mengunci mulut madidihang, plastik kemasan, sejumlah balok es yang kemudian dihancurkan menjadi es curah, perbandingan es yang digunakan
adalah empat es untuk satu tuk
melindungi madidihang dari sin Sarana
Sarana yang digunakan dalam pen a adalah
palka, palka dilengkapi refrigera an air
laut. Volume palka yang besar san an ikan
dalam jumlah besar, kebersihan palka juga perlu diperhatikan, lalu penggunaan conveyor untuk memin
ke darat. Alat penyedot air sangat berguna saat melakukan persiapan pembongkaran
karena sejumlah air dalam palka h emudahkan
pembongkaran, lalu mobil boks portasi
didatangkan.
5.1.3 Penanganan madidihang pada kapal panc 1
Penanganan madidihang di kapal pancing tonda tidak jauh berbeda dengan
masing- tonda m
pancing ton yang dapat m
kapal pancing tonda tidak m pendingin m
madidihang. Adapun syarat penggunaan es harus mengikuti Keputusan Direktur Jenderal
p Nomor: 264DPT.0PI.540.S4I09, yaitu: terbuat dari airair
tidak ikan.
ekor madidihang, pemasangan terpal un ar matahari.
5 anganan madidihang diantarany
tor yang digunakan untuk mendingink gat mendukung dalam penyimpan
dahkan madidihang dari kapal
arus dikeluarkan agar m berpendingin sebagai sarana trans
ing tonda Penanganan madidihang di kapal pancing tonda
penanganan di kapal long line jika dilihat dari segi konsep yang diterapkan pada masing kapal yaitu penanganan suhu rendah. Namun pada kapal pancing
emiliki perbedaan, yaitu dalam penyimpananan hasil tangkapan. Kapal da memiliki 2-3 palka dengan dimensi palka 1 x 1,2 x 1,5 m
3
pxlxt enampung madidihang sebanyak 20-70 kg pada tiap palka. Palka
enggunakan refrigerator dan air laut sebagai elainkan menggunakan es curah sebagai media pendingin
Perikanan Tangka laut yang memenuhi persyaratan, ditangani sesuai dengan persyaratan sanitasi,
digunakan kembali untuk ikan lain, pasokan es jumlahnya mencukupi untuk
kiri d 15,
umpa layan
tting dilakukan kecepatan kapal berkisar 1-2 knot. Penanganan mulai dilakukan saat madidihang diangkat dari air, pada saat
adidihang ada ung kapal maka ABK
emu
al pancing tonda memiliki tempat yang terbatas untuk penanganan adid
hang yang dapat kehilangan kelembaban dan menguapnya air dari daging ecara bertahap jika terpapar terlalu lama. Langkah selanjutnya adalah
ema
tubuh ikan Pada saat penangkapan dilakukan, ABK meletakkan pancing tonda di sisi
an kanan kapal pada kayu yang telah dibuat khusus disebut taber Lampiran kemudian alat bantu penangkapan seperti layangan diterbangkan dimana
n telah diikatkan terlebih dahulu pada tali pancingan lalu disambung pada gan, selama se
diangkat dari air perlakuan yang dilakukan untuk mematikan m beberapa cara yaitu saat madidihang berada pada lamb
m kul kepala madidihang dengan balok kayu atau martil sampai mati atau
diangkat dari air sampai dek lalu madidihang ditusuk pada bagian kepala tepatnya bagian lunak yang terdapat antara sisi kiri dan kanan mata madidihang. Setelah
ikan mati sempurna ABK segera melakukan proses penyiangan dengan membuang insang, isi perut, telur, dan membersihkan ikan dari darah yang
mengalir saat penyiangan. Penanganan akan terasa sulit saat pengangkatan madidihang memiliki
ukuran yang besar lebih dari 50 kg dan dalam jumlah yang banyak 2-3 ekor, mengingat kap
m ihang, sehingga terpaparnya madidihang di dek kapal dengan sinar matahari
merupakan hal yang tidak dapat dihindari karena kapal pancing tonda tidak memiliki atap yang berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari, hujan, dan
cuaca yang tidak menentu, sehingga dapat mempengaruhi kualitas terutama kulit madidi
s m
sukkan es ke dalam tubuh madidihang dan memasukkan madidihang ke dalam palka, perbandingan es yang digunakan saat ikan berada di palka adalah
tiga balok es telah dihancurkan untuk satu madidihang. Penyusunan es untuk madidihang perlu diperhatikan agar kalor yang
mengalir pada tubuh madidihang dapat dikurangi dan menjaga suhu tetap turun. Penaburan es harus mengelilingi seluruh tubuh madidihang dari
kepala sampai ekor dan diikuti dengan penyusunan madidihang lainnya. Sistem pembuangan sisa es yang mencair pada bagian dasar palka harus bekerja dengan
ampai menjelang malam. Tidak banyak hal yang akan
n di palabuhanratu, dan
ke darat, lalu membuang sisa es yang ada di bagian baik, agar sisa es dapat terbuang keluar palka dan tidak menggenangi madidihang
yang berada di dasar palka.
2 Penanganan madidihang di PPN Palabuhanratu
Pendaratan hasil tangkapan pancing tonda seperti madidihang biasanya dilakukan pada waktu pagi s
dikerjakan ABK kapal pancing tonda, mereka lebih cenderung beristirahat menunggu instruksi pembongkaran. Waktu kedatangan dan pendaratan ikan ke
pelabuhan telah diberitahukan sebelumnya pada petugas pelabuhan bagian pencatatan hasil tangkapan untuk memudahkan melakukan pencatatan. Pada saat
pembongkaran belum dilakukan, ABK kapal mengecek kembali kondisi madidihang di dalam palka dan es yang digunakan.
Pembongkaran yang dilakukan saat pagi hari dan waktu malam hari, terkadang dilakukan dengan seadanya saja, madidihang di pindahkan dari palka
ke darat dan diletakkan di atas alas tanpa terpal, mengigat kondisi cuaca palabuhanratu saat itu yang tidak menentu dengan hujan dapat turun kapan saja
sehingga dapat mempengaruhi mutu madidihang. Terdapat kerusakan fisik seperti hancurnya kornea mata pada madidihang yang didaratka
goresan sehingga mengurangi penilaian terhadap tampilan madidihang. Penanganan saat di darat pada hasil tangkapan pancing tonda tidaklah buruk
namun kurang masimal. Adapun prosedur penanganan yang diterapkan kapal pancing tonda saat membongkar hasil tangkapannya adalah:
1 Menyiapkan es curah sesuai jumlah madidihang yang akan dibongkar,
sementara itu mobil boks berpendingin didatangkan; 2
Madidihang diangkut insang hingga bersih;
3 Membasuh madidihang dengan air bersih dan mengelap tubuh madidihang
dari kotoran yang menempel; 4 Menimbang bobot dan mengukur panjang madidihang;
5 Memasukkan es ke dalam insang dengan menggunakan bantuan alat;
6 Memasukkan madidihang ke dalam mobil boks yang sebelumnya telah
dimasukkan es curah.
Adapun proses penanganan madidihang yang diterapkan kapal pancing tonda disajikan pada Gambar 17 sampai 19.
b
Gambar 18 Penimbangan madidihang
Gam ar 17 Tubuh madidihang dibasuh dengan lap yang telah dibasahi dengan air bersih
Gambar 19 Es dimasukkan ke dalam bagian insang Penanganan yang dilakukan saat pembongkaran disajikan pada Gambar 20
diagram alir penanganan kapal pancing tonda. Es curah disiapkan dan
mobil pengangkut
Pembongkaran madidihang, sekaligus dilakukan pembersihan tubuh madidihang dari sisa es yang
ada d an menghilangkan kotoran yang menempel
Penimbangan dan pengukuran madidihang
Pengisian es ke dalam insang madidihang agar menjaga kesabilan suhu
Madidihang dipindahkan ke dalam mobil boks
berpendingin dan disusun rapi
Gambar 20 Diagram alir penanganan madidihang saat pembongkaran pada ka
pal pancing tonda
3 Penampilan fisik madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda di
PPN Pal Tampilan luar dari hasil tangkapan non budidaya seperti madidihang
erup
ngkapan kapal pancing tonda seperti m emiliki tampilan cukup baik
pada mata dan warna kulit, n lit tidak begitu baik begitu juga
oresan pada tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda masih lihat begitu jelas.
Penggunaa ancing tonda dapat
enyebabkan go ng melapisi tubuh
adidihang dapat berisiko merusak dan menambah tekanan pada tubuh adidihang yang berada di bag
jika pelapisan es disusun terlalu bal, sehingga kecermatan
at menaburi es pada tubuh madidihang di dalam palka diharapkan dapat mengurangi kerusakan pada tubuh
madidihang.
4 Kondisi madidihan
l pancing tonda di PPN Palabuhanratu
Berdasarkan hasil pe awancara dengan beberapa
pihak terkait, seperti penguru tonda dan petugas pelabuhan,
terdapat cacat pada sejum kan. Sejumlah madidihang
dagin kurang kenyal, diikuti dengan warna daging coklat
eme
abuhanratu
m akan hal yang penting dalam penilaian awal, diantaranya kesegaran,
kelengkapan organ tubuh, adanya goresan atau tidak, dan lain-lain. Hasil ta
adidihang m amun kecerahan ku
g ter
n es pada penanganan madidihang di kapal p resan pada tubuh madidihang. Es curah ya
m m
m ian bawah palka
serta kehati-hatian sa te
g yang didaratkan kapa
ngamatan di lapangan dan w s kapal pancing
lah madidihang yang didarat yang didaratkan tidak layak produksi karena masih dibawah standar bobot yang
diberlakukan yaitu 17 kg. Pada pengamatan lainnya terdapat kondisi dimana g madidihang menjadi
k rahan, kemudian warna daging yang memudar, serta terjadi kerusakan fisik
yaitu rusaknya mata madidihang. Pada Tabel 10 terdapat beberapa tipe cacat berdasarkan bobot kurang dari 17 kg yang mendominasi dalam penanganan
madidihang pada kapal pancing tonda.
kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu
cat fisik seperti mata rusak dapat disebabkan dari kesalahan dalam
pada ikan yang berada pada posisi paling bawah dari palka. Cacat produksi seperti
ambar 21 Diagram pareto madidihang Thunnus albacares yang didaratkan
kapal pancing tonda
madidihang adalah bobot ikan kurang dari 17 kg dengan jumlah 16 ekor serta Tabel 10 Proporsi tipe cacat dengan jumlah cacat madidihang yang didaratkan
Sumber: Hasil wawancara yang telah diolah kembali
Pada Tabel 10 terlihat bahwa mutu hasil tangkapan sudah menurun dan dapat dikatakan mengalami cacat produksi. Produksi hasil tangkapan yang
mengalami ca
Tipe cacat Jumlah
cacat ekor
Jumlah kumulatif
Persentase cacat
Persentase kumulatif
Bobot kurang dari 17 kg 16
16 51,61
51,61 Daging kurang kenyal
6 22
19,35 70,97
Warna daging coklat kemerahan 4
26 12,90
83,87 Warna daging memudar
3 29
9,68 93,55
Mata ikan rusak 2
31 6,45
100
Jumlah
31
penyusunan ikan didalam palka dan tergerus dengan pecahan es, biasanya terjadi
ini hanya terdapat pada hasil tangkapan pancing tonda, oleh karena itu penyusunan ikan di dalam palka harus diperhatikan lebih cermat. Pada Gambar 21
dapat dilihat diagram pareto madidihang pada kapal pancing tonda.
16
6 4
3 51.61
70.97 83.87
93.55 100
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Persentase kumulatif Jumlah cacat ekor
2 0.00
20.00 Bobot
kurang dari 17 kg
Daging kurang
kenyal Warna
daging coklat
kemerahan Warna
daging memudar
Mata ikan rusak
G Berdasarkan Gambar 21, tipe cacat yang mendominasi dalam penanganan
proporsinya sebesar 51,61, dan diikuti dengan tekstur daging kurang kenyal dengan jumlah 6 ekor serta proporsinya sebesar 70,97.
5 oleptik adidihang yang didaratkan kapal
adidihang yang dibongkar di PPN Palabuhanratu oleh kapal un terjadi beberapa kerusakan
-rata memiliki nilai sebesar 7,65 dengan kisaran penilaian dari 7 sampai 9. Pada bagian tubuh
madidihang seperti dinding perut rata-rata memiliki nilai 7,65 dengan kisaran penilaian dari 7 sampai 8. Untuk konsistensi dan kepadatan daging memiliki nilai
yang baik dengan nilai 8, sedangkan bau yang tercium segar sehingga penilaian yang diberikan yaitu 8. Pada Gambar 22 akan disajikan pengamatan pada
beberapa bagian tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda.
tubuh madidihang yang rlihat setelah pembongkaran dilakukan. Bagian tubuh madidihang seperti mata
Perubahan nilai organ m
pancing tonda
Kondisi m pancing tonda memiliki tampilan yang baik, nam
akibat penanganan yang kurang baik. Salah satu parameter atau kriteria untuk menentukan kesegaran ikan dapat ditentukan dengan penentuan nilai
organoleptik. Organoleptik adalah cara penilaian secara sensorik dengan pengamatan pada ikan secara langsung dan memberikan nilai berdasarkan
ketentuan yang telah ada. Pengamatan di lapangan dapat dibantu dengan pengujian organoleptik yang
menunjukkan bahwa penilaian pada mata, dinding perut, konsistensi, dan bau berada pada kondisi yang baik. Pada organ tubuh seperti mata rata
Gambar 22 Tampilan beberapa bagian tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu, 1 mata, 2 dinding perut
Berdasarkan Gambar 22, terlihat beberapa bagian
2. Dinding perut daging, dinding perut 1. Mata cerah kornea jernih
dengan kondisi utuh
te
yang tidak begitu lama sekitar 3-4. Untuk dinding perut masih dalam keadaan
Pada pengamatan di lapangan m ngkapan pancing tonda memiliki tampilan yang sangat baik pada mata. Pada
kornea mata, hal tersebut tidak dim mu
pada sebagian madidihang yang berada pada bagian paling bawah dari palka, terlihat jernih pada bagian kornea, hal tersebut disebabkan oleh penyimpanan
baik dengan daging ikan yang masih utuh. Pengamatan organoleptik pada madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Pengamatan organoleptik pada beberapa bagian tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu
Jenis ikan Sampel ke-
Pengamatan Organoleptik Mata Dinding Konsistensi Bau
perut
Thunnus albacares
Madidihang
1 8 8
8 8 2 8 8
8 8 3 8 7
8 8 4 8 7
8 8 5 8 8
8 8 6 9 7
8 8 7 8 8
8 8 8 8 7
8 8 9 8 7
8 8 10 7 8
8 8
11 8 7 8
8 12 7 7
8 8
13 8 8 8
8 14 9 8
8 8
15 8 8 8
8 16 9 8
8 8
17 8 8 8
8 18 9 8
8 8
19 7 8 8
8 20 7 8
8 8
Rata-rata
7,65 7,65 8
8
Kisaran 7-9 7-8
8 8
enunjukkan bahwa beberapa hasil ta
bagian mata madidihang yang didaratkan terlihat jernih pada bagian pupil dan ilki oleh hasil tangkapan kapal long line karena
se a hasil tangkapannya direndam di dalam air bersuhu -1,2
o
C sampai 1,5
o
C dan disimpan dalam waktu yang cukup lama sekitar 7-10 hari penyimpanan,
sedangkan kapal pancing tonda meyimpan madidihang tidak begitu lama, berkisar 3-4 hari dengan suhu palka 3-4
o
C. Namun efek penggunaan es dapat merugikan
.
baik sepe da bagian mata
memiliki nilai yang menyebar dari 7 sa mata masih
terjaga keasliannya pada beberapa madidihang yang didaratkan. Untuk dinding perut masih berada pada kondisi yang baik walaupun sudah dihilangkan bagian
dalaman perut seperti, kandung telur, telur, dan isi perut, namun pada bagian ini sisik mudah terlepas dan kulit perut sedikit mudah mengelupas. Konsistensi
sih baik, terlihat dari daya ungkit daging ikan saat
tekan akan ke ali lagi dan tidak
meninggalkan bekas jari. Bau ma segar karena penanganan suhu rendah dapat
menetralkan bau serta menurunkan kerja bakteri pembusuk yang menyebabkan
bau yang tidak sedap pada ikan.
6 Analisis fluktuasi mutu madidihang yang didaratkan kapal pancing
tonda Produksi madidihang yang diharapkan
an berkesina menerus berhubungan dengan mu
yang akan capai, yaitu d
an pengen lian
penanganan terhadap hasil tangkapan agar produksi dapat terus berjalan. Untuk m
kah p uksi madidihang bera
dalam proses pengendalian atau tidak, diperlukan parameter pengendalian, salah satunya yaitu peta kendali np.
Peta kendali np adalah peta kendali yang digunakan untuk memantau jumlah ketidaksesuaian yang dihasilkan dari suatu proses. Untuk menganilisisnya,
dilakukan pengamatan langsung pada proses pendaratan madidihang, kem ian
mencatat jumlah tuna yang tidak layak ekspor. Dari pengam n diperole
ata seperti disajikan pada Tabel 12.
penyusunan yang kurang baik akan menambah tekanan sehingga dapat memberikan efek rusak pada bagian lunak pada tubuh madidihang seperti mata
Berdasarkan Tabel 11, terlihat beberapa bagian tubuh serta pencitraan yang rti konstistensi elastisitas dan bau yang baik. Pa
mpai dengan 9, tampilan
ma di
mb sih
ak mbungan dan terus
tu di
eng da
engetahui apa rod
da
ud ata
h d
abel 12 Perbandingan jumlah madidihang yang tidak layak ekspor dengan
enanganan yang baik menjadi hal yang harus ipahami setiap ABK kapal pancing tonda, kecepatan, kebersihan, dan kehati-
disajikan peta kendali madidihang berdasarkan bobot kurang dari 17 kg yang T
beberapa batasan pengedalian yang didaratkan kapal pancing tonda
No ulangan Jumlah Sampel Jumlah Cacat Proporsi CL
UCL LCL
1 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
2 5 2 0,4 1,33
4,33 -1,63
3 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
4 5 2 0,4 1,33
4,33 -1,63
5 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
6 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
7 5 2 0,4 1,33
4,33 -1,63
8 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
9 5 2 0,4 1,33
4,33 -1,63
10 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
11 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
12 5 1 0,2 1,33
4,33 -1,63
Total 60 16
pengamatan didasarkan pada bobot madidihang yang kurang dari 17 kg, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelabuhan menjelaskan bahwa
madidihang dengan bobot kurang dari 17 kg merupakan produk yang tidak layak ekspor, sedangkan rentang bobot madidihang yang didaratkan kapal pancing
tonda berkisar 11-68 kg, hal tersebut disebabkan oleh tidak tersedianya ruang pemrosesan tuna sehingga pengamatan cacat hanya tertuju pada bobot yang
kurang dari 17 kg saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa mutu awal madidihang yang buruk tidak dapat diubah menjadi berkualitas baik walaupun ditangani dengan
penanganan yang sangat baik. P
p 1,33 0,27
d hatian menjadi kunci utama dalam penanganan madidihang. Pada Gambar 23
didaratkan kapal pancing tonda.
Ga l
p Keterangan :
CL batas tengah
UCL imit batas atas
LCL = ower Contro imit batas bawah
erdasarkan mbar 23, dapat dilihat bahwa produksi madidihang yang
didaratkan kapal pancing tonda masih berada dalam titik-titik pada setiap
oses belum m wati batas a
an ba
C perhitungan peta kendali np madidiha
segar, dapat at
Lam
tas komponen penang madidih
segar yang didaratkan
Peta kendali madidihang Thunnus albacares yang didaratkan kap
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5 5
LCL
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Jum lah cacat
No ulangan
CL UCL
Peta Kendali np
Madidihang
mbar 23 a
ancing tonda
= Center Limit = Upper Control L
L l L
B Ga
proses pengendalian, karena pr
ele tas d
batas wah. ontoh
ng dilih
pada piran 9.
anan ang
7 Stabili
kapal pancing tonda Penanganan yang diterapkan kapal pancing tonda termasuk baik, namun
memiliki beberapa kendala yang membuat menurunnya mutu hasil tangkapan. Penurunan mutu bisa terjadi saat penanganan di laut, sewaktu ikan ditangkap dan
diangkat ke atas kapal, ikan menggelepar dengan hebat dan tidak segera dimatikan sehingga proses kejang pada ikan rigormortis dapat terjadi dengan singkat dan
hal ini tidak baik untuk mutu ikan. Penurunan mutu dapat terjadi saat penyusunan es dan ikan, hubungan waktu dengan kegiatan pembongkaran juga dapat memberi
pengaruh terhadap mutu madidihang. Untuk mengetahui Penanganan madidihang
at pada diagram sebab akibat pada halaman ampiran 12 dan 13.
Nelayan Nelayan pancing tonda di PPN Palabuhanratu beroperasi sekitar rumpon
laut dalam yang telah dipasang sebelumnya, nelayan pancing tonda berjumlah 3-6 orang. Satu orang juru masak merangkap pemancing, satu
orang juru mudi, dan sisanya sebagai pemancing sekaligus pencari tanda- tanda keberadaan ikan. Kemampuan nelayan dalam penanganan madidihang
di atas kapal tidak terlepas dari pengetahuan nelayan yang didapatkan dari pengalaman selama bertahun-tahun melaut di kapal pancing tonda.
2 Metode penanganan
Metode penanganan madidihang di laut merupakan tahapan awal dalam mempertahankan mutu madidihang untuk tahapan berikutnya. Penanganan
embuang insang, isi perut, dan mengeluarkan darah, dari bekas darah yang menempel
susun di dalam palka ngan baik. Sesampainya di darat
madidihang dapat dibongkar pada waktu pagi sampai menjelang malam. P
an madidihang ke dalam mobil boks berpendingin untuk didistribusikan ke
g tonda. segar yang dilakukan saat di kapal dan pelabuhan dapat dilihat dari beberapa
faktor penting, yaitu: nelayan, metode penanganan, lingkungan, material, dan sarana yang digunakan saat penanganan. Faktor-faktor penting yang terdapat
dalam penanganan dapat dilih L
1
di laut dimulai saat ikan diangkat dari air, mematikan ikan dengan balok kayumartilalat tusuk spike pada bagian kepala madidihang, lalu
dilanjutkan dengan m setelah selesai tubuh madidihang dicuci
pada tubuh madidihang. Langkah selanjutnya ikan di berisikan es curah dan disusun de
embongkaran dapat dilakukan dengan dua orang untuk mengangkat madidihang ke darat, lalu es dikeluarkan dari insang dan dilakukan
pembasuhan dengan air bersih pada tubuh madidihang. Langkah selanjutnya madidihang ditimbang dan diukur panjangnya, lalu memindahk
Jakarta. Pada Gambar 24 disajikan diagram alir penanganan madidihang segar pada kapal pancin
adidihang segar pada kapal pancing tonda.
Penanganan di kapal Madidihang ditarik dari air
dengan menggunakan ganco Madidihang yang hidup segera dimatikan dengan
balok atau menusuk bagian tengah antara kedua mata
Gambar 24 Diagram alir penanganan m 3 Lingkungan
Palka kapal pancing tonda bersuhu 3-0
o
C merupakan suhu penyimpanan madidihang saat di laut, namun suhu akan berubah saat perpindahan
madidihang dari palka menuju darat yang suhunya tidak sama dengan suhu palka, suhu di darat biasanya 25
o
C jika diasumsikan dengan suhu ruangan yang mana suhunya dapat berubah-ubah karena terjadinya perubahan
musim, seperti musim kemarau dan musim hujan, sehingga saat memindahkan madidihang dari palka menuju darat harus dilakukan dengan
cepat dan harus didinginkan kembali menggunakan es saat dimasukkan ke dalam boks mobil berpendingin.
Madidihang disiangi dan dibuang isi perut lalu dicuci dengan air laut
Madidihang disimpan dalam penyimpanan sementara palka berisikan es yang bersuhu
3-4
o
C Pembongkaran dipersiapkan seperti, es curah,
Penanganan di mobil boks berpendingin, lalu madidihang
diangkat dari palka Pembersihan tubuh madidihang dari sisa es
Penimbangan dan pengukuran panjang lalu pengisian es pada bagian insang dan diangkat ke dalam mobil boks
berpendingin pelabuhan
4
war untuk kebutuhan nelayan, dan saat pencucian menggunakan air laut.
5 Sarana Kapal pancing tonda merupakan kapal yang berukuran sekitar 10 GT, kapal
pancing tonda biasanya memiliki 3 palka, dua digunakan untuk madidihang dan satu palka cadangan d
5.2 Pembahasan .2.1 Trend produksi madidihang d