dapat dijadikan dasar untuk pemilihan jenis potensial yang dapat dikembangkan oleh masyarakat.
5.2.3 Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan
Berdasarkan data spesies yang ditemukan, hanya terdapat beberapa bagian tumbuhan yang dimanfaatkan. Masing-masing spesies memiliki kekhasan bagian
yang biasa dimanfaatkan. Beberapa spesies terdapat lebih dari satu bagian yang dapat dimanfaatkan, bahkan ada juga spesies yang semua bagian tumbuhannya
dapat dimanfaatkan sebagai obat herba. Data mengenai persentase bagian yang digunakan disajikan pada Gambar 10.
Gambar 32 Persentase bagian tumbuhan obat yang digunakan. Bagian tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun sebesar
35. Menurut Hasanah 2011, mengatakan bahwa pemanfaatan pada bagian buah dan daun tidak terlalu menjadi masalah bagi kerusakan hutan sehingga
memiliki potensi pengelolaan secara lestari yang baik, karena buah dan daun merupakan bagian tumbuhan yang dapat beregenerasi dengan cepat. Berbeda
halnya jika bagian yang digunakan batangkayu, akar, dan rimpang, hal ini akan merusak tumbuhan secara langsung dan berdampak terhadap kelestarian spesies
tumbuhan dalam kawasan hutan lindung tersebut.
5.3 Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat
5.2.3 Karakteristik responden
Pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar kawasan hutan lindung RPH Guci diperoleh dari hasil wawancara yaitu sebanyak tujuh
responden. Kegiatan wawancara berakhir ketika data atau informasi yang diperoleh tidak terjadi penambahan informasi mengenai pemanfaatan tumbuhan.
Herba ; 11,42 Buah; 10
Batangkayu; 5
Daun; 35 Tunas; 0,72
Akar; 13,57 Bunga; 4,28
Rimpang; 1,43 Kulit batang;
8,57 Kulit buah; 1,43
Biji; 5,72 Getah; 2,14
Jumlah responden yang diwawancarai keseluruhan adalah responden laki-laki dengan usia berkisar antara 30-60 tahun persentase usia responden disajikan pada
Tabel 36. Responden laki-laki ditentukan karena memiliki pengetahuan atau informasi yang lebih luas mengenai spesies tumbuhan obat dan kegunaanya.
Berdasarkan data yang diperoleh jumlah penduduk laki-laki memiliki presentase yang tinggi yaitu sebesar 50,75.
Tabel 36 Persentase usia responden
No Usia tahun
Jumlah orang Persentase
1 30-35
2 29
2 40-47
3 42
3 50
2 29
Persentase responden yang diwawancarai berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37 Persentase responden berdasarkan mata pencaharian
No Mata pencaharian
Jumlah orang Persentase
1 Penyadap getah
5 71
2 Pegawai perhutani mandor
2 29
Mata pencaharian masyarakat menentukan pemahaman mengenai tumbuhan obat. Hasil wawancara menunjukan bahwa responden dengan mata
pencaharian sebagai penyadap getah dan pegawai perhutani mandor lebih memiliki pengetahuan yang lebih mengenai manfaat dan nama-nama lokal spesies
tumbuhan yang ada di dalam kawasan hutan. Intensitas yang tinggi dalam aktivitasnya di dalam kawasan hutan merupakan salah satu faktor yang
mempebgeruhinya. Tingkat pendidikan responden yang diwawancarai ditujukkan pada Tabel
38. Responden yang ditemui memiliki tingkat pendidikan yang berbeda mulai dari tidak tamat SD sampai dengan SLTA.
Tabel 38 Persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan
Jumlah orang Persentase
1 Tidak tamat SD
1 14
2 SD
1 14
3 SMP
3 43
4 SLTA
2 29
Keterbatasan akses pada beberapa masyarakat menuju sekolah dan masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat menjadi latar belakang masih rendahnya
tingkat pendidikan. Namun hal ini tidak terlalu berpengaruh terhadap pengetahuan akan tumbuhan obat yang dimiliki oleh masyarakat di sekitar hutan. Masyarakat
mengetahui manfaat atau kegunaan tumbuhan sebagai obat diperoleh dari orang
tua, selain itu pengetahuan tersebut diperoleh dari orang lain, yaitu para pengunjung yang sengaja datang untuk mendapatkan tumbuhan yang digunakan
sebagai obat.
5.3.2 Pemanfaatan tumbuhan obat