17 11.3 33 13.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pendidikan, Dan Sosial Terhadap Jiwa Dan Minat Kewirausahaan Mahasiswa

Tabel 9 Sebaran Contoh Menurut Uang Saku, Pengeluaran, Rasio Pengeluaran- Uang Saku, Kepemilikan tabungan Karakteristik Laki-laki Perempuan Total n n N Uang Saku Rpbulan Kurang dari 333.000 3 3.0 2 1.3 5 2.0 333.000 – 666.000 45 44.5 64 42.4 109 43.3 666.001 – 999.000 35 34.6 54 35.8 89 35.3 999.001 – 1.332.000 11 10.9 24 15.9 35 13.9 1.332.001 – 1.665.000 2 2.0 6 4.0 8 3.2 Lebih dari 1.665.000 5 5.0 1 0.7 6 2.4 Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0 Rataan 765,049.50 747,185.43 754345.24 SB 407,162.43 270,543.02 331461.01 p-value 0.068 Pengeluaran Rpbulan Kurang dari 350.000 6 5.9 4 2.6 10 4.0 350.000-700.000 76 75.3 112 74.2 188 74.6 700.001-1.050.000 16 15.8 32 21.2 48 19.0 Lebih dari 1.050.000 3 3.0 3 2.0 6 2.4 Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0 Rataan 595841.58 625728.48 613750.0 SB 254355.14 204702.55 225903.95 p-value 0.137 Rasio Uang Saku-Pengeluaran Kurang 1.00 0 0.0 6 4.0 6 2.4 Impas 1.00 29 28.7 46 30.4 75 29.8 Lebih 1.00 72

71.3 99

65.6 171

67.8 Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0 p-value 0.032 Kepemilikan tabungan Tidak 33 32.7 47 31.1 80 31.7 Ya 68 67.3 104 68.9 172 68.3 Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0 p-value 0.396 Keterangan: = berbeda nyata α≤0,05; = berbeda nyata α≤0,10 Pengeluaran Hampir tiga perempat contoh 74.6 memiliki pengeluaran antara Rp 350,000–Rp 700,000, dimana rataan pengeluaran mahasiswa laki-laki per bulan ± Rp 595,841.58 dan mahasiswa perempuan ± Rp 626,192.05. Kisaran pengeluaran mahasiswa laki-laki antara Rp 180,000 hingga Rp 2,000,000 dan Kisaran pengeluaran mahasiswa perempuan antara Rp 300,000-Rp 2,000,000 Tabel 9. Proporsi rataan pengeluaran terbesar 70.5 dipergunakan untuk pemenuhan konsumsi, dan sekitar 29.5 persen sisanya dialokasikan untuk buku dan bahan kuliah, hiburan dan rekreasi, internet, pelatihan dan pengembangan diri , investasi, dan lain-lain. Hasil uji beda tidak menunjukkan adanya perbedaan p0,10 antara pengeluaran contoh laki-laki dan perempuan. Hal ini berarti mahasiswa laki-laki memiliki alokasi pengeluaran, aktivitas belajar, kebutuhan bahan kuliah, rekreasi, tempat belanja dan makan yang hampir sama dengan mahasiswa perempuan. Rasio Uang Saku dan Pengeluaran Lebih dari dua pertiga contoh 67.8 memiliki rasio uang saku dan pengeluaran lebih besar dari satu 1.00. Hal tersebut berarti sebagian besar contoh memiliki kelebihan uang saku setiap bulannya, besaranya berkisar antara Rp 20,000–Rp 1,500,000, dengan rataan ± Rp 210,118.3. Rasio uang saku dan pengeluaran kurang dari satu 1.00 berarti uang saku defisit dan hanya terjadi pada mahasiswa perempuan 2.4, sedangkan yang impas =1.00 terdapat 29.8 persen Tabel 9. Mahasiswa laki-laki 71.3 memiliki kelebihan uang saku 1.00 lebih banyak dibandingkan mahasiswa perempuan 65.6. Hasil uji beda yang menunjukkan adanya perbedaan rasio selisih uang saku dan pengeluaran p ≤0.05, dimana mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan mahasiswa perempuan. Ada peluang sisa uang saku tersebut dapat dimanfaatkan untuk investasi atau wirausaha, namun hal tersebut sangat bergantung pada karakterjiwa wirausaha individu, lebih suka ditabung atau digunakan untuk investasi Faisol, 2002. Kepemilikan Tabungan Tabel 9 menunjukkan sebanyak 68.3 persen mahasiswa memiliki tabungan, dan 31.7 persen tidak. Mahasiswa perempuan 68.9 lebih banyak memiliki tabungan dibandingkan mahasiswa laki-laki 67.3. Bila dibandingkan dengan rasio uang saku-pengeluaran, persentase total Kepemilikan tabungan contoh hampir sama 67.8, namun berbeda jika dibandingkan dengan kategori jenis kelamin. Hal ini berarti ada mahasiswa yang memiliki kelebihan uang saku 1.00, namun tidak memiliki tabungan, dan ada juga mahasiswa yang memiliki tabungan, namun memiliki uang saku pas atau kurang. Hal ini berarti tidak selamanya kelebihan uang saku menentukan seorang mahasiswa memiliki tabungan. Tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal Kepemilikan tabungan p ≥0.10. Karakteristik Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terikat oleh hubungan perkawinan dan hubungan darah, tinggal dalam satu rumah dengan menjalankan fungsi dan peran tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang sama Guhardja et al., 1992. Keluarga memiliki posisi yang penting bagi pembentukan sumberdaya manusia, karena tempat pertama manusia berinteraksi dimulai dari keluarga. Berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis, orangtua merupakan faktor utama dalam belajar anak Hawadi, 2001. Karakteristik keluarga meliputi usia orangtua, status pernikahan orangtua, ukuran keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, serta penghasilan orangtua. Usia Orangtua Pengkategorian usia pada penelitian ini mengacu pada Hurlock 1991 yang mengategorikan usia menjadi tiga kelompok: dewasa awal 18-40 tahun, dewasa madya 41-60 tahun, dan dewasa lanjut atau lanjut usia 60 tahun. Berdasarkan klasifikasi tersebut, umur ayah contoh paling banyak tergolong dewasa madya 93.4 dengan sebaran antara 33-68 tahun dan rata-rata 49.7 tahun, sedangkan sebaran umur ibu antara 31-62 tahun dan rata-rata 45.3 tahun. Sebagian besar umur ibu 82.1 tergolong dewasa madya Tabel 10. Fase dewasa madya merupakan masa transisi dan paling ditakuti diantara fase kehidupan lainnya. Pada masa

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPRIBADIAN, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIVITAS BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

16 61 173

PENGARUH PENGALAMAN BERWIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Pengaruh Pengalaman Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 Universitas Muhamma

0 3 13

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

0 1 8

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

0 2 13

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM Pengaruh Sikap Mandiri dan Lingkungan keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah

1 5 16

PENGARUH FAKTOR KELUARGA DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MENJADI WIRAUSAHA Pengaruh Faktor Keluarga dan Karakyeristik Kewirausahaan Terhadap Minat Menjadi Wirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas muh

0 3 16

PENGARUH EKSPEKTASI PENDAPATAN, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta).

1 4 155

PENGARUH KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 1 149

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

0 0 10