23
Sumber : Gadallah dan Fisher 2009 Gambar 14. Prinsip CMP Stacking. 1 Dua puncak yang bertemu pada waktu
yang sama, 2 puncak dan lembah yang bertemu pada waktu dan amplitudo yang sama, 3 puncak dan lembah bertemu pada waktu
dan amplitudo yang berbeda, 4 dua puncak bertemu pada waktu yang berbeda.
Dengan meningkatkan rasio S N, maka dapat meningkatkan kualitas sinyal, namun tetap memiliki noise. Mempertimbangkan semua noise yang ada,
perbaikan rasio S N dengan stacking akan menjadi √n waktu, dimana n adalah
kelipatan waktu. Tujuan utama dalam merekam data multi kelipatan adalah untuk stacking semua trace secara bersama-sama. Stacking tidak efektif dalam menekan
multiple dan difraksi. Sebelum akhir stacking semua koreksi NMO, DMO, statik dan sebagainya harus dilakukan. Umumnya sebelum dekonvolusi dan analisa
kecepatan, gather di-stack agar memiliki gambaran kasar tentang perbedaan horizontal, noise yang besar dan sebagainya. Stack ini disebut juga Brute Stack
Talagapu, 2005.
2.3.10. Migrasi
Migrasi adalah proses perpindahan energi refleksi dari posisi yang terlihat kepada posisi yang sebenarnya. Distribusi kecepatan spasial digunakan dalam
migrasi untuk identifikasi posisi titik yang sebenarnya di sub permukaan. Migrasi memperbaiki susunan dari lapisan
– lapisan reflektor sehingga dapat memberikan gambaran geologi sub permukaan yang mendekati kondisi aslinya.
24
Bagian zero offset stack memberikan gambaran yang salah dari pemantul dibidang miring seperti peristiwa yang ditunjukkan oleh Gambar 15, dimana titik
A dan B diplot berdasarkan posisi trace yang tepat. Bidang miring yang terlihat merupakan peristiwa zero offset stack yang berbeda dari bidang kemiringan yang
sebenarnya.
Sumber : Talagapu, 2005 Gambar 15. Representasi Geometri dari Migrasi. Garis putus-putus apparent
dip merupakan reflektor yang terlihat semu, sedangkan true dip merupakan posisi reflektor yang sebenarnya.
Berdasarkan Gambar 16 dapat dilihat bahwa migrasi memiliki beberapa prinsip yaitu sudut kemiringan dari reflektor dalam true dip lebih baik daripada
dalam penampang waktu, sehingga menambahkan jumlah migrasi reflektor. Selain itu, panjang reflektor, seperti yang terlihat dalam true dip lebih pendek
daripada penampang apparent dip, sehingga memperpendek migrasi reflektor. Migrasi memindahkan reflektor kearah kemiringan yang lebih tinggi.
Sumber : Talagapu, 2005 Gambar 16. Prinsip Migrasi
Berbagai kondisi permukaan yang beragam menyebabkan jenis migrasi yang digunakan berbeda
– beda. Hal ini disebut dengan strategi migrasi seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
25
Tabel 1. Strategi Migrasi
Kondisi Permukaan Jenis Migrasi
Peristiwa kemiringan reflektor Time Migration
Kemiringan yang kompleks dengan stacking kecepatan yang berbeda
Prestack Migration Sifat 3D dari Fault Planes dan Salt Flanks
3D Migration Kekuatan lateral dari variasi velositas diasosiasikan
dengan struktur permukaan yang kompleks Depth Migration
Kompleks dengan Moveout yang tidak hiperbolik Prestack Migration
Struktur 3D 3D Migration
Struktur dan velositas yang sederhana Post Stack Time Migration
Struktur yang sederhana dan velositas yang kompleks Post Stack Depth Migration
Struktur yang kompleks dan velositas yang sederhana Pre Stack Time Migration
Struktur yang kompleks dan velositas yang kompels Pre Stack Depth Migration
Permukaan yang cekung dapat menyebabkan terbentuknya bow tie. Bow tie merupakan peristiwa refleksi seismik pada permukaan yang cekung yang telah
mengabaikan fokus tetapi dapat dikoreksi menggunakan migrasi. Fokus gelombang seismik menghasilkan tiga refleksi pada tiap lokasi permukaan. Istilah
bow tie diciptakan untuk menampilkan peristiwa dari data seismik yang tidak dimigrasi. Synclines atau cekungan umumnya menghasilkan efek bow tie.
gambar 17 menunjukkan syncline yang muncul sebagai bow tie pada daerah yang di-stack dan dapat dikoreksi dengan migrasi data seismik yang tepat.
Sumber : Yadav, 2011 Gambar 17. Koreksi Migrasi pada Stacking Bow Tie
26
2.4. Postctack Migration dan Prestack Migration