BAB IV
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
KPH Pekalongan Barat dibentuk berdasarkan surat keputusan Direksi BPU Perhutani Jakarta tanggal 1 Februari 1969 Nomor: 0112BPUPerhutani1984.
KPH Pekalongan Barat membagi wilayah hutannya berdasarkan fungsi lindung, produksi dan penggunaan lain.
Secara administrasi kehutanan Bagian Hutan BH Bumi Jawa termasuk wilayah Kesatuan Pengusahaan Hutan KPH Pekalongan Barat, memiliki luas
13.527,90 ha, terbagi dalam dua Bagian Kesatuan Pengusahaan Hutan BKPH yaitu : 1 BKPH Bumi Jawa, meliputi: resort polisi hutan RPH Batumirah, RPH
Kalibakung, RPH Dukuh Tengah, dan RPH Guci; dan 2 BKPH Moga, meliputi: RPH Tlagasari, RPH Moga, RPH Karangsari, dan RPH Diwung. Hutan lindung
RPH Guci memiliki luas kawasan sebesar 2.279,60 ha.
4.2 Topografi dan Kelerengan
Sebagian besar topografi berupa bukit dan Gunung yang terbelah oleh alur-alur sungai dari mata air puncak Gunung Slamet, sehingga membentuk
lipatan-lipatan permukaan tanah berupa lembah, jurang dan Igir. Umumnya arah lereng ke barat laut ke bagian selatan banyak dijumpai puncak Gunung dan bukit
sehingga relatif topografi lebih berat. Kelerengan berkisar antara 30-80 dengan ketinggian tempat 1.100 m
– 3.400 m di atas permukaan laut.
4.3 Jenis Tanah dan Geologi
Jenis tanah yang dominan di Bagian Hutan BH Bumijawa, RPH Guci adalah latosol cokelat. Dari aspek geologi sebagian besar kawasan hutan berupa
batuan induk volkan intermedier dengan tingkat kesuburan sedang.
4.4 Hidrologi
Kawasan KPH Pekalongan Barat termasuk dalam wilayah Daerah Aliran Sungai DAS yang membentang dari BH Bantarkawung, BH Bumiayu dan BH
Bumijawa. Pembagian DAS dan Sub DAS tersebut menjadikan suatu kesatuan pengelolaan hidrologi baik yang secara langsung maupun tidak langsung
melibatkan peran Perum Perhutani mengingat bahwa pengelolaan hutan
berdasarkan DAS. KPH Pekalongan Barat mempunyai 11 DAS dengan 19 Sub DAS.
4.5 Iklim
Iklim di wilayah studi menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson termasuk klasifikasi A, dengan curah hujan cukup tinggi yaitu rata-rata 4.115
mmth. 4.6
Flora dan Fauna
Vegetasi utama yang ada dalam wilayah kawasan hutan Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat adalah jenis P. merkusii dan P. oocarpa sebagai mayoritas
tanaman komersial yang diusahakan. Penyebaran tanaman pinus dari yang berusia di bawah sepuluh tahun hingga lebih kurang lima puluh tahun atau lebih
membentuk formasi hutan tanaman dengan struktur tegakan yang homogen.
Selain pinus, pada kawasan untuk tujuan produksi, juga dikenal jenis tanaman rimba campur, antara lain: mahoni Switenia macrophylla, mindi
Melia azedarach, puspa, mangga Mangifera indica, salam Syzygium pollyanthum, suren Toona sureni, johar, sonokeling Dalbergia latifolia,
kesambi Schleichera oleosa, secang, lamtoro Leucaena leucocephala, flamboyan Delonix regia, asam Tamarindus indica, aren Arenga pinnata,
tepus, kepuh, kenanga Cananga odorata, petai Parkia speciosa, jambu Eugenia spp., Kawasan hutan yang tidak diusahakan oleh masyarakat sekitar
hutan terdapat jenis tumbuhan yang hidup liar sebagai semak belukar antara lain: kirinyuh Eupathorium spp., tembelekan Lantana camara, alang-alang
Imperata cylindrica, putri malu Mimosa pudica, rumput-rumputan, iwil-iwil, bambu wuluh, tepus dan pulutan. Untuk mengetahui kondisi vegetasi serta satwa
liar yang ada di kawasan hutan KPH Pekalongan Barat akan dilakukan survey keanekaragaman hayati yang dilakukan pada kawasan hutan KPH Pekalongan
Barat.
4.7 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat