17
2.3.3. Automatic Gain Control AGC
Sinyal yang diterima meliputi sinyal refleksi, refraksi, ground roll dan noise lingkungan, serta segala objek yang memiliki amplitudo yang bervariasi.
AGC berfungsi untuk mengurangi atau memperkuat sinyal yang masuk agar tetap berada pada tingkat sinyal yang diinginkan Veeken, 2007.
2.3.4. True Amplitude Recovery TAR
Koreksi TAR dimaksudkan untuk mengkoreksi amplitudo data seismik sehingga seolah - seolah setiap permukaan pemantul memperoleh energi yang
sama. Pada penjalaran gelombang seismik dari source ke titik pantul dan kemudian ke receiver di permukaan, energi gelombang akan semakin melemah
karena akibat efek penyebaran dan proes penyerapan energi oleh lapisan – lapisan
batuan yang dilaluinya Victor, 2010.
2.3.5. Koreksi Normal Move Out NMO
Koreksi NMO berfungsi untuk menghilangkan pengaruh jarak atau offset terhadap waktu penjalaran gelombang Victor, 2010. Koreksi NMO ini berkaitan
dengan analisa kecepatan dari reflektor atau lapisan batuan.
2.3.6. Koreksi Dip Move Out DMO
DMO adalah proses yang bertujuan menghilangkan pengaruh kemiringan reflektor pada kecepatan stacking. DMO bekerja untuk mengkoreksi kecepatan
yang lebih tinggi karena pengaruh kemiringan reflektor. Metode DMO menggunakan prinsip-prinsip migrasi secara parsial untuk tiap-tiap trace,
sehingga disebut juga metode Prestack Partial Migration PSPM. DMO akan menghilangkan pengaruh kemiringan dari suatu reflektor, sehingga titik-titik
18
reflektor dari posisi semu menjadi ke posisi yang sebenarnya common midpoint gather. Koreksi DMO akan menghasilkan output CDP gather yang mempunyai
kurva horizon yang hiperbolik dan analisis kecepatan yang diturunkan dari output
ini akan menghasilkan kecepatan yang lebih rendah Victor, 2010.
2.3.7. Analisis kecepatan
Kecepatan didefinisikan sebagai penjalaran gelombang seismik pada medium. Berdasarkan nilai kecepatan dapat ditentukan kedalaman, kemiringan
horizon dan lain-lain. Beberapa kecepatan menurut Priyono 2006 yang terdapat pada pengolahan data seismik yaitu :
1. Kecepatan Root Mean Square RMS Kecepatan RMS diturunkan dari perhitungan rms pada kecepatan interval.
Kecepatan ini menggambarkan kecepatan dari seluruh lapisan. 2. Kecepatan Interval
kecepatan dari suatu interval atau strata pengendapan. Kecepatan ini menggambarkan kecepatan lapisan batuan. Kecepatan interval digunakan
untuk estimasi litologi, estimasi porositas dan estimasi kandungan fluida. 3. Kecepatan Stacking
Kecepatan yang diperoleh dari proses stacking hasil dari analisa kecepatan. 4. Kecepatan rata-rata
Kecepatan yang menggambarkan rata-rata dari lapisan permukaan hingga pada reflektor ke-n.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, NMO adalah dasar untuk menentukan kecepatan dari data seismik. Menghitung kecepatan pada dasarnya
dapat digunakan untuk koreksi NMO sehingga refleksi dalam trace dapat
19
diselaraskan dari kumpulan CMP sebelum di stacking. Analisis kecepatan t
2
- x
2
adalah cara yang baik untuk memperkirakan kecepatan stacking. keakuratan metode yang berdasarkan pada rasio sinyal terhadap noise ini bergantung pada
kualitas hasil picking. Gambar 12 merupakan analisis kecepatan t
2
- x
2
pada sintetik gather yang diturunkan dari fungsi kecepatan. Bagian tengah
menunjukkan spektrum kecepatan. Analisis kecepatan t
2
- x
2
diperoleh melalui segitiga yang terdapat pada spektrum velositas.
Sumber : Yilmaz 2001 Gambar 12. Analisis Kecepatan t
2
- x
2
pada Sintetik Gather
2.3.8. Dekonvolusi