kerapatan antara 600
– 766.7 dan kerapatan spesies terendah yaitu Avicennia lanata 50. Tingginya kerapatan di
tiga kecamatan tersebut karena jenis substrat di lokasi ini berjenis substrat lumpur berpasir. Selain itu jumlah tingkat pohon juga lebih dominan sehingga
memungkinkan memiliki jumlah tingkat semai lebih banyak. Jenis mangrove Avicennia
marina juga berbuah sepanjang tahun sehingga memungkinkan sepanjang tahun juga menghasilkan tingkat semai bibit.
Di lokasi ini Avicennia marina sangat sesuai terlihat dari jumlah pohon, pancang, dan semai yang mendominasi. Keberadaan mangrove di tiga
kecamatan tersebut telah mengalami gangguan pembangunan yang makin berkembang. Perkembangan pembangunan pemukiman dan perluasan lahan
tambak merupakan ancaman nyata bagi keberlangsungan ekosistem mangrove