60
dihasilkan bila dibandingkan dengan Gambar 39 memiliki tingkat ketajaman yang lebih baik, khususnya pada daerah yang berbingkai hitam, walaupun tidak terlihat
secara jelas. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penambahan subflow Noisy Trace Editing yang merubah kembali sinyal yang telah di-edit dan telah di spike
kebentuk semula dengan menggunkan metode despike. Seperti yang telah dijelaskan oleh Sukmono 2008, teknik pemrosesan yang terlalu menonjolkan
kontinuitas rekaman dapat menyulitkan intepretasi. Salah satu pemrosesan tersebut adalah spike.
Gambar 40. Penampang Seismik Flow Precon Line AB TWT. Bingkai hitam menunjukkan horizon seismik yang lebih
baik daripada bingkai hitam pada Gambar 39.
4.8. Perbandingan Hasil Pemrosesan Data
4.8.1. Single channel
Single channel yang dimaksud adalah trace seismik tunggal yang diambil dari tiap-tiap CDP pada metode seismik refleksi multi channel. Jadi, single
channel yang dimaksud bukan merupakan metode seismik refleksi single channel. Gambar 61 menunjukkan penampang seismik pada single channel yaitu
pada channel 1 di line AB. Penampang seismik single channel merupakan sinyal
61
seismik yang belum mengalami tahap pemrosesan. Penampang seismik yang dihasilkan tidak dapat mengambarkan kondisi geologi dengan baik dan benar,
sehingga pada Gambar 41 tidak dapat dilakukan kegiatan intepretasi seismik.
Gambar 41. Penampang Seismik Single Channel Channel 1 Line AB TWT
Gambar 42 menunjukkan penampang seismik pada channel 120 channel akhir. Kondisi penampang pada single channel tersebut memiliki kondisi yang
sama, namun sesungguhnya terdapat perbedaan yang signifikan, yaitu pada waktu kedatangan sinyal seismik. Pada channel 1 kedatangan sinyal seismik mulai pada
waktu ± 5.500 ms TWT, sedangkan pada channel 120 kedatangan sinyal seismik mulai pada waktu ± 5.600 ms TWT. Perbedaan waktu ini disebabkan karena
adanya perbedaan jarak offset antara airgun dan receiver. Jarak offset channel 120 lebih jauh daripada jarak offset channel 1, sehingga waktu kedatangan sinyal
pantulan pada chanel 120 lebih lama dibandingkan pada channel 1. Perbedaan lain terletak pada ketajaman gambar. Gambar 42 memiliki
ketajaman gambar yang lebih baik dari pada Gambar 41, hal ini disebabkan karena pada channel 1 banyak mendapat pengaruh noise yang berasal dari mesin
kapal. Sedangkan channel 120 yang berada jauh dari kapal tidak banyak
62
memperoleh noise yang berasal dari kapal sehingga menghasilkan gambar yang lebih tajam, karena memiliki rasio sinyal dan noise yang besar.
Gambar 42. Penampang Seismik Single Channel Channel 120 Line AB TWT
4.8.2. Prestacking Migration dan Poststack Migration
Proses Prestack Migration melakukan proses migrasi yang dilakukan terlebih dulu sebelum melakukan proses stacking. Prestack Migration diterapkan
untuk menghindari distorsi amplitudo yang disebabkan oleh CMP dan moveout yang tidak hiperbolik Yadav, 2011. Gambar 43 a merupakan kondisi seismik
yang dihasilkan dari proses Prestack Migration. Berbeda dengan Prestack Migration, proses Poststack Migration
melakukan proses stacking terlebih dulu sebelum melakukan proses migrasi. Kualitas gambar hasil pengolahan Prestack Migration lebih baik dari pada
kualitas pengolahan Poststack Migration. Hal ini disebabkan karena ketika kondisi sub permukaan dan velositas kompleks, peristiwa refleksi tidak hiperbolik
dan proses stacking tidak bekerja dengan baik. Sehingga Poststack Migration tidak memberikan hasil yang baik Yadav, 2011. Gambar 43 b merupakan
penampang seismik yang dihasilkan dari proses Poststack Migration. Bila
63
dibandingkan dengan Gambar 43 a, Gambar 43 b memiliki kualitas yang lebih rendah. Perbedaan kualitas ini akan semakin terlihat pada daerah yang diberi
bingkai hitam.
a
b Gambar 43. Penampang Seismik Flow a Prestack Migration b Poststack
Migration Line AB TWT. Daerah yang berbingkai hitam merupakan daerah yang paling menunjukkan perbedaan kondisi
geologi dan velositas yang kompleks. Bingkai hitam pada pemrosesan Prestack Migration menunjukkan kondisi geologi
yang lebih baik dari pada daerah yang berbingkai hitam pada pemrosesan Poststack Migration
64
Pada Gambar 43 a dan Gambar 43 b khususnya pada daerah yang diberi tanda kurung kurawal merupakan daerah yang telah di muting. Bandingkan
dengan Gambar 40 yang belum mengalami proses muting. Daerah yang telah di muting memberikan citraan yang lebih baik bila dibandingkan dengan penampang
seismik yang belum di-muting. Akan tetapi, proses muting hanya mempengaruhi hasil pencitraan saja dan tidak mempengaruhi dalam pemrosesan sinyal seismik
yang bertujuan untuk meningkatkan rasio sinyal terhadap noise. Berdasarkan fungsinya, migrasi berfungsi untuk memindahkan energi
refleksi dari posisi yang terlihat kepada posisi yang sebenarnya Talagapu, 2005. Sedangkan stacking merupakan proses yang menggabungkan dua atau lebih trace
menjadi satu trace Yadav, 2011. Sehingga hasil yang lebih baik akan diperoleh pada proses prestack migrasi karena proses pembenaran dilakukan terlebih dahulu
sebelun trace – trace disatukan. Manfaat dari migrasi dapat dilihat pada
penampang seismik dengan membandingkan Gambar 43 a dan Gambar 43 b dengan Gambar 40. Pada Gambar 40 banyak terdapat bow tie sedangkan pada
Gambar 43 a dan Gambar 43 b peristiwa bow tie sudah tidak terlihat lagi. Hal ini disebabkan karena pada Gambar 43 a dan Gambar 43 b sudah dilakukan
proses migrasi. Gambar 43 a dan Gambar 43 b merupakan penampang seismik yang telah dikonversi dari satuan time TWT menjadi depth TWT pada sumbu
Y, sedangkan sumbu X menyatakan nilai CDP. Hasil pengolahan seismik Prestack Migration dan Poststack Migration
yang dilakukan oleh BPPT pada daerah line AB juga menghasilkan penampang yang sama dengan penampang seismik yang diolah pada penelitian ini. Dimana,
penampang seismik Prestack Migration memiliki hasil yang lebih baik daripada
65
penampang seismik Poststack Migration. Perbedaan hasil terlihat jelas pada daerah yang berbingkai hitam. Gambar 44 a dan 44 b menunjukkan
penampang seismik Prestack Migration dan Poststack Migration.
a
b Sumber : BPPT 2010
Gambar 44. Penampang Seismik Flow a Prestack Migration, b Poststack Migration Line AB TWT. Daerah yang
berbingkai hitam merupakan daerah yang paling menunjukkan perbedaan kondisi geologi dan velositas
yang kompleks. Bingkai hitam pada pemrosesan Prestack Migration menunjukkan kondisi geologi yang lebih baik
dari pada daerah yang berbingkai hitam pada pemrosesan Poststack Migration
66
Penampang seismik yang menunjukkan perbedaan antara Prestack Migration dan Poststack Migration dapat dilihat pada Lampiran 3, yaitu pada
Gambar 86 dan Gambar 87 yang menunjukkan penampang seismik Prestack Migration line AB dengan satuan depth TWT. Gambar 88 dan Gambar 89
menunjukkan penampang seismik Prestack Migration line AB dengan satuan time TWT. Penampang seismik dalam satuan depth TWT yang menunjukkan nilai
kedalaman 14.500 m TWT setara dengan waktu 5.500 ms TWT dalam penampang seismik time, sedangkan kedalaman 20.000 m TWT setara dengan
waktu 6.800 ms TWT. Penampang seismik yang diperoleh melalui proses Prestack Migration
Gambar 43 a dan proses Poststack Migration Gambar 43 b merupakan hasil akhir dari pemrosesan sinyal seismik yang telah dilakukan. Penampang seismik
tersebut memiliki gambaran geologi yang jelas sehingga mudah untuk diintepretasi. Penampang seismik yang baik dan benar tidak akan diperoleh tanpa
menggunakan bantuan dari runtutan parameter yang digunakan pada semua flow yang diterapkan dalam kegiatan pemrosesan sinyal seismik.
4.9. Kondisi Geologi yang Tercitra