93 Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pendidikan, Dan Sosial Terhadap Jiwa Dan Minat Kewirausahaan Mahasiswa
Selain itu, Tabel 9 menunjukkan jumlah contoh yang berwirausaha lebih sedikit 5.6 dibanding jumlah contoh yang memiliki pengalaman bekerja. Hal ini
menggambarkan kegiatan wirausaha dikalangan mahasiswa TPB IPB masih rendah, namun pada penelitian ini, mahasiswa laki-laki masih dua kali lebih tinggi
dibandingkan mahasiwa perempuan dalam hal pengalaman wirausaha dan atau pengalaman kerja. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa laki-laki memiliki
kecenderungan lebih besar berwirausaha dibandingkan dengan mahasiswa perempuan, disebabkan karena persepsi negatif perempuan bahwa wirausaha dapat
menjauhkan perempuan dari keluarga Azzahra, 2009; Alma, 2009. Meskipun Rudy 2010 menyatakan pengalaman kerja tidak berpengaruh
secara parsial terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, namun secara rasional pasti berbeda mahasiswa yang memiliki pengalaman wirausaha dan kerja dengan
mahasiswa yang tidak memiliki keduanya dalam hal jiwa dan minat kewirausahaan. Dahama dan Bhatnagar 1980 mengatakan pengalaman seseorang akan
memberikan kontsribusi terhadap minat dan harapannya untuk belajar lebih banyak.
Uang Saku
Uang saku yang dimaksud adalah gabungan uang rata- rata yang diperoleh contoh setiap bulan, baik yang bersumber dari orangtua, kakaksaudara, beasiswa,
hasil wirausaha atau kerja sendiri. sebanyak 43.3 persen contoh memiliki uang saku antara Rp 333,000-Rp 666,000, dan sebanyak 35.3 persen memiliki uang
saku antara Rp 666,001–Rp 999,000. Rataan uang saku mahasiswa laki-laki ± Rp 765,049.50 dan mahasiswa perempuan ± Rp 747,185.43. Kisaran uang saku
laki-laki antara Rp 200.000–Rp 3.000.000 dan uang saku perempuan antara Rp 250.000-Rp 2.000.000 Tabel 10.
Proporsi rataan uang saku bulanan terbesar 71.4 diperoleh dari orangtua, kemudian beasiswa 24.7, kerja atau wirausaha 2.0, saudara dan kerabat
1.9. Hasil uji beda menunjukkan perbedaan p0,10 uang saku contoh laki-laki dan perempuan, dimana contoh perempuan rata-rata memiliki uang saku lebih tinggi
dibandingkan contoh laki-laki. Azzahra 2009 menemukan mahasiswa dengan uang saku kurang dari Rp 700,000 lebih termotivasi berwirausaha, karena keinginan untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Lebih dari separuh contoh 55.6 memiliki penghasilan kurang dari Rp 700,000, itu artinya minimal terdapat 140 contoh yang
berpeluang memiliki minat berwirausaha.