Tabel 9 Sebaran Contoh Menurut Uang Saku, Pengeluaran, Rasio Pengeluaran- Uang Saku, Kepemilikan tabungan
Karakteristik Laki-laki
Perempuan Total
n n N Uang Saku Rpbulan
Kurang dari 333.000 3
3.0 2
1.3 5
2.0 333.000 – 666.000
45
44.5
64
42.4
109
43.3
666.001 – 999.000 35
34.6 54
35.8 89
35.3 999.001 – 1.332.000
11 10.9 24 15.9 35 13.9 1.332.001 – 1.665.000
2 2.0 6 4.0 8 3.2 Lebih dari 1.665.000
5 5.0
1 0.7
6 2.4
Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0
Rataan 765,049.50 747,185.43
754345.24 SB 407,162.43
270,543.02 331461.01
p-value 0.068
Pengeluaran Rpbulan
Kurang dari
350.000 6 5.9 4 2.6 10 4.0
350.000-700.000 76 75.3
112 74.2
188 74.6
700.001-1.050.000 16 15.8 32 21.2 48 19.0
Lebih dari
1.050.000 3 3.0 3 2.0 6 2.4
Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0
Rataan 595841.58 625728.48
613750.0 SB 254355.14
204702.55 225903.95
p-value 0.137
Rasio Uang Saku-Pengeluaran
Kurang 1.00
0 0.0 6 4.0 6 2.4 Impas
1.00 29 28.7 46 30.4 75 29.8
Lebih 1.00 72
71.3 99
65.6 171
67.8
Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0
p-value 0.032
Kepemilikan tabungan
Tidak 33 32.7 47 31.1 80 31.7
Ya 68
67.3
104
68.9
172
68.3
Total 101 100.0 151 100.0 252 100.0
p-value 0.396
Keterangan: = berbeda nyata α≤0,05; = berbeda nyata α≤0,10
Pengeluaran
Hampir tiga perempat contoh 74.6 memiliki pengeluaran antara Rp 350,000–Rp 700,000, dimana rataan pengeluaran mahasiswa laki-laki per bulan ±
Rp 595,841.58 dan mahasiswa perempuan ± Rp 626,192.05. Kisaran pengeluaran mahasiswa laki-laki antara Rp 180,000 hingga Rp 2,000,000 dan Kisaran
pengeluaran mahasiswa perempuan antara Rp 300,000-Rp 2,000,000 Tabel 9. Proporsi rataan pengeluaran terbesar 70.5 dipergunakan untuk pemenuhan
konsumsi, dan sekitar 29.5 persen sisanya dialokasikan untuk buku dan bahan kuliah, hiburan dan rekreasi, internet, pelatihan dan pengembangan diri , investasi,
dan lain-lain. Hasil uji beda tidak menunjukkan adanya perbedaan p0,10 antara
pengeluaran contoh laki-laki dan perempuan. Hal ini berarti mahasiswa laki-laki memiliki alokasi pengeluaran, aktivitas belajar, kebutuhan bahan kuliah, rekreasi,
tempat belanja dan makan yang hampir sama dengan mahasiswa perempuan.
Rasio Uang Saku dan Pengeluaran
Lebih dari dua pertiga contoh 67.8 memiliki rasio uang saku dan pengeluaran lebih besar dari satu 1.00. Hal tersebut berarti sebagian besar contoh
memiliki kelebihan uang saku setiap bulannya, besaranya berkisar antara Rp 20,000–Rp 1,500,000, dengan rataan ± Rp 210,118.3. Rasio uang saku dan
pengeluaran kurang dari satu 1.00 berarti uang saku defisit dan hanya terjadi pada mahasiswa perempuan 2.4, sedangkan yang impas =1.00 terdapat 29.8
persen Tabel 9. Mahasiswa laki-laki 71.3 memiliki kelebihan uang saku 1.00 lebih
banyak dibandingkan mahasiswa perempuan 65.6. Hasil uji beda yang menunjukkan adanya perbedaan rasio selisih uang saku dan pengeluaran p
≤0.05, dimana mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan mahasiswa perempuan. Ada
peluang sisa uang saku tersebut dapat dimanfaatkan untuk investasi atau wirausaha, namun hal tersebut sangat bergantung pada karakterjiwa wirausaha individu, lebih
suka ditabung atau digunakan untuk investasi Faisol, 2002.
Kepemilikan Tabungan
Tabel 9 menunjukkan sebanyak 68.3 persen mahasiswa memiliki tabungan, dan 31.7 persen tidak. Mahasiswa perempuan 68.9 lebih banyak memiliki
tabungan dibandingkan mahasiswa laki-laki 67.3. Bila dibandingkan dengan rasio uang saku-pengeluaran, persentase total Kepemilikan tabungan contoh hampir sama
67.8, namun berbeda jika dibandingkan dengan kategori jenis kelamin. Hal ini berarti ada mahasiswa yang memiliki kelebihan uang saku 1.00, namun tidak
memiliki tabungan, dan ada juga mahasiswa yang memiliki tabungan, namun memiliki uang saku pas atau kurang. Hal ini berarti tidak selamanya kelebihan uang
saku menentukan seorang mahasiswa memiliki tabungan. Tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hal Kepemilikan tabungan p
≥0.10.
Karakteristik Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terikat oleh hubungan perkawinan dan hubungan darah, tinggal dalam satu rumah dengan menjalankan
fungsi dan peran tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang sama Guhardja et al.,
1992. Keluarga memiliki posisi yang penting bagi pembentukan sumberdaya
manusia, karena tempat pertama manusia berinteraksi dimulai dari keluarga. Berdasarkan penelitian dan pengalaman klinis, orangtua merupakan faktor utama
dalam belajar anak Hawadi, 2001. Karakteristik keluarga meliputi usia orangtua, status pernikahan orangtua, ukuran keluarga, pendidikan orangtua, pekerjaan
orangtua, serta penghasilan orangtua.
Usia Orangtua
Pengkategorian usia pada penelitian ini mengacu pada Hurlock 1991 yang mengategorikan usia menjadi tiga kelompok: dewasa awal 18-40 tahun, dewasa
madya 41-60 tahun, dan dewasa lanjut atau lanjut usia 60 tahun. Berdasarkan klasifikasi tersebut, umur ayah contoh paling banyak tergolong dewasa madya
93.4 dengan sebaran antara 33-68 tahun dan rata-rata 49.7 tahun, sedangkan sebaran umur ibu antara 31-62 tahun dan rata-rata 45.3 tahun. Sebagian besar umur
ibu 82.1 tergolong dewasa madya Tabel 10. Fase dewasa madya merupakan masa transisi dan paling ditakuti diantara fase kehidupan lainnya. Pada masa