5.4 Interaksi Masyarakat dengan Hutan dalam Pemanfaatan Tumbuhan
Obat
Hasil analisis vegetasi teridentifikasi 98 spesies 63,22, dan hasil wawancara teridentifikasi sebanyak 26 spesies tumbuhan obat Gambar 12.
Berdasarkan kegiatan analisis vegetasi dan wawancara, terdapat 11 spesies tumbuhan obat yang berada di dalam kawasan hutan lindung, yaitu alang-alang
, combrang, kunyit, petai cina, pisang, salam, sontak,
talas, cangkoba, bambu wulung, dan tumpangan. Tumbuhan obat tersebut merupakan spesies yang dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar kawasan hutan lindung.
Gambar 34 Jumlah spesies tumbuhan obat hasil analisis vegetasi dan wawancara.
Masyarakat sekitar kawasan hutan lindung RPH Guci hanya memanfaatkan sebanyak 11 spesies tumbuhan dari spesies tumbuhan yang
ditemukan. Sebenarnya tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat berada di dalam kawasan hutan lindung, tetapi karena berbagai hal, salah satunya aktivitas
masyarakat di sekitar hutan lindung, keberadaan dari spesies tumbuhan obat yang lainnya jarang ditemukan.
Pemanfaatan tumbuhan obat yang digunakan masyarakat terutama spesies tumbuhan yang berasal dari kawasan hutan lindung menunjukkan adanya interaksi
antara masyarakat di sekitar hutan dengan kawasan hutan tersebut. Menurut Hasanah 2011, masyarakat merupakan salah satu faktor utama
dalam terlaksananya kelestarian sumberdaya alam hayati yang terdapat di sekitarnya. Interaksi antara masyarakat dengan kawasan hutan tersebut dapat
berpengaruh terhadap kerusakan sumberdaya hutan.
Analisis vegetasi
87 spesies Wawancara
15 spesies 11
sp.
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat berasal dari dalam kawasan hutan lindung, hal ini dikarenakan masyarakat di sekitar kawasan hutan
tersebut hanya sedikit yang mempunyai kebun ataupun sawah. Sebagian besar lahan yang digarap oleh petani merupakan lahan milik Perhutani, dalam hal ini
KPH Pekalongan Barat berusaha mendukung peningkatan pendapatan Masyarakat Desa Hutan MDH dengan cara memberikan akses bagi masyarakat untuk
memanfaatkan hasil hutan dan pemanfaatan lahan hutan melalui kegiatan tumpang sari, pemanfaatan lahan di bawah tegakan PLDT.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Kawasan hutan lindung RPH Guci terdapat cukup banyak spesies tumbuhan
dari berbagai habitus, teridentifikasi 155 spesies dari 66 famili. Dari 155 spesies yang teridentifikasi tersebut terdapat 98 spesies 63,22 dari 53
famili telah diketahui kegunaannya sebagai tumbuhan obat. 2.
Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan lindung RPH Guci cukup rendah, hal ini hanya sebanyak 26 spesies dari 17
famili tumbuhan yang dipercaya berkhasiat obat dan sebanyak 19,23 berasal dari famili Zingiberaceae. Masyarakat memanfaatkan tumbuhan obat
secara langsung dari hutan.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukannya penelitian mengenai potensi tumbuhan obat lebih lanjut
pada kawasan hutan lindung lainnya di KPH Pekalongan Barat, Jawa Tengah. 2.
Untuk mewujudkan kelestarian tumbuhan obat di kawasan hutan lindung
RPH Guci perlu dilakukannya penyuluhan mengenai potensi tumbuhan obat oleh pihak terkait kepada masyarakat di sekitarnya dan cara pemanfaatannya
secara lestari.