Penanganan madidihang pada kapal panc 1

mengunci mulut madidihang, plastik kemasan, sejumlah balok es yang kemudian dihancurkan menjadi es curah, perbandingan es yang digunakan adalah empat es untuk satu tuk melindungi madidihang dari sin Sarana Sarana yang digunakan dalam pen a adalah palka, palka dilengkapi refrigera an air laut. Volume palka yang besar san an ikan dalam jumlah besar, kebersihan palka juga perlu diperhatikan, lalu penggunaan conveyor untuk memin ke darat. Alat penyedot air sangat berguna saat melakukan persiapan pembongkaran karena sejumlah air dalam palka h emudahkan pembongkaran, lalu mobil boks portasi didatangkan.

5.1.3 Penanganan madidihang pada kapal panc 1

Penanganan madidihang di kapal pancing tonda tidak jauh berbeda dengan masing- tonda m pancing ton yang dapat m kapal pancing tonda tidak m pendingin m madidihang. Adapun syarat penggunaan es harus mengikuti Keputusan Direktur Jenderal p Nomor: 264DPT.0PI.540.S4I09, yaitu: terbuat dari airair tidak ikan. ekor madidihang, pemasangan terpal un ar matahari. 5 anganan madidihang diantarany tor yang digunakan untuk mendingink gat mendukung dalam penyimpan dahkan madidihang dari kapal arus dikeluarkan agar m berpendingin sebagai sarana trans ing tonda Penanganan madidihang di kapal pancing tonda penanganan di kapal long line jika dilihat dari segi konsep yang diterapkan pada masing kapal yaitu penanganan suhu rendah. Namun pada kapal pancing emiliki perbedaan, yaitu dalam penyimpananan hasil tangkapan. Kapal da memiliki 2-3 palka dengan dimensi palka 1 x 1,2 x 1,5 m 3 pxlxt enampung madidihang sebanyak 20-70 kg pada tiap palka. Palka enggunakan refrigerator dan air laut sebagai elainkan menggunakan es curah sebagai media pendingin Perikanan Tangka laut yang memenuhi persyaratan, ditangani sesuai dengan persyaratan sanitasi, digunakan kembali untuk ikan lain, pasokan es jumlahnya mencukupi untuk kiri d 15, umpa layan tting dilakukan kecepatan kapal berkisar 1-2 knot. Penanganan mulai dilakukan saat madidihang diangkat dari air, pada saat adidihang ada ung kapal maka ABK emu al pancing tonda memiliki tempat yang terbatas untuk penanganan adid hang yang dapat kehilangan kelembaban dan menguapnya air dari daging ecara bertahap jika terpapar terlalu lama. Langkah selanjutnya adalah ema tubuh ikan Pada saat penangkapan dilakukan, ABK meletakkan pancing tonda di sisi an kanan kapal pada kayu yang telah dibuat khusus disebut taber Lampiran kemudian alat bantu penangkapan seperti layangan diterbangkan dimana n telah diikatkan terlebih dahulu pada tali pancingan lalu disambung pada gan, selama se diangkat dari air perlakuan yang dilakukan untuk mematikan m beberapa cara yaitu saat madidihang berada pada lamb m kul kepala madidihang dengan balok kayu atau martil sampai mati atau diangkat dari air sampai dek lalu madidihang ditusuk pada bagian kepala tepatnya bagian lunak yang terdapat antara sisi kiri dan kanan mata madidihang. Setelah ikan mati sempurna ABK segera melakukan proses penyiangan dengan membuang insang, isi perut, telur, dan membersihkan ikan dari darah yang mengalir saat penyiangan. Penanganan akan terasa sulit saat pengangkatan madidihang memiliki ukuran yang besar lebih dari 50 kg dan dalam jumlah yang banyak 2-3 ekor, mengingat kap m ihang, sehingga terpaparnya madidihang di dek kapal dengan sinar matahari merupakan hal yang tidak dapat dihindari karena kapal pancing tonda tidak memiliki atap yang berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari, hujan, dan cuaca yang tidak menentu, sehingga dapat mempengaruhi kualitas terutama kulit madidi s m sukkan es ke dalam tubuh madidihang dan memasukkan madidihang ke dalam palka, perbandingan es yang digunakan saat ikan berada di palka adalah tiga balok es telah dihancurkan untuk satu madidihang. Penyusunan es untuk madidihang perlu diperhatikan agar kalor yang mengalir pada tubuh madidihang dapat dikurangi dan menjaga suhu tetap turun. Penaburan es harus mengelilingi seluruh tubuh madidihang dari kepala sampai ekor dan diikuti dengan penyusunan madidihang lainnya. Sistem pembuangan sisa es yang mencair pada bagian dasar palka harus bekerja dengan ampai menjelang malam. Tidak banyak hal yang akan n di palabuhanratu, dan ke darat, lalu membuang sisa es yang ada di bagian baik, agar sisa es dapat terbuang keluar palka dan tidak menggenangi madidihang yang berada di dasar palka. 2 Penanganan madidihang di PPN Palabuhanratu Pendaratan hasil tangkapan pancing tonda seperti madidihang biasanya dilakukan pada waktu pagi s dikerjakan ABK kapal pancing tonda, mereka lebih cenderung beristirahat menunggu instruksi pembongkaran. Waktu kedatangan dan pendaratan ikan ke pelabuhan telah diberitahukan sebelumnya pada petugas pelabuhan bagian pencatatan hasil tangkapan untuk memudahkan melakukan pencatatan. Pada saat pembongkaran belum dilakukan, ABK kapal mengecek kembali kondisi madidihang di dalam palka dan es yang digunakan. Pembongkaran yang dilakukan saat pagi hari dan waktu malam hari, terkadang dilakukan dengan seadanya saja, madidihang di pindahkan dari palka ke darat dan diletakkan di atas alas tanpa terpal, mengigat kondisi cuaca palabuhanratu saat itu yang tidak menentu dengan hujan dapat turun kapan saja sehingga dapat mempengaruhi mutu madidihang. Terdapat kerusakan fisik seperti hancurnya kornea mata pada madidihang yang didaratka goresan sehingga mengurangi penilaian terhadap tampilan madidihang. Penanganan saat di darat pada hasil tangkapan pancing tonda tidaklah buruk namun kurang masimal. Adapun prosedur penanganan yang diterapkan kapal pancing tonda saat membongkar hasil tangkapannya adalah: 1 Menyiapkan es curah sesuai jumlah madidihang yang akan dibongkar, sementara itu mobil boks berpendingin didatangkan; 2 Madidihang diangkut insang hingga bersih; 3 Membasuh madidihang dengan air bersih dan mengelap tubuh madidihang dari kotoran yang menempel; 4 Menimbang bobot dan mengukur panjang madidihang; 5 Memasukkan es ke dalam insang dengan menggunakan bantuan alat; 6 Memasukkan madidihang ke dalam mobil boks yang sebelumnya telah dimasukkan es curah. Adapun proses penanganan madidihang yang diterapkan kapal pancing tonda disajikan pada Gambar 17 sampai 19. b Gambar 18 Penimbangan madidihang Gam ar 17 Tubuh madidihang dibasuh dengan lap yang telah dibasahi dengan air bersih Gambar 19 Es dimasukkan ke dalam bagian insang Penanganan yang dilakukan saat pembongkaran disajikan pada Gambar 20 diagram alir penanganan kapal pancing tonda. Es curah disiapkan dan mobil pengangkut Pembongkaran madidihang, sekaligus dilakukan pembersihan tubuh madidihang dari sisa es yang ada d an menghilangkan kotoran yang menempel Penimbangan dan pengukuran madidihang Pengisian es ke dalam insang madidihang agar menjaga kesabilan suhu Madidihang dipindahkan ke dalam mobil boks berpendingin dan disusun rapi Gambar 20 Diagram alir penanganan madidihang saat pembongkaran pada ka pal pancing tonda 3 Penampilan fisik madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda di PPN Pal Tampilan luar dari hasil tangkapan non budidaya seperti madidihang erup ngkapan kapal pancing tonda seperti m emiliki tampilan cukup baik pada mata dan warna kulit, n lit tidak begitu baik begitu juga oresan pada tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda masih lihat begitu jelas. Penggunaa ancing tonda dapat enyebabkan go ng melapisi tubuh adidihang dapat berisiko merusak dan menambah tekanan pada tubuh adidihang yang berada di bag jika pelapisan es disusun terlalu bal, sehingga kecermatan at menaburi es pada tubuh madidihang di dalam palka diharapkan dapat mengurangi kerusakan pada tubuh madidihang. 4 Kondisi madidihan l pancing tonda di PPN Palabuhanratu Berdasarkan hasil pe awancara dengan beberapa pihak terkait, seperti penguru tonda dan petugas pelabuhan, terdapat cacat pada sejum kan. Sejumlah madidihang dagin kurang kenyal, diikuti dengan warna daging coklat eme abuhanratu m akan hal yang penting dalam penilaian awal, diantaranya kesegaran, kelengkapan organ tubuh, adanya goresan atau tidak, dan lain-lain. Hasil ta adidihang m amun kecerahan ku g ter n es pada penanganan madidihang di kapal p resan pada tubuh madidihang. Es curah ya m m m ian bawah palka serta kehati-hatian sa te g yang didaratkan kapa ngamatan di lapangan dan w s kapal pancing lah madidihang yang didarat yang didaratkan tidak layak produksi karena masih dibawah standar bobot yang diberlakukan yaitu 17 kg. Pada pengamatan lainnya terdapat kondisi dimana g madidihang menjadi k rahan, kemudian warna daging yang memudar, serta terjadi kerusakan fisik yaitu rusaknya mata madidihang. Pada Tabel 10 terdapat beberapa tipe cacat berdasarkan bobot kurang dari 17 kg yang mendominasi dalam penanganan madidihang pada kapal pancing tonda. kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu cat fisik seperti mata rusak dapat disebabkan dari kesalahan dalam pada ikan yang berada pada posisi paling bawah dari palka. Cacat produksi seperti ambar 21 Diagram pareto madidihang Thunnus albacares yang didaratkan kapal pancing tonda madidihang adalah bobot ikan kurang dari 17 kg dengan jumlah 16 ekor serta Tabel 10 Proporsi tipe cacat dengan jumlah cacat madidihang yang didaratkan Sumber: Hasil wawancara yang telah diolah kembali Pada Tabel 10 terlihat bahwa mutu hasil tangkapan sudah menurun dan dapat dikatakan mengalami cacat produksi. Produksi hasil tangkapan yang mengalami ca Tipe cacat Jumlah cacat ekor Jumlah kumulatif Persentase cacat Persentase kumulatif Bobot kurang dari 17 kg 16 16 51,61 51,61 Daging kurang kenyal 6 22 19,35 70,97 Warna daging coklat kemerahan 4 26 12,90 83,87 Warna daging memudar 3 29 9,68 93,55 Mata ikan rusak 2 31 6,45 100 Jumlah 31 penyusunan ikan didalam palka dan tergerus dengan pecahan es, biasanya terjadi ini hanya terdapat pada hasil tangkapan pancing tonda, oleh karena itu penyusunan ikan di dalam palka harus diperhatikan lebih cermat. Pada Gambar 21 dapat dilihat diagram pareto madidihang pada kapal pancing tonda. 16 6 4 3 51.61 70.97 83.87 93.55 100 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Persentase kumulatif Jumlah cacat ekor 2 0.00 20.00 Bobot kurang dari 17 kg Daging kurang kenyal Warna daging coklat kemerahan Warna daging memudar Mata ikan rusak G Berdasarkan Gambar 21, tipe cacat yang mendominasi dalam penanganan proporsinya sebesar 51,61, dan diikuti dengan tekstur daging kurang kenyal dengan jumlah 6 ekor serta proporsinya sebesar 70,97. 5 oleptik adidihang yang didaratkan kapal adidihang yang dibongkar di PPN Palabuhanratu oleh kapal un terjadi beberapa kerusakan -rata memiliki nilai sebesar 7,65 dengan kisaran penilaian dari 7 sampai 9. Pada bagian tubuh madidihang seperti dinding perut rata-rata memiliki nilai 7,65 dengan kisaran penilaian dari 7 sampai 8. Untuk konsistensi dan kepadatan daging memiliki nilai yang baik dengan nilai 8, sedangkan bau yang tercium segar sehingga penilaian yang diberikan yaitu 8. Pada Gambar 22 akan disajikan pengamatan pada beberapa bagian tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda. tubuh madidihang yang rlihat setelah pembongkaran dilakukan. Bagian tubuh madidihang seperti mata Perubahan nilai organ m pancing tonda Kondisi m pancing tonda memiliki tampilan yang baik, nam akibat penanganan yang kurang baik. Salah satu parameter atau kriteria untuk menentukan kesegaran ikan dapat ditentukan dengan penentuan nilai organoleptik. Organoleptik adalah cara penilaian secara sensorik dengan pengamatan pada ikan secara langsung dan memberikan nilai berdasarkan ketentuan yang telah ada. Pengamatan di lapangan dapat dibantu dengan pengujian organoleptik yang menunjukkan bahwa penilaian pada mata, dinding perut, konsistensi, dan bau berada pada kondisi yang baik. Pada organ tubuh seperti mata rata Gambar 22 Tampilan beberapa bagian tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu, 1 mata, 2 dinding perut Berdasarkan Gambar 22, terlihat beberapa bagian 2. Dinding perut daging, dinding perut 1. Mata cerah kornea jernih dengan kondisi utuh te yang tidak begitu lama sekitar 3-4. Untuk dinding perut masih dalam keadaan Pada pengamatan di lapangan m ngkapan pancing tonda memiliki tampilan yang sangat baik pada mata. Pada kornea mata, hal tersebut tidak dim mu pada sebagian madidihang yang berada pada bagian paling bawah dari palka, terlihat jernih pada bagian kornea, hal tersebut disebabkan oleh penyimpanan baik dengan daging ikan yang masih utuh. Pengamatan organoleptik pada madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Pengamatan organoleptik pada beberapa bagian tubuh madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda di PPN Palabuhanratu Jenis ikan Sampel ke- Pengamatan Organoleptik Mata Dinding Konsistensi Bau perut Thunnus albacares Madidihang 1 8 8 8 8 2 8 8 8 8 3 8 7 8 8 4 8 7 8 8 5 8 8 8 8 6 9 7 8 8 7 8 8 8 8 8 8 7 8 8 9 8 7 8 8 10 7 8 8 8 11 8 7 8 8 12 7 7 8 8 13 8 8 8 8 14 9 8 8 8 15 8 8 8 8 16 9 8 8 8 17 8 8 8 8 18 9 8 8 8 19 7 8 8 8 20 7 8 8 8 Rata-rata 7,65 7,65 8 8 Kisaran 7-9 7-8 8 8 enunjukkan bahwa beberapa hasil ta bagian mata madidihang yang didaratkan terlihat jernih pada bagian pupil dan ilki oleh hasil tangkapan kapal long line karena se a hasil tangkapannya direndam di dalam air bersuhu -1,2 o C sampai 1,5 o C dan disimpan dalam waktu yang cukup lama sekitar 7-10 hari penyimpanan, sedangkan kapal pancing tonda meyimpan madidihang tidak begitu lama, berkisar 3-4 hari dengan suhu palka 3-4 o C. Namun efek penggunaan es dapat merugikan . baik sepe da bagian mata memiliki nilai yang menyebar dari 7 sa mata masih terjaga keasliannya pada beberapa madidihang yang didaratkan. Untuk dinding perut masih berada pada kondisi yang baik walaupun sudah dihilangkan bagian dalaman perut seperti, kandung telur, telur, dan isi perut, namun pada bagian ini sisik mudah terlepas dan kulit perut sedikit mudah mengelupas. Konsistensi sih baik, terlihat dari daya ungkit daging ikan saat tekan akan ke ali lagi dan tidak meninggalkan bekas jari. Bau ma segar karena penanganan suhu rendah dapat menetralkan bau serta menurunkan kerja bakteri pembusuk yang menyebabkan bau yang tidak sedap pada ikan. 6 Analisis fluktuasi mutu madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda Produksi madidihang yang diharapkan an berkesina menerus berhubungan dengan mu yang akan capai, yaitu d an pengen lian penanganan terhadap hasil tangkapan agar produksi dapat terus berjalan. Untuk m kah p uksi madidihang bera dalam proses pengendalian atau tidak, diperlukan parameter pengendalian, salah satunya yaitu peta kendali np. Peta kendali np adalah peta kendali yang digunakan untuk memantau jumlah ketidaksesuaian yang dihasilkan dari suatu proses. Untuk menganilisisnya, dilakukan pengamatan langsung pada proses pendaratan madidihang, kem ian mencatat jumlah tuna yang tidak layak ekspor. Dari pengam n diperole ata seperti disajikan pada Tabel 12. penyusunan yang kurang baik akan menambah tekanan sehingga dapat memberikan efek rusak pada bagian lunak pada tubuh madidihang seperti mata Berdasarkan Tabel 11, terlihat beberapa bagian tubuh serta pencitraan yang rti konstistensi elastisitas dan bau yang baik. Pa mpai dengan 9, tampilan ma di mb sih ak mbungan dan terus tu di eng da engetahui apa rod da ud ata h d abel 12 Perbandingan jumlah madidihang yang tidak layak ekspor dengan enanganan yang baik menjadi hal yang harus ipahami setiap ABK kapal pancing tonda, kecepatan, kebersihan, dan kehati- disajikan peta kendali madidihang berdasarkan bobot kurang dari 17 kg yang T beberapa batasan pengedalian yang didaratkan kapal pancing tonda No ulangan Jumlah Sampel Jumlah Cacat Proporsi CL UCL LCL 1 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 2 5 2 0,4 1,33 4,33 -1,63 3 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 4 5 2 0,4 1,33 4,33 -1,63 5 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 6 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 7 5 2 0,4 1,33 4,33 -1,63 8 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 9 5 2 0,4 1,33 4,33 -1,63 10 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 11 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 12 5 1 0,2 1,33 4,33 -1,63 Total 60 16 pengamatan didasarkan pada bobot madidihang yang kurang dari 17 kg, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelabuhan menjelaskan bahwa madidihang dengan bobot kurang dari 17 kg merupakan produk yang tidak layak ekspor, sedangkan rentang bobot madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda berkisar 11-68 kg, hal tersebut disebabkan oleh tidak tersedianya ruang pemrosesan tuna sehingga pengamatan cacat hanya tertuju pada bobot yang kurang dari 17 kg saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa mutu awal madidihang yang buruk tidak dapat diubah menjadi berkualitas baik walaupun ditangani dengan penanganan yang sangat baik. P p 1,33 0,27 d hatian menjadi kunci utama dalam penanganan madidihang. Pada Gambar 23 didaratkan kapal pancing tonda. Ga l p Keterangan : CL batas tengah UCL imit batas atas LCL = ower Contro imit batas bawah erdasarkan mbar 23, dapat dilihat bahwa produksi madidihang yang didaratkan kapal pancing tonda masih berada dalam titik-titik pada setiap oses belum m wati batas a an ba C perhitungan peta kendali np madidiha segar, dapat at Lam tas komponen penang madidih segar yang didaratkan Peta kendali madidihang Thunnus albacares yang didaratkan kap 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 LCL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jum lah cacat No ulangan CL UCL Peta Kendali np Madidihang mbar 23 a ancing tonda = Center Limit = Upper Control L L l L B Ga proses pengendalian, karena pr ele tas d batas wah. ontoh ng dilih pada piran 9. anan ang 7 Stabili kapal pancing tonda Penanganan yang diterapkan kapal pancing tonda termasuk baik, namun memiliki beberapa kendala yang membuat menurunnya mutu hasil tangkapan. Penurunan mutu bisa terjadi saat penanganan di laut, sewaktu ikan ditangkap dan diangkat ke atas kapal, ikan menggelepar dengan hebat dan tidak segera dimatikan sehingga proses kejang pada ikan rigormortis dapat terjadi dengan singkat dan hal ini tidak baik untuk mutu ikan. Penurunan mutu dapat terjadi saat penyusunan es dan ikan, hubungan waktu dengan kegiatan pembongkaran juga dapat memberi pengaruh terhadap mutu madidihang. Untuk mengetahui Penanganan madidihang at pada diagram sebab akibat pada halaman ampiran 12 dan 13. Nelayan Nelayan pancing tonda di PPN Palabuhanratu beroperasi sekitar rumpon laut dalam yang telah dipasang sebelumnya, nelayan pancing tonda berjumlah 3-6 orang. Satu orang juru masak merangkap pemancing, satu orang juru mudi, dan sisanya sebagai pemancing sekaligus pencari tanda- tanda keberadaan ikan. Kemampuan nelayan dalam penanganan madidihang di atas kapal tidak terlepas dari pengetahuan nelayan yang didapatkan dari pengalaman selama bertahun-tahun melaut di kapal pancing tonda. 2 Metode penanganan Metode penanganan madidihang di laut merupakan tahapan awal dalam mempertahankan mutu madidihang untuk tahapan berikutnya. Penanganan embuang insang, isi perut, dan mengeluarkan darah, dari bekas darah yang menempel susun di dalam palka ngan baik. Sesampainya di darat madidihang dapat dibongkar pada waktu pagi sampai menjelang malam. P an madidihang ke dalam mobil boks berpendingin untuk didistribusikan ke g tonda. segar yang dilakukan saat di kapal dan pelabuhan dapat dilihat dari beberapa faktor penting, yaitu: nelayan, metode penanganan, lingkungan, material, dan sarana yang digunakan saat penanganan. Faktor-faktor penting yang terdapat dalam penanganan dapat dilih L 1 di laut dimulai saat ikan diangkat dari air, mematikan ikan dengan balok kayumartilalat tusuk spike pada bagian kepala madidihang, lalu dilanjutkan dengan m setelah selesai tubuh madidihang dicuci pada tubuh madidihang. Langkah selanjutnya ikan di berisikan es curah dan disusun de embongkaran dapat dilakukan dengan dua orang untuk mengangkat madidihang ke darat, lalu es dikeluarkan dari insang dan dilakukan pembasuhan dengan air bersih pada tubuh madidihang. Langkah selanjutnya madidihang ditimbang dan diukur panjangnya, lalu memindahk Jakarta. Pada Gambar 24 disajikan diagram alir penanganan madidihang segar pada kapal pancin adidihang segar pada kapal pancing tonda. Penanganan di kapal Madidihang ditarik dari air dengan menggunakan ganco Madidihang yang hidup segera dimatikan dengan balok atau menusuk bagian tengah antara kedua mata Gambar 24 Diagram alir penanganan m 3 Lingkungan Palka kapal pancing tonda bersuhu 3-0 o C merupakan suhu penyimpanan madidihang saat di laut, namun suhu akan berubah saat perpindahan madidihang dari palka menuju darat yang suhunya tidak sama dengan suhu palka, suhu di darat biasanya 25 o C jika diasumsikan dengan suhu ruangan yang mana suhunya dapat berubah-ubah karena terjadinya perubahan musim, seperti musim kemarau dan musim hujan, sehingga saat memindahkan madidihang dari palka menuju darat harus dilakukan dengan cepat dan harus didinginkan kembali menggunakan es saat dimasukkan ke dalam boks mobil berpendingin. Madidihang disiangi dan dibuang isi perut lalu dicuci dengan air laut Madidihang disimpan dalam penyimpanan sementara palka berisikan es yang bersuhu 3-4 o C Pembongkaran dipersiapkan seperti, es curah, Penanganan di mobil boks berpendingin, lalu madidihang diangkat dari palka Pembersihan tubuh madidihang dari sisa es Penimbangan dan pengukuran panjang lalu pengisian es pada bagian insang dan diangkat ke dalam mobil boks berpendingin pelabuhan 4 war untuk kebutuhan nelayan, dan saat pencucian menggunakan air laut. 5 Sarana Kapal pancing tonda merupakan kapal yang berukuran sekitar 10 GT, kapal pancing tonda biasanya memiliki 3 palka, dua digunakan untuk madidihang dan satu palka cadangan d

5.2 Pembahasan .2.1 Trend produksi madidihang d