dan mikrobiologi. Penelitian ini dilakukan dengan dua kali ulangan penelitian dan dua kali ulangan analisis duplo untuk setiap perlakuan sampel dan uji-uji yang
dilakukan. Sampel biskuit siap edar menggunakan plastik dengan jenis plastik PP
polypropylene. Biskuit dalam kemasan plastik ini kemudian diberi perlakuan penyimpanan stoples S dan nonstoples NS pada suhu ruang. Diagram alir
penelitian disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1 Diagram alir tahapan penelitian
1. Pengemasan
Kemasan primer yang digunakan adalah kemasan plastik berjenis PP dengan ketebalan rata-rata 0,069088 mm dan berukuran 15,2 cm x 7,7 cm
. Berat
biskuit dalam setiap kemasan plastik setara 50 g. Kemasan sekunder stoples yang digunakan selama penyimpanan biskuit terbuat dari plastik
PP dengan
ukuran volume 10 liter dan ketebalan 1 mm.
2. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan dengan metode konvensional atau ESS Extended Storage Studies yaitu penyimpanan pada suhu ruang. Kondisi ruang
penyimpanan bersuhu antara 27-29 C dan kelembaban udara antara 75-80.
Suhu di dalam stoples berkisar antara 26.5-29.9 C, sedangkan kelembabannya
berkisar 75-82. Biskuit
Pengemasan
Penyimpanan nonstoples Penyimpanan stoples
Penyimpanan selama 28 minggu pada suhu kamar
Uji kimiawi dan mikrobiologi, setiap 4 minggu
Uji organoleptik setiap 2 minggu
3. Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur sampel yang diteliti. Uji organoleptik yang
dilakukan adalah uji kesukaan hedonik dengan menggunakan skala angka 1-5 dan uji mutu hedonik dengan menggunakan skala garis 1-9. Panelis dianggap
menerima biskuit jika memberikan skor 3-5 biasa sampai sangat suka untuk uji kesukaan dan skor lebih besar sama dengan 5 normal untuk uji mutu hedonik.
Biskuit dapat dikatakan masih diterima jika minimal 50 panelis memberikan skor tersebut pada saat pengujian hedonik Taub Singh 1998.
Kuesioner uji organoleptik disajikan pada Lampiran 2.
Pengujian organoleptik ini menggunakan sepuluh orang panelis tetap semiterlatih. Kriteria pemilihan panelis antara lain pernah mengikuti pelatihan
organoleptik, tidak alergi terhadap makanan yang diujikan, bersedia mengikuti pengujian organoletik secara berkala selama penelitian berlangsung, dan panelis
tidak dalam keadaan lapar atau kenyang pada saat uji organoleptik. Setiap mencicipi sampel yang diuji, panelis diharuskan meminum air putih terlebih
dahulu sebagai penetral rasa makanan yang telah dimakan sebelumnya.
4. Uji Kimia