Gambar 2 menunjukan komposisi spesies terbesar terdapat pada hutan pegunungan atas, dan untuk hutan pegunungan tengah memiliki jumlah spesies
yang lebih besar dibandingkan dengan hutan pegunungan bawah. Hal ini tidak sesuai dengan teori ekologi yang menjelaskan bahwa semakin tinggi suatu daerah
maka keanekaragaman spesies semakin berkurang, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah cahaya dan suhu Soerianegara Indrawan
1998. Banyaknya spesies di hutan pegunungan atas di hutan lindung RPH Guci dipengaruhi oleh komposisi tegakan yang ada, dimana di dalam hutan
pegunungan atas terdiri atas tiga jenis tegakan yaitu rimba campur RBC, pinus, dan hutan alam. Aktivitas yang jarang dilakukan masyarakat di hutan pegunungan
atas khususnya pada tegakan hutan alam mengakibatkan dampak kerusakan hutan yang kecil dibandingkan pada hutan pegunungan bawah. Hutan alam pada hutan
pegunungan atas merupakan hutan lindung mutlak, dimana kondisi dari hutan tersebut masih alami.
Hutan pegunungan tengah dan pegunungan bawah memiliki jumlah spesies yang cukup rendah dibandingkan dengan jumlah spesies di hutan alam.
Tegakan yang ada pada tipe hutan tersebut adalah RBC dan pinus. Hutan pegunungan tengah dan bawah merupakan hutan lindung terbatas HLT, dimana
keadaan alamnya dengan batas-batas tertentu dan sedikit banyak masih dapat diambil hasilnya, salah satunya hasil hutan non kayu berupa getah pinus. Hal ini
menunjukkan adanya aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan pegunungan tengah dan bawah.
5.1.2 Komposisi spesies berdasarkan habitus
Komposisi spesies tumbuhan yang berada di kawasan hutan lindung RPH Guci berdasarkan habitusnya dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu pohon,
perdu, herba, liana, semak, dan epifit. Data mengenai komposisi habitus dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Komposisi spesies berdasarkan habitus.
Data pada Gambar 3 menunjukkan bahwa spesies yang paling banyak ditemukan terdapat pada habitus pohon yaitu sebanyak 59 spesies 38,06 dan
jumlah spesies terkecil terdapat pada habitus epifit sebanyak 3 spesies 1,93 yaitu Belvisia spicata, Asplenium nidus, dan Bulbophyllum antenniferum. Hal ini
menunjukkan bahwa spesies dengan habitus pohon memiliki keanekaragaman spesies yang paling tinggi. Informasi mengenai habitus masing-masing spesies
dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.1.3 Dominansi vegetasi
Dominansi menggambarkan suatu spesies utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan menunjukkan banyaknya
jumlah jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhannya yang dominan Fachrul 2007.
Dominansi suatu spesies berkaitan dengan Indeks Nilai Penting INP, semakin tinggi nilai INP suatu spesies, maka spesies tersebut memiliki dominansi
yang tinggi dalam komunitasnya. Daftar spesies yang memiliki INP tertinggi berdasarkan tingkat pertumbuhan dan tipe hutan akan disajikan lebih rinci sebagai
berikut:
5.1.3.1 Dominansi di rimba campur RBC
Indeks Nilai Penting INP menentukan dominansi jenis tumbuhan terhadap tumbuhan lain. Dominansi spesies di tiga tipe hutan pada tegakan RBC
disajikan pada Tabel 8.
3 11
31 23
28 59
10 20
30 40
50 60
70
Epifit Liana
Herba Semak
Perdu Pohon
Ju m
lah sp
esies
Habitus
Tabel 8 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan pegunungan pada tegakan RBC
Tingkat Pertumbuh
an habitus Hutan Peg. Atas
Hutan Peg. Tengah Hutan Peg. Bawah
Nama ilmiah INP
Nama ilmiah INP
Nama ilmiah
INP
Semai Areca pumila
41,84 Dimocarpus longan
52,20 Pinus oocarpa
123,61 Pancang
Pinus oocarpa 43,61 Pinus oocarpa
54,35 Pinus oocarpa
102,60 Tiang
Lithocarpus sundaicus
120,57 Eucalyptus saligna
156,56 Pinus oocarpa
124,88 Pohon
Pinus merkusii 84,70 Pinus merkusii
300 Pinus oocarpa
300 Tumbuhan
bawah Scoparia
dulcis 44,25 Pogonatherum
paniceum 21,05 Scoparia
dulcis 19,81
Spesies yang mendominasi di hutan pegunungan atas adalah L. sundaicus yaitu pada tingkat tiang dengan INP sebesar 120,57, di hutan pegunungan
tengah didominasi oleh P. merkusii sebesar 300, dan pada hutan pegunungan bawah didominasi oleh P. oocarpa 300.
P. merkusiii dan P. oocarpa merupakan vegetasi utama yang ada dalam wilayah kawasan hutan Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat khususnya RPH
Guci sebagai mayoritas tanaman komersial yang diusahakan. P. oocarpa lebih mendominasi pada hutan pegunungan bawah, pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan P. merkusii, merupakan faktor dilakukannya penanaman spesies tersebut. Selain itu, pinus merupakan spesies endemik yang mudah
tumbuh dan memberikan pertumbuhan yang baik Ali et al. 2009. Tingkat pancang merupakan komponen permudaan yang sangat penting
karena kunci sukses atau tidaknya proses permudaan tersebut berlangsung dapat dilihat pada fase tersebut Sidiyasa et al. 2006. Pada ketiga tipe hutan
pegunungan pada tingkat pancang sama-sama didominasi oleh P. oocarpa.
5.1.3.2 Dominansi di tegakan pinus
Dominansi spesies di tiga tipe hutan pada tegakan Pinus disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan pegunungan pada tegakan pinus
Tingkat Pertumbuhan
habitus Hutan Peg. Atas
Hutan Peg. Tengah Hutan Peg. Bawah
Nama ilmiah
INP Nama ilmiah
INP Nama ilmiah
INP
Tumbuhan bawah
Scoparia dulcis
37,65 Scoparia dulcis
27,39 Scoparia dulcis
33,62
S. dulcis merupakan spesies yang mampu beradaptasi sehingga spesies tersebut yang mendominasi dalam komunitasnya. Berdasarkan hasil analisis
vegetasi S. dulcis terdapat di berbagai ketinggian yaitu hutan pegunungan atas, tengah, dan bawah baik di tegakan RBC, pinus, dan hutan alam. Hal tersebut
menggambarkan S. dulcis mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungannya.
5.1.3.4 Dominansi di hutan alam
Dominansi spesies di tipe hutan pegunungan atas pada tegakan hutan alam disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan
Tingkat Pertumbuhan habitus
Hutan Peg. Atas Nama ilmiah
INP
Semai Areca pumila
100,34 Pancang
Laportea stimulans 26,96
Tiang Glochidion obscurum
45,35 Pohon
Lithocarpus sundaicus 55,06
Tumbuhan bawah Scoparia dulcis
17,00
Spesies yang mendominasi di hutan alam yaitu A. pumila dengan INP sebesar 100,34 pada tingkat semai. A. pumila hanya ditemukan pada hutan
pegunungan atas, hal tersebut menggambarkan bahwa di hutan pegunungan atas khususnya di hutan alam merupakan tempat tumbuh yang sesuai. Spesies yang
mendominasi pada hutan pegunungan atas untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Spesies yang mendominasi: a Areca pumila, b Scoparia dulcis. Tingkat dominansi suatu spesies dalam suatu komunitas salah satunya
dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor luar yang mempengaruhi seperti iklim, geografis, edafis, dan biotik Hasanah 2011. Spesies
yang memiliki INP kecil merupakan spesies yang tidak mendominasi yang
A B
dikarenakan oleh faktor tersebut misalnya kesesuaian habitat yang tidak mencukupi.
Gambar 5 Kondisi vegetasi a hutan rimba campur RBC, b hutan tanaman pinus, c hutan alam.
Kawasan hutan lindung RPH Guci memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Menurut Marito 2010, jumlah semai dan tumbuhan bawah pada suatu
hutan menentukan keberlangsungan hutan tersebut untuk regenerasi sehingga tetap ada, hal tersebut dapat diketahui dari tingkat pertumbuhan atau habitus yang
mendominasi.
5.1.4 Komposisi famili
Berdasarkan hasil kegiatan analisi vegetasi yang telah dilakukan di Kawasan Hutan Lindung HL RPH Guci, terdapat 155 spesies terdiri atas 66
famili yang tersebar di tiga kelas ketinggian yaitu hutan pegunungan atas, hutan pegunungan tengah, dan hutan pegunungan bawah. Komposisi famili dari ketiga
hutan pegunungan berdasarkan ketinggian tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Komposisi famili berdasarkan tipe hutan pegunungan. Jumlah famili pada hutan pegunungan atas memiliki proporsi yang lebih
besar dari pada hutan pegunungan tengah dan bawah. Hal ini dikarenakan hutan
55 40
42
10 20
30 40
50 60
hutan pegunungan atas hutan pegunungan
tengah hutan pegunungan
bawah
Ju m
lah f
am il
i
Tipe hutan pegunungan
a b
c
pegunungan atas memiliki tiga tipe hutan yaitu RBC, hutan tanaman pinus, dan hutan alam serta komposisi famili yang bermacam. Sedangkan di hutan
pegunungan tengah dan bawah hanya terdapat dua tipe hutan, yaitu RBC dan hutan tanaman pinus. Hutan pegunungan tengah memiliki jumlah famili lebih
kecil dibandingkan dengan hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan tengah, hal ini dimungkinkan spesies yang berada pada RBC dan hutan tanaman
pinus hampir sama. Famili yang paling banyak ditemukan dari ketiga tipe hutan pegunungan
tersebut berturut-turut adalah famili Poaceae, yaitu sebanyak 15 spesies, Fabaceae 10 spesies, Asteraceae 10 spesies, Myrtaceae, Polypodiaceae, dan Rubiaceae
masing-masing enam spesies. Hal ini menunjukkan bahwa famili Poaceae memiliki dominansi yang tinggi dibandingkan dengan famili lainnya.
5.1.5 Keanekaragaman H’, kemerataan E, dan kekayaan spesies Dmg