Peran Kesempatan
Peran kesempatan merupakan faktor yang berada diluar kendali pengrajin, pemasok  maupun  pemerintah.  Kesempatan  tersebut  dapat  berasal  dari  dalam
negeri maupun luar negeri. Prospek pasar produk alas kaki yang sangat besar, hal ini terlihat adanya tren masyarakat yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun
dalam menggunakan alas kaki. Berbagai macam model, dan desain yang menarik di mata konsumen. Seiring berkembangnya zaman, perkembangan teknologi yang
modern dalam pembuatan alas kaki juga dapat bermunculan. Para pengrajin dapat menggunakan teknologi tersebut agar dapat mempermudah kegiatan produksi dan
mengefisienkan  waktu  produksi.  Kualitas  alas  kaki  akan  tetap  terjaga,  sehingga dapat bersaing.
Era  perdagangan  bebas  membuat  hampir  seluruh  bentuk  perdagangan tidak  memiliki  batas.  Setiap  negara  dapat  masuk  ke  negara  lain  dan  membuka
usaha atau melakukan kerja sama. Era ini dapat membuat hambatan perdagangan menjadi  berkurang,  hal  ini  merupakan  peluang  untuk  komoditas  alas  kaki  agar
dapat  di  ekspor  ke  negara  lain.  Namun,  tidak  semua  negara  akan  melonggarkan peraturan di negaranya.
Gambar 3  Analisis daya saing UMKM alas kaki di Ciomas
Keterangan: Garis
menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung Garis           menunjukan  keterkaitan  antara  komponen  penunjang  yang  mendukung
komponen utama Garis
menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang tidak saling mendukung Garis           menunjukan  keterkaitan  antara  komponen  penunjang  yang  tidak  terjalin  atau
tidak mendukung komponen utama
Peran Kesempatan 1.
Teknologi modern 2.
Trend masyarakat
Kondisi Permintaan: 1.
Permintaan domestik 2.
Preferensi konsumen Kondisi Faktor:
1. SDM
2. Modal
3. SDA
dan lingkungan
4. Teknologi
5. Infrastruktur
Industri  Terkait  dan Industri Pendukung:
1. Pemasok
2. Pengrajin  alas
kaki Peran Pemerintah
1. Fasilitas teknologi
2. Penyediaan
bahan baku
3. UPT  pengembangan
kulit 4.
Pelatihan Persaingan industri:
1. Tingkat persaingan
2. Strategi pesaing
Tahapan Pengambilan Strategi
Internal Factor Evaluation Matrix Matriks IFE
Analisis terhadap kondisi lingkungan internal UMKM alas kaki di Ciomas melalui aspek fungsional yang meliputi aspek keuangan, pemasaran, operasional,
dan  sumber  daya  manusia  sehingga  menghasilkan  beberapa  faktor  yang  menjadi kekuatan  dan  kelemahan.  Faktor-faktor  internal  dianalisis  dengan  menggunakan
metode  analisis  Evaluasi  Faktor  Internal  Internal    Factor  Evaluation  Matrix- IFE
. Hasil dari matriks IFE UMKM alas kaki di Ciomas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6  Matriks IFE UMKM alas kaki di Ciomas
No. Faktor
Bobot Peringkat
Skor Kekuatan
1. Harga  produk  yang  kompetitif  dan
terjangkau 0,052
3,200 0,166
2. Didukung
oleh pengrajin
yang berpengalaman
0,118 3,700
0,437 3.
Memiliki  hubungan  yang  erat  antara pemilik usaha dan pekerja
0,125 3,900
0,488 4.
Desain  unik  dan  bervariasi  yang  dapat memenuhi selera konsumen
0,049 3,300
0,162 5.
Kemudahan memperoleh bahan baku 0,101
3,700 0,374
6. Citra  roduk  yang  dikenal  baik  oleh
masyarakat 0,080
3,500 0,280
Kelemahan
1. Kurangnya
fasilitas peralatan
dan teknologi yang mendukung
0,099 1,200
0,119 2.
Promosi yang
belum efektif
dan berkesinambungan
0,050 1,600
0,080 3.
Pengawasan  yang  kurang  terhadap  hasil kerja produksi dan mutu rendah
0,055 1,600
0,088 4.
Adanya  ketergantungan  modal  pada  pihak grosir
0,141 1,100
0,155 5.
Produksi sepatu berdasarkan pesanan 0,089
1,300 0,116
6. Sikap  pengrajin  tidak  berani  mengambil
risiko 0,042
1,700 0,071
Total
1,000 2,535
Sumber: Data primer, diolah 2013
Dari  hasil  analisis  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  faktor  kekuatan  UMKM alas  kaki  di  Ciomas  tertinggi  diperoleh  secara  berurutan  adalah  memiliki
hubungan  yang  erat  antara  pemilik  usaha  dan  pekerja  0,488,  didukung  oleh pengrajin  yang  berpengalaman  0,437,  kemudahan  memperoleh  bahan  baku
0,374,  citra  produk  yang  dikenal  baik  oleh  masyarakat  0,280,  harga  produk yang  kompetitif  dan  terjangkau  0,166,  dan  terakhir  desain  unik  dan  bervariasi
yang dapat memenuhi selera konsumen 0,162.
Sedangkan  dari  faktor  kelemahan  secara  berurutan  adalah  adanya ketergantungan modal pada pihak grosir 0,155, kurangnya fasilitas peralatan dan