antara lain: Metode Analytic Hierarchy Process AHP

Faktor Kondisi 1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor penentu dalam peningkatan dinamika pembangunan suatu negara. Sumber daya manusia dapat menjadi faktor penggerak sumber daya lain yang bersifat statis. Sumber daya manusia sangat penting untuk meningkatkan daya saing terutama dalam suasana persaingan yang sangat ketat. Hal ini terkait dengan UMKM alas kaki di Ciomas yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tersedia baik di bagian hulu hingga hilir serta kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Karakteristik pengrajin alas kaki merupakan lulusan SD, SMP, dan SMA. Para pengrajin yang tidak pernah menginjak pendidikan formal seperti perguruan tinggi akan menyebabkan lemahnya posisi pengrajin alas kaki sehingga rentan terhadap penipuan dan kerugian. Namun, kesadaran akan pendidikan formal yang lebih tinggi menyebabkan pengrajin mencari solusi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Pemda. Dengan mengikuti pelatihan sangat bermanfaat bagi mereka sehingga dapat memajukan usaha mereka. Keahlian membuat alas kaki yang dimiliki sebagian besar para pengrajin diperoleh berdasarkan pengalaman mereka, yang sebelumnya pernah bekerja sebagai buruh di bengkel-bengkel alas kaki sehingga mereka sangat menguasai teknik-teknik dalam pembuatan alas kaki. Dengan bermodalkan pengalaman yang dimiliki, maka mereka beralih untuk mendirikan usaha alas kaki secara mandiri. UMKM alas kaki di Ciomas menggunakan tenaga kerja yang melibatkan sanak keluarga atau kerabat dekat.

2. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal termasuk salah satu yang mempengaruhi daya saing UMKM alas kaki di Ciomas. Pada UMKM pengrajin masalah permodalan merupakan faktor utama yang dihadapi. Dengan adanya sistem pembayaran ‘bon putih’ dapat membantu pengrajin melanjutkan kegiatannya. Pada kenyataannya bon putih dapat merugikan pengrajin alas kaki, kerena adanya beberapa potongan serta rendahnya harga jual yang diterima pengrajin. Pemerintah melalui kosebo telah mengeluarkan beberapa program berkaitan dengan permodalan. Tapi kosebo ini tidak berlangsung lama. Para pengrajin tidak ingin melakukan pinjaman kepada bank, karena pinjaman yang diberikan memiliki bunga yang cukup tinggi lebih dari 15 dan adanya persyaratan yang diberikan kepada pelaku usaha. Pada UMKM mandiri memiliki keterbatasan dalam hal permodalan. Permodalan UMKM mandiri mengeluarkan biaya yang cukup besar karena banyaknya pesanan dibanding UMKM pengrajin. UMKM mandiri berusaha secara mandiri mengeluarkan modal sendiri yang bersumber dari keluarga. UMKM mandiri beranggapan bahwa dengan modal sendiri akan menguntungkan usaha mereka dan menekan risiko yang besar. KPSB yang saat ini berdiri sangat membantu pengrajin alas kaki yang telah terdaftar menjadi anggota koperasi. Program bantuan modal yang diberikan KPSB sedikit mengurangi beban pengrajin untuk melakukan usahanya. Sehingga tidak sepenuhnya pengrajin alas kaki yang menggantungkan usahanya pada bon putih.

3. Sumber Daya Fisik atau Alam

Sumber daya fisik atau alam yang memengaruhi daya saing UMKM alas kaki di Ciomas adalah ketersediaan bahan baku, baik berupa kulit maupun imitasi. Bahan baku penunjang lainnya juga dapat dipengaruhi seperti lem murni latex yang langsung diambil dari pohon karet.

4. Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi sangat menentukan kemajuan suatu industri. Ketersediaan sumber-sumber pengetahuan dan teknologi juga ditunjang oleh lembaga lain seperti Pemda yang mendirikan UPT, perguruan tinggi, laporan penelitian, asosiasi perindustrian dan perdagangan, serta sumber pengetahuan dan teknologi lainnya. Lembaga pendidikan mengadakan beberapa bentuk kerja sama dengan beberapa pengrajin alas kaki di Ciomas. Kerja sama yang dilakukan seperti mengadakan kegiatan pelatihan, penyuluhan, diskusi maupun seminar. Kegiatan tersebut mengenai kewirausahaan, motivasi, desain dan pemasaran. Selain itu, adanya UPT dan KPSB sebagai sarana para pengrajin untuk dapat berdiskusi mengenai usaha mereka. Teknologi merupakan hal yang sangat krusial bagi keberlangsungan usaha alas kaki. Tapi nyatanya, pada UMKM pengrajin masih menggunakan cara manual dengan peralatan sederhana seperti mesin jahit dan peralatan lainnya yang sederhana. Berbeda dengan UMKM mandiri yang memiliki mesin yang lebih modern untuk proses produksinya. Dengan didirikannya UPT oleh Pemda, tersedianya beberapa alat teknologi yang modern untuk pembuatan alas kaki agar dapat mempermudah pengrajin menyelesaikan pesanan dalam skala besar.

5. Infrastruktur

Kondisi infrastruktur fisik yang cukup lengkap dan dalam kondisi yang baik merupakan salah satu pendukung peningkatan daya saing UMKM alas kaki. Infrastruktur yang mempengaruhi daya saing UMKM alas kaki di Ciomas meliputi jalan raya, transportasi yang tersedia, energi listrik, dan sistem komunikasi. Kondisi infrastruktur ini juga dipengaruhi oleh dukungan Pemda setempat. Bengkel pengrajin yang terletak di Kabupaten Bogor yaitu Ciomas, jauh dari pendistribusian produk jadi yaitu ke Pasar Anyar. Kondisi jalan raya yang sempit, yang dilalui untuk proses pendistribusian bahan baku maupun produk jadi, dari pemasok ke pengrajin dan pengrajin ke pemesan. Selain itu, kondisi jalan yang sempit dan banyaknya angkutan umum juga kendaraan pribadi memacu terjadinya kemacetan dimana-mana. Jalan yang rusak juga dapat menyebabkan kemacetan. Keadaan ini membuat proses pendistribusian semakin lama. Listrik juga merupakan hal yang sangat krusial bagi kegiatan produksi alas kaki. Bogor memiliki curah hujan yang cukup tinggi karena letaknya berada di dataran tinggi. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi pemadaman listrik yang menyebabkan seringnya kegiatan produksi berhenti. Tapi ada beberapa UMKM mandiri yang memiliki generator set genset. Kondisi infrastruktur untuk UMKM alas kaki saat ini dapat dikategorikan masih rendah. Infrastruktur yang ada harus diperbaiki kondisinya, sehingga mampu menunjang peningkatan daya saing UMKM alas kaki. Kondisi Permintaan 1. Jumlah Pembeli dan Tingkat Pertumbuhan Alas kaki saat ini sudah menjadi kebutuhan utama atu primer yang dicari oleh banyak konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut konsumen memilih produk alas kaki yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Para pengrajin alas kaki di Ciomas terus mengikuti tren dan model yang ada di pasar, sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan alas kaki. Permintaan alas kaki yang terus meningkat dari dalam negeri maupun luar negeri. Tabel 5 Pemantauan impor dan ekspor kulit, barang kulit, dan sepatualas kaki tahun 2009-2011 Keterangan 2009 US 2010 US 2011 US Trend Impor 415.336.326 707.339.676 967.237.790 37,24 Ekspor 1.888.082.911 2.665.634.728 3.450.898.952 15,71 Sumber: Kementerian Perindustrian, 2012 Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa pasar domestik terhadap kulit, barang kulit dan sepatualas kaki rata-rata per tahun 37,24 lebih tinggi dibandingkan pasar internasional hanya 15,71. Data tersebut memperlihatkan bahwa pola pertumbuhan untuk komoditas kulit, barang kulit, dan sepatualas kaki baik impor dan ekspor memiliki pola pertumbuhan yang meningkat.

2. Preferensi Konsumen

Kondisi preferensi masyarakat terhadap alas kaki buatan Ciomas berbeda-beda ini juga menimbulkan persaingan antara industri sejenis. Menurut koordinator UPT, produk alas kaki buatan Ciomas dimata konsumen memiliki kualitas yang baik, model bervarisasi dan harga yang terjangkau. Pesaing seperti alas kaki buatan China lebih awet dan cocok untuk dipakai saat kondisi hujan. Melihat pesaing yang bermunculan UMKM alas kaki di Ciomas terus memperbaiki kualitas dan kesesuaian dengan pesanan konsumen. Dengan begitu, UMKM alas kaki di Ciomas mampu bersaing dengan industri yang sejenis. Industri Terkait dan Industri Pendukung Industri terkait dan pendukung merupakan industri yang terlibat secara langsung dalam industri alas kaki dari hulu hingga hilir. Industri terkait dengan daya saing UMKM alas kaki di Ciomas adalah pemasok bahan baku. Sedangkan industri pendukung terdiri dari lembaga-lembaga yang secara tidak langsung mendukung keberlangsungan kegiatan industri ini, seperti lembaga pemerintahan, lembaga penelitian, asosiasi, dan lembaga lainnya. Persaingan Industri a. Potensi masuknya pesaing baru Masuknya pesaing baru pada UMKM alas kaki di Ciomas, sangat berpotensial. Dalam mendirikan bengkel usaha tidak harus memiliki modal yang besar, tapi tergantung pada kelas usaha. Pemerintah sendiri tidak memberikan hambatan berarti bagi para pengusaha untuk memasuki industri ini. Hal ini didukung oleh lemahnya kebijakan dan regulasi pemerintah.

b. Daya Tawar Pemasok

Pemasok bahan baku UMKM alas kaki di Ciomas yang tersebar di berbagai tempat atau daerah baik di dalam daerah Ciomas maupun luar Ciomas. Banyak pemasok yang menawarkan produk dengan harga tinggi atau rendah. Pengrajin ataupun pemberi order akan memilih bahan baku pada pemasok yang menawarkan harga rendah dengan kualitas baik.

c. Daya Tawar Konsumen

Pada UMKM alas kaki di Ciomas tidak menjual produknya secara langsung kepada konsumen, tapi dijual kepada pemberi order. Sehingga pemberi order memiliki daya tawar terhadap pengrajin, sedangkan konsumen tidak berpengaruh langsung terhadap pengrajin.

d. Potensi Pengembangan Produk-Produk Pengganti

Pada UMKM alas kaki di Ciomas tidak adanya ancaman dari produk pengganti. Ancaman yang muncul dari produk alas kaki pesaing dari segi model, daya tahan, maupun harga. Karena tidak adanya produk lain yang dapat memberikan fungsi yang sama.

e. Persaingan Antarperusahaan Saingan

Banyaknya jumlah unit usaha alas kaki yang berdekatan di daerah Ciomas, dapat memunculkan persaingan antarproduk sejenis. Persaingan muncul karena adanya usaha ini. Persaingan yang muncul di lingkungan industri daerah lain seperti industri alas kaki Cibaduyut. Industri alas kaki Cibaduyut memiliki citra yang baik di masyarakat. Selain itu, produk-produk yang berasal dari luar negeri dapat menjadi pesaing yaitu China. Banyaknya produk China yang beredar serta menawarkan harga murah dan tahan lama dapat menicu persaingan yang cukup ketat. UMKM alas kaki di Ciomas harus tetap mempertahankan kualitasnya ditengah-tengah persaingan industri sejenis. Peran Pemerintah Peran serta pemerintah sebagai fasilitator, regulator, dan motivator pengawasan perekonomian untuk menjalankan komoditas alas kaki sangat diharapkan. Persaingan global yang dihadapi saat ini membutuhkan pemerintahan yang kuat untuk pengembangan ekonomi domestik. Peranan pemerintah tercermin melalui kebijakan, regulasi maupun dukungan terhadap upaya-upaya pengembangan suatu bisnis.Pemerintah yang telah mendirikan UPT Pengembangan Industri Kulit sangat membantu pengrajin dari segi teknologi. Selain itu, adanya program yang diberikan KPSB juga membantu pengrajin menyelesaikan masalah internalnya. Kondisi infrastruktur yang kurang baik seperti kemacetan, kerusakan jalan dan jalan yang sempit masih sangat perlu untuk dibenahi. Buruknya kondisi infrastruktur ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan pembenahan. Peran Kesempatan Peran kesempatan merupakan faktor yang berada diluar kendali pengrajin, pemasok maupun pemerintah. Kesempatan tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Prospek pasar produk alas kaki yang sangat besar, hal ini terlihat adanya tren masyarakat yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dalam menggunakan alas kaki. Berbagai macam model, dan desain yang menarik di mata konsumen. Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi yang modern dalam pembuatan alas kaki juga dapat bermunculan. Para pengrajin dapat menggunakan teknologi tersebut agar dapat mempermudah kegiatan produksi dan mengefisienkan waktu produksi. Kualitas alas kaki akan tetap terjaga, sehingga dapat bersaing. Era perdagangan bebas membuat hampir seluruh bentuk perdagangan tidak memiliki batas. Setiap negara dapat masuk ke negara lain dan membuka usaha atau melakukan kerja sama. Era ini dapat membuat hambatan perdagangan menjadi berkurang, hal ini merupakan peluang untuk komoditas alas kaki agar dapat di ekspor ke negara lain. Namun, tidak semua negara akan melonggarkan peraturan di negaranya. Gambar 3 Analisis daya saing UMKM alas kaki di Ciomas Keterangan: Garis menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung Garis menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama Garis menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang tidak saling mendukung Garis menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang tidak terjalin atau tidak mendukung komponen utama Peran Kesempatan 1. Teknologi modern 2. Trend masyarakat Kondisi Permintaan: 1. Permintaan domestik 2. Preferensi konsumen Kondisi Faktor: 1. SDM 2. Modal 3. SDA dan lingkungan 4. Teknologi

5. Infrastruktur

Industri Terkait dan Industri Pendukung: 1. Pemasok 2. Pengrajin alas kaki Peran Pemerintah 1. Fasilitas teknologi 2. Penyediaan bahan baku 3. UPT pengembangan kulit 4. Pelatihan Persaingan industri: 1. Tingkat persaingan 2. Strategi pesaing