Analisis Velositas Prepoc HASIL DAN PEMBAHASAN

56

4.4. Analisis Velositas

Menurut Victor 2010, analisis velositas dilakukan untuk membenarkan kecepatan agar berada di posisi yang sebenarnya. Hal ini ditunjukkan dengan meluruskan sinyal yang bengkok seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 37. Kecepatan dari masing-masing warna dijelaskan pada skala velositas. Sebelum koreksi NMO Sesudah koreksi NMO Gambar 37. Sebelum dan Sesudah Koreksi NMO Sinyal seismik yang terbentuk merupakan sinyal seismik positif. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya trough pada penampang seismik dalam Gambar 37. Bila diamati, pola sinyal seismik yang terbentuk merupakan sinyal seismik positif sehingga dapat dipastikan IA 2 IA 1 . Setelah proses Analisis Velositas dilakukan melalui picking seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 37, maka diperolehlah nilai velositas interval. Velositas interval adalah kecepatan yang berada pada tiap - tiap medium yang berbeda jenis. Perbedaan jenis dari masing-masing medium tersebut juga menyebabkan perbedaan nilai velositas yang dapat diamati pada Tabel 5 berikut. 57 Tabel 5. Nilai Velositas Interval Line AB CDP Waktu ms Velositas Interval ms 2501 5483 1503.228 5485 1676.707 3001 5523 1539.591 5526 2172.915 4501 5528 1536.781 5532 2232.844 5001 5490 1550.978 5493 2123.299 9001 5528 1635.14 5533 1981.261 10001 5510 1584.402 5514 2112.063 Dalam Tabel 5 dapat dilihat bahwa dalam CDP yang sama terdapat dua nilai velositas. Nilai velositas di CDP kedua selalu lebih besar dari pada nilai velositas di CDP pertama. Hal yang serupa juga terjadi pada waktu tempuh sinyal pantulan, dimana pada CDP kedua waktu pantulan yang digunakan lebih lama bila dibandingkan dengan waktu pantulan pada CDP pertama. Peningkatan nilai velositas tersebut membuktikan bahwa IA 2 IA 1 . Hal ini berarti bahwa semakin mendekati inti bumi, maka lapisan batuannya akan semakin keras sehingga nilai IA akan semakin besar. Peningkatan nilai velositas interval secara rinci dapat diamati pada Lampiran 3.

4.5. Prepoc

Flow Prepoc merupakan tahapan pemrosesan awal yang dilakukan sebelum melakukan tahapan stacking maupun migrasi. Gambar 38 menunjukkan penampang seismik dari flow Prepoc pada line AB yang merambat dalam dua kali waktu penjalaran atau disebut dengan two way travel time TWT. Pada gambar tersebut dapat kita lihat bahwa penampang yang dihasilkan tidak terlalu baik karena kondisi geologi yang dihasilkan tidak terlalu jelas sehingga sulit untuk 58 membedakan antara horizon seismik yang satu dengan yang lainnya, terutama pada daerah yang kompleks yang ditandai dengan bingkai putih yang berada diatas. Disamping itu, data dalam flow Prepoc ini belum di lakukan proses migrasi sehingga posisi sinyal belum berada pada posisi yang sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari masih banyak fenomena bow tie Gambar 17 yang terbentuk yang ditandai pada bingkai putih yang berada di bawah. Gambar 38. Penampang Seismik Flow Prepoc Line AB TWT. Perhatikan daerah yang dibingkai putih, bandingkan dengan Gambar 39 yang juga berbingkai putih. Bingkai putih atas menunjukkan horizon seismik yang tidak jelas, sedangkan bingkai putih bawah menunjukkan efek bow tie.

4.6. Surface Consistent Amplitudes SCA