digunakan ArcView. Untuk melakukan analisis statistik digunakan perangkat lunak Tanagra 1.4, yaitu menggunakan metode analisis diskriminan untuk
mengetahui peubah yang berpengaruh nyata terhadap pemodelan DEM.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu 1 persiapan dan pengumpulan data, 2 pengolahan data, 3 analisis data
3.3.1. Persiapan dan Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan studi pustaka dari berbagai sumber yang dapat diperoleh dari buku teks, jurnal ilmiah, dan prosiding seminar yang berkaitan
dengan tujuan penelitian, dan lokasi penelitian. Pengumpulan data lapangan primer dilakukan dengan mencari titik-titik
longsor yang diperoleh dari informasi sekunder, seperti koran, internet, dan jurnal. Pada titik longsor dilakukan wawancara dengan penduduk setempat untuk
mengetahui tentang kejadian - kejadian longsor pada wilayah penelitian. Menurut data Kantor Desa setempat, kejadian longsor banyak terjadi pada tahun 2005
– 2008. Titik-titik longsor yang berhasil ditemui dan diidentifikasi di lapangan
selanjutnya ditentukan koordinatnya dengan GPS. Informasi lain yang diperlukan adalah penggunaan lahan setempat beserta perubahannya pada lokasi
– lokasi kejadian longsor dan juga pada lokasi
– lokasi yang tidak terjadi longsor daerah contoh di dalam DAS Ciliwung Hulu. Survey lapang tersebut dilakukan antara
bulan Juli dan bulan September 2010.
3.3.2. Pengolahan Data
Pengolahan data diawali dengan pembacaan citra layer stack ALOS AVNIR-2 dengan perangkat lunak ENVI. Data SRTM yang telah diunduh
kemudian dipotong cropping pada daerah penelitian dan kemudian diubah tipe filenya ke dalam bentuk tiff, dan selanjutnya dibentuk DEM.
Peta Rupa Bumi Indonesia RBI yang digunakan terlebih dahulu dilakukan pengubahan datum menjadi WGS 84 sesuai dengan datum SRTM. Peta
RBI yang masih berbentuk polyline selanjutnya diubah ke dalam bentuk point untuk selanjutnya diinterpolasi. Interpolasi dilakukan dengan metode IDW
Inverse Distance Weighting untuk menduga ketinggian wilayah penelitian dengan metode 12 tetangga terdekat. Persamaan IDW adalah sebagai berikut :
X = Keterangan :
X = Jarak yang diinterpolasi Zi = Nilai data ada sebanyak n
Di = Jarak antara x dengan posisi setiap titik sebanyak n
Resolusi spasial untuk interpolasi peta RBI disamakan dengan resolusi SRTM yaitu 90 meter dan menggunakan interval kontur 10 meter. Data DEM yang telah
dibangun dari peta RBI dan SRTM selanjutnya dibandingkan untuk mengetahui hasil yang terbaik untuk pemodelan longsor berbasis DEM.
Pengolahan citra ALOS AVNIR-2 adalah untuk mengetahui indeks vegetasi pada daerah penelitian sedangkan untuk pengidentifikasi jenis tanah,
bahan induk, dan relief pada lokasi penelitian, diambil dari Peta Tanah Semi Detail Daerah Ciliwung Hulu skala 1:50.000 Puslitanak, 1992. Peta tanah ini
diregistrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengolahan data curah hujan digunakan untuk mengetahui nilai rataan bulan terbasah di daerah penelitian
dengan membuat interpolasi nilai curah hujan dengan metode rataan bulan terbasah interpolasi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGis.
3.3.3. Analisis Data