Kapal long line 1 Deskripsi

Penangkapan besar-besaran tidak dapat dihindari oleh kapal-kapal penangkap madidihang baik dari ukuran 10 GT maupun kapal yang berukuran 250 GT. PPN Palabuhanratu memiliki dua kapal penangkap utama ikan tuna sirip kuning madidihang, yaitu kapal long line dan kapal pancing tonda. Kedua kapal tersebut sangat mendominasi dalam mendaratkan hasil tangkapan seperti madidihang ke PPN Palabuhanratu.

2.4.1 Kapal long line 1 Deskripsi

kapal long line Menurut Partosuwiryo 2008 kapal rawai tuna atau kapal long line adalah kapal yang dipergunakan untuk menangkap ikan tuna menggunakan pancing Lampiran 4, seperti ikan tuna sirip kuning, tuna mata besar, marlin, albakor, tuna sirip biru, dan ikan layaran. Pengoperasian kapal long line dilakukan di daerah perairan laut yang dalam dan lepas pantai atau samudera lautan lepas, selain melakukan kegiatan penangkapan, kapal rawai tuna juga berfungsi sebagai kapal pengangkut ikan. Pengoperasian kapal long line berlangsung kurang lebih selama 40-70 hari operasi atau lebih sehingga kapal long line memerlukan fasilitas anak kapal ruang akomodasi. Dalam rancang bangunan kapal ruang akomodasi. Dalam rancang bangun kapal long line terdapat ruang gudang peralatan boatsman store di bagian haluan kapal, ruang akomodasi anak kapal di bagian buritan, dan ruang penanganan hasil tangkapan ikan di bagian tengah kapal. Kapal long line dilengkapi dengan ruang pendingin atau penyimpan ikan bersuhu mencapai – 60 o C untuk menjamin kesegaran ikan dalam periode waktu yang cukup lama. Ukuran kapal-kapal rawai tuna yang beroperasi di daerah perkapan perairan laut Indonesia berkisar 100-250 GT Partosuwiryo, 2008. Pada bagian kanan depan terdapat line hauler dan jembatan bertangga untuk memudahkan pengangkatan ikan ke atas. Setelah penarikan gulungan tali ditempatkan pada dek bagian muka bersama pelampung. Meja ikan hasil tangkapan diletakkan pada bagian buritan dimana tali dipasang Fyson, 1985. 2 Umpan dan alat tangkap Sebelum kegiatan penangkapan dimulai yang perlu diperhatikan ialah adanya umpan. Umpan ini terdiri dari ikan-ikan berukuran sekitar 15 cm atau kadang lebih, seperti lemuru Sardinella longicep, belanak Mullet, layang Decapterus spp, kembung Rastrelliger spp, bandeng Chanos-chanos, Pasifik Saury Cololabis saira. Untuk umpan-umpan yang baik umumnya bercirikan penampang bulat atau gilik dan memiliki warna mengkilat menarik Subani Barus, 1989. Menurut Partosuwiryo, 2008 bagian-bagian alat tangkap kapal long line secara umum Lampiran 6 adalah sebagai berikut : 1 Tali utama Tali utama adalah tempat bergantungnya tali cabang. Tali utama harus dibuat dari bahan yang kuat. Biasanya dipergunakan kuralon atau kremon dengan ukuran garis tengah 8 mm. Tali utama pada tiap-tiap pancing untuk rawai besar merupakan tali tersendiri yang nantinya disambung-sambung. Pada rawai kecil, panjang satu tali utama dapat mencapai ratusan meter. Batas antartali cabang dapat dibuat simpul kupu-kupu sebagai tempat bergantungnya tiap-tiap tali cabang. Pada rawai besar satu tali utama hanya berisi satu pancing, sedangkan pada rawai kecil, satu tali utama dapat berisi berpuluh-puluh tali pancang pancing. 2 Tali cabang Panjang tali cabang tidak boleh dari setengah kali panjang tali utama atau jarak antara tali cabang yang menggantung pada tali utama. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi saling kait kekusutan antar tali cabang. 3 Pancing Ukuran pancing yang digunakan adalah pancing nomor 04, 05, dan 06 untuk rawai kecil, sedang rawai besar digunakan pancing nomor 01-03. Pancing terbuat dari baja dan dilapisi timah putih. 4 Tali pelampung Panjang tali pelampung disesuaikan dengan kedalaman yang diinginkan selama operasi. Pada rawai besar yang operasinya di lapisan permukaan, panjang tali pelampung kurang lebih 15-30 m. Pada rawai yang dioperasikan di lapisan dasar, biasanya digunakan rawai kecil, panjang tali pelampunya disesuaikan dengan kedalaman perairan tempat rawai tersebut dioperasikan. 5 Pelampung Bahan pelampung yang baik terbuat dari bola kaca, oleh karena itu biasanya disebut pelampung kaca atau glass buoy. Bahan pelampung lain yang digunakan, yaitu pelampung berbahan polyethylene PE. Ukuran garis tengah untuk pelampung kaca 30-35 cm dan tebal kaca 5-7 mm. 6 Tiang bendera Pada pelampung umunya diikatkan bendera yang berwarna kontras dengan keadaan di laut biasanya merah untuk mengetahui keberadaan pelapung diperairan setelah rawai dioperasikan. Untuk mengikatkan bendera tersebut diperluklan tiang, umunya dari bambu sehingga sering disebut tiang bendera atau bamboo pole. Panjang tiang bendera kurang lebih 5-7 m dengan ukuran garis tengah pada pangkal bambu 3-3,5 cm. Bendera diikatkan pada ujung bambu. 7 Kili-kili Pemasangan kili-kili swivel pada rawai adalah suatu keharusan. Hal tersebut bertujuan agar tali utama maupun rangkaian tali cabang tidak membelit kusut. Fungsi kili-kili sebagai pemberat dan tali cabang tidak mudah putus. 8 Pemberat Pemberat dipasang pada bagian bawah tiang bendera. Tujuan pemasangan pemberat agar bendera dan pelampung tanda dapat berdiri tegak karena mengimbangi gaya apung yang ada. 3 Metode penangkapan 1 Pelepasan rawai Sebelum melakukan operasi penangkapan, seluruh perlengkapan harus dipersiapkan. Basket-basket diatur dengan rapi dan ditempatkan sedemikian rupa, begitu juga pelampung, bendera, umpan, dan perlengkapan lain. Umumnya, satu set rawai disebut dengan satu basket. Istilah basket telah menjadi istilah umum alat penangkapan menggunakan rawai yang menyatakan jumlah rawai satu set dengan jumlah pancing tertentu. Kata basket dapat pula berarti keranjang, hal tersebut mungkin karena setelah opersai selesai, rawai digulung dan diangkat, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang. Tiap-tiap set diikat sehingga satu ikatan rawai disebut satu basket Partosuwiryo, 2008. Setelah persiapan selesai, langkah selanjutnya adalah Anak Buah Kapal ABK mengambil posisi masing-masing sesuai dengan tugasnya, sementara itu kecepatan kapal dikurangi 3-4 miljam, lalu diikuti dengan pelepasan pancing. Secara garis besar kegiatan pelepasan pancing adalah sebagai berikut : mula-mula pelampung dan tiang bendera dilepas beserta tali pelampungnya, kemudian tali utama dan akhirnya tali cabang yang diikuti mata pancing yang telah diberi umpan. Tali utama tersebut kemudian dilepas dan begitu seterusnya sampai yang terakhir untuk disambungkan dengan satuan rawai berikutnya melalui tali sepotong Subani Barus, 1989. 2 Penarikan rawai Penarikan rawai dilakukan 5-6 jam kemudian setelah pelepasan pancing. Biasanya dimulai jam 12.00 dan selesai menjelang matahari terbenam. Penarikan pancing dilakukan dari bagian depan kapal dengan bantuan alat penarik line hauler dalam melakukan penarikan ini dibagi juga menjadi beberapa kegiatan seperti halnya pada waktu pelepasan dan merupakan suatu sistem yang satu dengan lainnya berkaitan erat dan seirama. Secara garis besar kegiatan penarikan pancing secara berurut dimulai dari tiang bendera, pelampung, tali pelampung serta pemberat diangkat ke atas geladak kapal, lalu tali utama, tali cabang, beserta mata pancing dan begitu seterusnya sampai keseluruhan satuan pancing terangkat ke atas geladak kapal. Pada mata pancing ada ikan yang tertangkap, pengambilan ikan ke geladak kapal biasanya dilakukan oleh tiga orang, tergantung besar kecilnya ikan yang tertangkap Subani Barus, 1989.

2.4.2 Kapal pancing tonda 1