Analisis Data Metode Penelitian

Inverse Distance Weighting untuk menduga ketinggian wilayah penelitian dengan metode 12 tetangga terdekat. Persamaan IDW adalah sebagai berikut : X = Keterangan : X = Jarak yang diinterpolasi Zi = Nilai data ada sebanyak n Di = Jarak antara x dengan posisi setiap titik sebanyak n Resolusi spasial untuk interpolasi peta RBI disamakan dengan resolusi SRTM yaitu 90 meter dan menggunakan interval kontur 10 meter. Data DEM yang telah dibangun dari peta RBI dan SRTM selanjutnya dibandingkan untuk mengetahui hasil yang terbaik untuk pemodelan longsor berbasis DEM. Pengolahan citra ALOS AVNIR-2 adalah untuk mengetahui indeks vegetasi pada daerah penelitian sedangkan untuk pengidentifikasi jenis tanah, bahan induk, dan relief pada lokasi penelitian, diambil dari Peta Tanah Semi Detail Daerah Ciliwung Hulu skala 1:50.000 Puslitanak, 1992. Peta tanah ini diregistrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Pengolahan data curah hujan digunakan untuk mengetahui nilai rataan bulan terbasah di daerah penelitian dengan membuat interpolasi nilai curah hujan dengan metode rataan bulan terbasah interpolasi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak ArcGis.

3.3.3. Analisis Data

Pemodelan DEM longsor dibuat dengan memasukkan beberapa peubah dan parameter longsor. Peubah longsor yang diperoleh dari DEM adalah kemiringan lereng, aspek lereng, ketinggian tempat elevasi, sedangkan peubah yang dipakai di luar DEM adalah indeks vegetasi, curah hujan, jenis tanah, bahan induk, dan relief. Pengukuran aspek lereng pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak ArcGis dengan tools „spatial analiyst‟. Dengan cara ini maka aspek lereng langsung diketahui. Adapun rumus untuk aspek lereng adalah sebagai berikut : A = 270 ˚ + arctan - 90˚ keterangan : A = aspek lereng fungsi dari gradient pada sumbu X dan Y terhadap arah W-E dan N-S fx = gradient arah W-E fy = gradient arah N-S Zhou and Liu, 2004 Peubah curah hujan dipilih dari jumlah rataan bulan terbasah pada setiap tahun, sehingga dapat diketahui bulan terbasah pada setiap tahunnya. Nilai rataan bulan terbasah kemudian diinterpolasi ke dalam bentuk IDW, sehingga didapatkan peubah untuk pemodelan longsor. Peubah jenis tanah, bahan induk, dan relief diperoleh dari hasil digitasi dari Peta Tanah Semi Detail DAS Ciliwung Hulu yang telah diregistrasi. Peubah Indeks vegetasi NDVI dan EVI diperoleh dari radiance citra ALOS AVNIR-2 yang dilakukan melalui fasilitas band math dengan memasukkan persamaan NDVI dan EVI sebagai berikut : NDVI = EVI = G Keterangan : NIR = nilai band 4 RED = nilai band 3 BLUE = nilai band 1 C1 = 6 C2 = 7.5 L = 1 G = 2.5 Berdasarkan hasil perhitungan terhadap peubah-peubah yang diduga berperan terhadap kejadian longsor, kemudian dianalisis dengan metode analisis diskriminan dengan perangkat lunak Tanagra 1.4 untuk mendapatkan hasil akhir berupa pengaruh nyatatidak terhadap pemodelan longsor. Peubah yang digunakan pada pengolahan data statistik adalah : a peubah tujuan respon, berupa data kualitatif yaitu data longsor dan tidak longsor, b peubah bebas penjelas, berupa data kuantitatif, yaitu: data aspek lereng, kemiringan lereng, ketinggian tempat elevasi, curah hujan, dan indeks vegetasi NDVI dan EVI. Dalam hal ini parameter tanah, bahan induk, dan relief tidak digunakan karena merupakan data kualitatif.Seluruh rangkaian metode penelitian ini secara diagramatis disajikan dalam bentuk diagram alir seperti pada gambar 4. Gambar 4. Diagram alir penelitian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung Hulu sebagai daerah penelitian merupakan bagian dari sub-DAS Ciliwung yang secara adminstratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Bogor Kecamatan : Megamendung, Cisarua, Cibinong, Tugu Utara, Cibereum, Cianjur dan Ciawi. Secara Geografis daerah penelitian terletak pada 6° 37‟48”- 6°46‟12”LS dan 106° 49‟ 48” - 107°00‟00”BT dan memiliki luas ± 12.800 hektar, serta mempunyai ketinggian antara 197 hingga 3.002 meter dari permukaan air laut Gambar 5. Berdasarkan topografinya, wilayah DAS mempunyai lereng yang bervariasi dari landai, agak curam, curam sampai sangat curam.

4.1.1. Iklim dan Tanah

Curah hujan rata-rata di DAS Ciliwung Hulu adalah sebesar 2.929-4.956 mmtahun dengan perbedaan bulan basah dan kering yang sangat besar yaitu 10,9 bulan basah dan 0,9 bulan kering. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu Bulan Basah 200 mm dan Bulan Kering 100 mm, wilayah ini termasuk ke dalam tipe iklim A. Berdasarkan data BPDAS Citarum –Ciliwung 2008 debit sungai maksimum Qmax tercatat pada stasiun Katulampa tahun 2008 menunjukkan angka sebesar 91,87 m 3 detik dan debit sungai minimum Qmin sebesar 3,28 m 3 detik. Kondisi temperatur daerah penelitian berkisar antara 21,8-24 C°, dengan kelembapan udara antara 73 – 98. Besarnya evaporasi bulanan yang tercatat di daerah longsoran Puncak sebesar 79-140 mm BPDAS Citarum- Ciliwung Hulu, 2007.