BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Komposisi Vegetasi
Berdasarkan data vegetasi baik data primer maupun data sekunder diperoleh beberapa informasi mengenai nama lokal, nama ilmiah, habitus, famili
dan kegunaannya. Berikut akan dibahas lebih lanjut vegetasi berdasarkan komposisi famili, komposisi spesies, komposisi spesies tumbuhan berdasarkan
habitus, dominansi vegetasi, indeks keanekaragaman spesies H’, indeks kemerataan E, dan indeks kekayaan spesies Dmg.
5.1.1 Komposisi spesies
Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di kawasan hutan lindung RPH Guci diperoleh spesies tumbuhan sebanyak 155 spesies dari 66 famili. Data
komposisi spesies dan famili pada tiga tipe hutan pegunungan disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan spesies tertinggi terdapat pada hutan pegunungan atas dengan jumlah spesies sebanyak 114 spesies dari 55 famili. Pada ketiga hutan
pegunungan tersebut, yaitu hutan pegunungan atas, hutan pegunungan tengah, dan hutan pegunungan bawah terdapat spesies dan famili yang sama diantaranya
alang-alang Imperata cylindrica, P. merkusii, dan P. oocarpa. Famili tumbuhan yang paling banyak ditemukan adalah famili Poaceae sebanyak 15 spesies,
Fabaceae 10 spesies, dan famili Asteraceae 10 spesies.
114 72
70
55 40
42 20
40 60
80 100
120
Hutan peg. Atas Hutan peg. Tengah
Hutan peg. Bawah
Juml a
h sp
e si
e s
Tipe hutan pegunungan
Spesies Famili
Gambar 2 Komposisi spesies dan famili pada tipe hutan pegunungan.
Gambar 2 menunjukan komposisi spesies terbesar terdapat pada hutan pegunungan atas, dan untuk hutan pegunungan tengah memiliki jumlah spesies
yang lebih besar dibandingkan dengan hutan pegunungan bawah. Hal ini tidak sesuai dengan teori ekologi yang menjelaskan bahwa semakin tinggi suatu daerah
maka keanekaragaman spesies semakin berkurang, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah cahaya dan suhu Soerianegara Indrawan
1998. Banyaknya spesies di hutan pegunungan atas di hutan lindung RPH Guci dipengaruhi oleh komposisi tegakan yang ada, dimana di dalam hutan
pegunungan atas terdiri atas tiga jenis tegakan yaitu rimba campur RBC, pinus, dan hutan alam. Aktivitas yang jarang dilakukan masyarakat di hutan pegunungan
atas khususnya pada tegakan hutan alam mengakibatkan dampak kerusakan hutan yang kecil dibandingkan pada hutan pegunungan bawah. Hutan alam pada hutan
pegunungan atas merupakan hutan lindung mutlak, dimana kondisi dari hutan tersebut masih alami.
Hutan pegunungan tengah dan pegunungan bawah memiliki jumlah spesies yang cukup rendah dibandingkan dengan jumlah spesies di hutan alam.
Tegakan yang ada pada tipe hutan tersebut adalah RBC dan pinus. Hutan pegunungan tengah dan bawah merupakan hutan lindung terbatas HLT, dimana
keadaan alamnya dengan batas-batas tertentu dan sedikit banyak masih dapat diambil hasilnya, salah satunya hasil hutan non kayu berupa getah pinus. Hal ini
menunjukkan adanya aktivitas masyarakat di dalam kawasan hutan pegunungan tengah dan bawah.
5.1.2 Komposisi spesies berdasarkan habitus