Klasifikasi dan deskripsi Habitat dan daerah penyebaran

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Umum Madidihang Thunnus albacares

2.1.1 Klasifikasi dan deskripsi

Ikan tuna sirip kuning atau madidihang Thunnus albacares merupakan ikan pengembara samudera, mengarungi samudera dengan bergerombol. Madidihang merupakan perenang cepat karena bentuk tubuhnya yang dinamis. Madidihang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Gambar 1 Ikan tuna sirip kuning Thunnus albacares Menurut Ditjen 1990 ikan tuna sirip kuning atau madidihang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Famili : Scombridae Genus : Thunnus Spesies : Thunnus albacares Madidihang memiliki ciri-ciri yaitu bentuk badan yang memanjang, bulat seperti cerutu. Tapisan insang 26-34 pada busur insang pertama. Memiliki dua cupinglidah di antara kedua sirip perutnya. Jari-jari keras sirip punggung pertama 13-14, dan 14 jari-jari lemah pada sirip punggung kedua, diikuti 8-10 jari sirip tambahan. Kemudian sirip dubur berjari-jari lemah 14-15, lalu 7-10 jari-jari sirip tambahan. Satu lunas kuat pada batang sirip ekor diapit dua lunas kecil pada Sumber: www.sbjfishing.wordpress.com ujungnya. Untuk jenis-jenis dewasa, sirip punggung kedua dan dubur tumbuh sangat panjang, sirip dada cukup panjang. Badan bersisik kecil-kecil, korselet jalur sisik khusus yang mengelilingi badan di daerah sekitar sirip dada bersisik agak besar tetapi tidak nyata. Termasuk ikan buas, predator, karnivor, dapat mencapai 195 cm, umumnya 50-150 cm, hidup bergerombol kecil Ditjen, 1990. Warna tubuh madidihang bagian atas berpadu antara hitam dan keabu- abuan, kuning perak pada bagian bawah, sirip-sirip punggung, perut. Sirip tambahan kuning cerah berpinggiran gelap. Pada perut terdapat kurang lebih 20 garis putus-putus warna putih pucat melintang Ditjen,1990.

2.1.2 Habitat dan daerah penyebaran

Setiap jenis ikan tuna mempunyai kebiasaankesukaan pada suhu air laut yang berbeda-beda, sehingga untuk menentukan daerah penangkapan tuna harus disesuaikan dengan suhu air sesuai dengan jenis ikan tuna yang akan ditangkap, sedangkan madidihang menyukai suhu perairan yang hangat seperti laut tropis Partosuwiryo, 2008. Beberapa jenis tuna lainnya seperti bluefin sering dijumpai pada laut subtropis dan laut dengan suhu seperti di Samudera Pasifik Utara dan Samudera Atlantik Utara, sedangkan daerah ruaya bluefin biasanya melalui Samudera Atlantik. Pada bigeye banyak ditemukan pada perairan bersuhu hangat di Atlantik dan Samudera Pasifik. Ikan tuna jenis ini memiliki sifat begerombol, ikan pelagis besar, diperkirakan spesies ini pada musim migrasi dapat melakukan perjalanan yang panjang untuk mencapai tempat yang cocok untuk makan dan berkembang biak. Gerombolan bigeye biasanya berenang pada lautan dalam pada siang hari, sedangkan gerombolan madidihang, bluefin, dan jenis tuna lainnya berenang pada permukaan perairan tepatnya pada perairan bersuhu hangat Schultz, 2004. Menurut Laevastu 1981, daerah penangkapan tuna yang baik terdapat pada samudera di sekitar garis khatulistiwa dengan kondisi laut yang memiliki pergolakan arus dari bawah laut menuju permukaan dimana banyak membawa makanan untuk ikan-ikan kecil. Pada Gambar 2 akan disajikan hubungan antara suhu air laut o C dengan suhu adaptasi beberapa jenis tuna. Keterangan : = Suhu o C penyebaran = Suhu o C penangkapan = Suhu o C optimum untuk penangkapan Gambar 2 Hubungan suhu air laut dengan suhu adaptasi beberapa jenis tuna Penyebaran madidihang di Indonesia sendiri terletak pada bagian barat Samudera Pasifik Tengah, Laut Banda, kemudian Laut Sulawesi, Samudera Indonesia, lalu Selat Sunda, Laut Maluku, Barat Sumatera, dan Samudera Hindia Ditjen,1990.

2.2 Sifat Alami Madidihang Segar