Dominansi di tegakan pinus Dominansi di hutan alam

Tabel 8 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan pegunungan pada tegakan RBC Tingkat Pertumbuh an habitus Hutan Peg. Atas Hutan Peg. Tengah Hutan Peg. Bawah Nama ilmiah INP Nama ilmiah INP Nama ilmiah INP Semai Areca pumila 41,84 Dimocarpus longan 52,20 Pinus oocarpa 123,61 Pancang Pinus oocarpa 43,61 Pinus oocarpa 54,35 Pinus oocarpa 102,60 Tiang Lithocarpus sundaicus 120,57 Eucalyptus saligna 156,56 Pinus oocarpa 124,88 Pohon Pinus merkusii 84,70 Pinus merkusii 300 Pinus oocarpa 300 Tumbuhan bawah Scoparia dulcis 44,25 Pogonatherum paniceum 21,05 Scoparia dulcis 19,81 Spesies yang mendominasi di hutan pegunungan atas adalah L. sundaicus yaitu pada tingkat tiang dengan INP sebesar 120,57, di hutan pegunungan tengah didominasi oleh P. merkusii sebesar 300, dan pada hutan pegunungan bawah didominasi oleh P. oocarpa 300. P. merkusiii dan P. oocarpa merupakan vegetasi utama yang ada dalam wilayah kawasan hutan Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat khususnya RPH Guci sebagai mayoritas tanaman komersial yang diusahakan. P. oocarpa lebih mendominasi pada hutan pegunungan bawah, pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan P. merkusii, merupakan faktor dilakukannya penanaman spesies tersebut. Selain itu, pinus merupakan spesies endemik yang mudah tumbuh dan memberikan pertumbuhan yang baik Ali et al. 2009. Tingkat pancang merupakan komponen permudaan yang sangat penting karena kunci sukses atau tidaknya proses permudaan tersebut berlangsung dapat dilihat pada fase tersebut Sidiyasa et al. 2006. Pada ketiga tipe hutan pegunungan pada tingkat pancang sama-sama didominasi oleh P. oocarpa.

5.1.3.2 Dominansi di tegakan pinus

Dominansi spesies di tiga tipe hutan pada tegakan Pinus disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan pegunungan pada tegakan pinus Tingkat Pertumbuhan habitus Hutan Peg. Atas Hutan Peg. Tengah Hutan Peg. Bawah Nama ilmiah INP Nama ilmiah INP Nama ilmiah INP Tumbuhan bawah Scoparia dulcis 37,65 Scoparia dulcis 27,39 Scoparia dulcis 33,62 S. dulcis merupakan spesies yang mampu beradaptasi sehingga spesies tersebut yang mendominasi dalam komunitasnya. Berdasarkan hasil analisis vegetasi S. dulcis terdapat di berbagai ketinggian yaitu hutan pegunungan atas, tengah, dan bawah baik di tegakan RBC, pinus, dan hutan alam. Hal tersebut menggambarkan S. dulcis mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungannya.

5.1.3.4 Dominansi di hutan alam

Dominansi spesies di tipe hutan pegunungan atas pada tegakan hutan alam disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Spesies dengan INP tertinggi di tiga tipe hutan Tingkat Pertumbuhan habitus Hutan Peg. Atas Nama ilmiah INP Semai Areca pumila 100,34 Pancang Laportea stimulans 26,96 Tiang Glochidion obscurum 45,35 Pohon Lithocarpus sundaicus 55,06 Tumbuhan bawah Scoparia dulcis 17,00 Spesies yang mendominasi di hutan alam yaitu A. pumila dengan INP sebesar 100,34 pada tingkat semai. A. pumila hanya ditemukan pada hutan pegunungan atas, hal tersebut menggambarkan bahwa di hutan pegunungan atas khususnya di hutan alam merupakan tempat tumbuh yang sesuai. Spesies yang mendominasi pada hutan pegunungan atas untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Spesies yang mendominasi: a Areca pumila, b Scoparia dulcis. Tingkat dominansi suatu spesies dalam suatu komunitas salah satunya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor luar yang mempengaruhi seperti iklim, geografis, edafis, dan biotik Hasanah 2011. Spesies yang memiliki INP kecil merupakan spesies yang tidak mendominasi yang A B dikarenakan oleh faktor tersebut misalnya kesesuaian habitat yang tidak mencukupi. Gambar 5 Kondisi vegetasi a hutan rimba campur RBC, b hutan tanaman pinus, c hutan alam. Kawasan hutan lindung RPH Guci memiliki kemampuan regenerasi yang baik. Menurut Marito 2010, jumlah semai dan tumbuhan bawah pada suatu hutan menentukan keberlangsungan hutan tersebut untuk regenerasi sehingga tetap ada, hal tersebut dapat diketahui dari tingkat pertumbuhan atau habitus yang mendominasi.

5.1.4 Komposisi famili