15.9 13.9 67.3 18.8 Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pendidikan, Dan Sosial Terhadap Jiwa Dan Minat Kewirausahaan Mahasiswa

kerja p=.015. Pada kedua indikator tersebut, mahasiswa laki-laki memiliki rataan skor lebih baik dibandingkan mahasiswa perempuan. Kepemilikan Informasi Kewirausahaan Kepemilikan informasi kewirausahaan merupakan salah satu modal awal memulai sebuah usaha, karena salah satu karakter seorang wirausaha adalah keinginan kuat memperoleh informasi. Hal ini sudah dibuktikan oleh Singh dan Krishna dalam Indarti et al. 2008 di India bahwa keinginan kuat untuk memperoleh informasi adalah salah satu karakter utama seorang wirausaha. Kepemilikan informasi kewirausahaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah akses informasi bisnis, peluang usaha, dan informasi kewirausahaan lain dari berbagai sumber juga memadai. Sebaran presentase contoh yang setuju pada indikator ketersedian informasi kewirausahaan disajikan dalam Tabel 24. Tabel 24 Sebaran Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Ketersedian Informasi Kewirausahaan No Indikator Ketersedian Informasi Kewirausahaan Perempuan n=151 Laki-laki n=101 Total n=252 1 Mendapatkan informasi kewirausahaan dari berbagai sumber 61.6 74.3 66.7 2 Memiliki informasi peluang usaha 57.6 54.5 56.3 3 Memiliki informasi kewirausahaan yang memadai 43.7 49.5 46.0 4 Memiliki akses informasi bisnis 40.4 44.6 42.1 Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh mahasiswa perempuan 57.6 dan mahasiswa laki-laki 54.5 memiliki informasi peluang usaha, ada yang berasal dari teman, internet, lembaga kemahasiswaan BEM, DPM,dan UKM, seminar dan pelatihan kewirausahaan, temu tokoh usaha, serta direktorat pengembangan karir dan alumni universitas. Begitu juga dengan kepemilikan informasi bisnis 40.4 mahasiswa perempuan dan 44.6 mahasiswa laki-laki paling banyak memperoleh informasi pada sumber yang sama dengan sumber informasi peluang usaha. Hal ini yang membuktikan bahwa mahasiswa perempuan 61.6 dan mahasiswa laki-laki 74.3 memperoleh informasi kewirausahaan dari berbagai sumber, meskipun hanya 43.7 persen mahasiswa perempuan dan 49.5 persen mahasiswa laki-laki yang memiliki informasi kewirausahaan memadai dalam arti memberikan kesempatan besar bagi contoh mewujudkannya dalam sebuah usaha atau sekedar menambah keberanian, motivasi dan minat berwirausaha. Hasil uji beda menunjukkan hanya indikator kepemilikan berbagai sumber informasi kewirausahaan yang bebeda nyata antara kedua kelompok contoh, dalam hal ini mahasiswa laki-laki lebih banyak memiliki sumber informasi kewirausahaan dibandingkan mahasiswa perempuan p=.041. Akses Modal Kristiansen diacuh oleh Indarti et al. 2008 menyatakan akses modal menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu usaha. Akses kepada modal merupakan hambatan klasik dalam memulai usahausaha baru, setidaknya terjadi di negara- negara berkembang dengan dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat Indarti et al. 2008. Sebaran contoh yang setuju pada indikator akses modal disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Sebaran Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Akses Modal No Indikator Akses Modal Perempuan n=151 Laki-laki n=101 Total n=252 1 Sumber modal berperan sangat penting dalam berwirausaha 74.8 78.2 76.2 2 Memiliki modal sendiri untuk berwirausaha 46.4 50.5 48.0 3 Pengetahuan mendapatkan modal usaha 40.4 45.5 42.5 4 Berhubungan baik dengan sumber modal 29.8 30.7 30.2 Hasil penelitian menunjukan 74.8 persen mahasiswa perempuan dan 78.2 persen mahasiswa laki-laki menyatakan sumber modal berperan sangat penting dalam berwirausaha. Hal ini diartikan bahwa modal dapat menjadi salah satu hambatan utama dalam menjalankan wirausaha. Oleh karena itu, sebanyak 46.4 persen mahasiswa perempuan dan 50.5 persen mahasiswa laki-laki yang memiliki modal sendiri untuk berwirausaha. Selain itu, sebanyak 40.4 persen mahasiswa perempuan dan 45.5 persen mahasiswa laki-laki memiliki pengetahuan tentang cara mendapatkan modal usaha, namun hanya 29.8 persen mahasiswa perempuan dan 30.7 persen mahasiswa laki-laki yang memiliki hubungan baik dengan sumber modal. Hasil uji beda menunjukkan tidak ada indikator akses modal yang berbeda nyata antara mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki p0.10. Kepemilikan Jaringan Sosial Mazzarol diacuh oleh Indarti et al. 2008 menyatakan kepemilikan jaringan sosial mempengaruhi minat kewirausahaan seseorang, karena kepemilikan jaringan sosial mampu membuka semua kesempatan bisnis yang ada, mengatasi permasalahan modal kerja, teknologi produksi, informasi bisnis, investasi, perubahan kebijakan dan peraturan, sehingga usaha akan lebih efektif dan efisien dan mengurangi resiko usaha. Selain itu, Gregoire et al. diacuh oleh Gadar dan Yunus 2009 menyatakan kepemilikan jaringan sosial merupakan faktor yang paling berpengaruh pada wirausaha wanita. Sebaran contoh yang setuju pada indikator kepemilikan jaringan sosial disajikan pada Tabel 26. Tabel 26 Sebaran Contoh yang Setuju pada Indikator Kepemilikan Jaringan Sosial No Indikator Kepemilikan Jaringan Sosial Perempuan n=151 Laki-laki n=101 Total n=252 1 Suka berteman dan bergaul 96.7 94.1 95.6 2 Aktif dalam organisasiperkumpulan tertentu 80.1 79.2 79.8 3 Jaringan pergaulan yang luas 74.2 77.2 75.4 4 Jaringan usaha yang luas 29.1 28.7 29.0 Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar mahasiswa perempuan 96.7 dan mahasiswa laki-laki 94.1 suka berteman dan bergaul, serta sebanyak 74.2 persen mahasiswa perempuan dan 77.2 persen mahasiswa laki-laki memiliki jaringan pergaulan yang luas, namun hanya 29.1 persen mahasiswa perempuan dan 28.7 persen mahasiswa laki-laki yang memiliki jaringan usaha yang luas. Selain itu, lebih dari tiga perempat mahasiswa perempuan 80.1 dan mahasiswa laki-laki 79.2 aktif dalam organisasi atau perkumpulan tertentu, baik di kampus maupun di luar kampus. Hal ini menunjukkan contoh memiliki peluang untuk bertemu dan menjalin hubungan baik dengan sumber informasi kewirausahaan, mengakses sumber modal, serta mendapatkan dukungan teman dalam berwirausaha. Hasil uji beda menunjukkan hanya ada satu indikator yang berbeda nyata antar kedua kelompok contoh. Indikator tersebut adalah indikator kepemilikan jaringan yang luas, dalam hal ini mahasiswa laki-laki memiliki jaringan yang lebih luas dibandingkan mahasiswa perempuan p=.090. Hal tersebut berarti mahasiswa laki-laki memiliki peluang yang lebih besar dalam berwirausaha. Dukungan Masyarakat Dukungan masyarakat dalam penelitian ini adalah situasi dan kondisi yang mendukung contoh untuk terlibat dalam masyarakat, membangun konsep diri positif tentang kewirausahaan dan mencapai kesuksesan dalam hidup. Seseorang yang memiliki teman dekat atau tetangga yang berwirausaha, memiliki peluang dua kali lipat untuk menjadi seorang wirausaha baru ‘ a nascent entrepreneur’ Davidsson dan Honig 2003.Sebaran contoh yang setuju pada indikator dukungan masyarakat disajikan dalam Tabel 27. Tabel 27 Sebaran Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Dukungan Masyarakat No Indikator Dukungan Masyarakat Perempuan n=151 Laki-laki n=101 Total n=252 1 Tetangga banyak yang berwirausahaberdagang 66.9 46.5 58.7 2 Merasa senang berada di lingkungan tempat tinggal 90.7 90.1 90.5 3 Sering dimintai tolong untuk membantu kegiatan di sekitar rumah RT, RW, masjidlainnya 45.0 52.5 48.0 4 Masyarakat sekitar sangat peduli dengan pendidikan dan mendorong untuk sukses 77.5 71.3 75.0 Hasil penelitian menunjukkan sekitar tiga perempat contoh, baik mahasiswa perempuan 77.5 dan mahasiswa laki-laki 71.3, hidup dengan masyarakat yang sangat peduli terhadap pendidikan dan mendorong contoh untuk sukses. Hal tersebut yang mungkin menyebabkan contoh, baik mahasiswa perempuan 90.7 maupun mahasiswa laki-laki 90.1 merasa senang berada di lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu, contoh sering dimintai tolong untuk membantu kegiatan di sekitar rumah, baik RT, RW, masjid maupun kegiatan lainnya 45.0 mahasiswa perempuan dan 52.5 mahasiswa laki-laki, dan sebanyak 66.9 persen mahasiswa perempuan dan 46.5 persen mahasiswa laki-laki memiliki banyak tetangga yang berwirausahaberdagang. Wirausahawan yang akan berhasil salah satunya adalah wirausahawan yang memiliki bakat dan selanjutnya dibentuk melalui suatu pendidikan atau pelatihan, serta hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia usaha Kemendiknas 2010. Hasil uji beda menunjukkan mahasiswa perempuan memiliki lebih banyak tetangga yang berwirausahaberdagang dibandingkan mahasiswa laki-laki p=.002. Selain itu, dibandingkan mahasiswa laki-laki, mahasiswa perempuan merasa lebih senang berada di tempat tinggal asalnya p=.089, namun contoh yang lebih sering dimintai tolong untuk membantu kegiatan di sekitar rumah, baik RT, RW, masjid maupun lainnya adalah mahasiswa laki-laki p=.071. Dukungan Guru Dukungan guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah dorongan guru terhadap contoh untuk berwirausaha dan mempengaruhi pendapat dan keyakinan contoh bahwa dengan berwirausaha akan mencapai kebebasan finansial dan tidak perlu susah mencari kerja. Kelekatan dengan guru menunjukkan peranan guru dalam mempengaruhi pembentukan persepsi dan minat karir contoh. Sebaran contoh yang setuju pada indikator dukungan guru disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Sebaran Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Dukungan Guru No Indikator Dukungan Guru Perempuan n=151 Laki-laki n=101 Total n=252 1 Guru mendorong berwirausaha 63.6 54.5 59.9 2 Guru berpendapat dengan berwirausaha, tidak perlu susah mencari kerja 68.9 59.4 65.1 3 Guru percaya bahwa dengan memiliki usaha akan membuat lebih mandiri dan miliki kebebasan finansial 80.8 74.3 78.2 Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh mahasiswa perempuan 63.6 dan mahasiswa laki-laki 54.5 mendapatkan dorongan guru untuk berwirausaha. Sebanyak 80.8 persen mahasiswa perempuan dan 74.3 persen mahasiswa laki-laki memiliki guru yang percaya dengan memiliki usaha akan membuat lebih mandiri dan miliki kebebasan finansial. Selain itu, sebanyak 68.9 persen mahasiswa perempuan dan 59.4 persen mahasiswa laki-laki memiliki guru yang berpendapat dengan berwirusaha, tidak perlu susah mencari kerja. Hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar kedua kelompok contoh pada seluruh indikator dukungan guru p0.10. Lingkungan Sosial Total Lingkungan sosial total diperoleh dari penjumlahan total skor dukungan teman, dukungan masyarakat, ketersedian informasi kewirausahaan, akses modal, kepemilikan jaringan sosial, dan dukungan guru. Hasil tabulasi silang menunjukkan lebih dari separuh contoh 57.9, baik mahasiswa perempuan 58.9 maupun mahasiswa laki-laki 56.4 memiliki lingkungan sosial total dengan kategori cukup baik Tabel 29. Tabel 29 Sebaran Contoh Menurut Lingkungan Sosial dan Jenis Kelamin Lingkungan Sosial Total Perempuan Laki-laki Total n n n Kurang Baik 33.4 55 36.4 34 33.7 89 35.3 Cukup Baik 33.4-66.7 89

58.9 57

56.4 146

57.9 Baik 66.7 7 4.6 10 9.9 17 6.7 Total 151 100.0 101 100.0 252 100.0 Rataan ± SB 39.2 ± 15.01 41.2 ± 17.69 40.0 ± 16.14 Min – Maks 9.1 –90.9 6.8 – 100.0 6.8 – 100.0 p-value 0.158 Hasil uji beda menunjukkan tidak ada perbedaan lingkungan sosial yang nyata antara mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki p0.10, meskipun rataan mahasiswa laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan mahasiswa perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi yang membuat seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa batas ruang dan waktu, termasuk membuat lingkungan sosial dan komunitas tertentu. Jiwa Kewirausahaan Jiwa wirausaha yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sifat dan karakter wirausaha yang telah tertanam dalam diri individu sebagai akibat dari proses belajar individu selama hidupnya. Sifat-sifat wirausaha tersebut antara lain: Percaya diri, kreatifitas dan originalitas, berorientasi tugas dan hasil kerja, berorientasi masa depan, berani ambil resiko, berorientasi manusiakepemimpinan Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Sifat-sifat tersebut diuraikan menjadi indikator jiwa kewirausahaan. Jiwa Kepemimpinan Jiwa kepemimpinan yang dimaksud adalah sifat suka bergaul, fleksibel, responsif terhadap sarankritik Marbun dalam Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Hasil penelitian menunjukkan hampir dua pertiga contoh 63.5, termasuk mahasiswa perempuan 61.6 dan mahasiswa laki-laki 66.3, diikuti dan dipercaya oleh teman atau bawahan di organisasikepanitian, dan sebanyak 63.5 persen merasa ada kemudahan dalam memimpin sekelompok orang, yaitu 61.6 persen mahasiswa perempuan dan 66.3 persen mahasiswa laki-laki Tabel 30. Hasil uji beda menunjukkan mahasiswa laki-laki lebih banyak diikuti dan dipercaya oleh teman atau bawahan, baik di organisasi maupun kepanitian p0.10. Hal ini berarti mahasiswa laki-laki lebih punya peluang untuk menjual suatu produk, karena lebih mudah dipercaya dan diikuti oleh orang lain dibandingkan mahasiswa perempuan. Jiwa Kreativitas dan Orisinalitas Sifat inovatif, kreatif, mampu mengatasi masalah baru, inisiatif, mampu mengerjakan banyak hal dengan lebih baik, dan memiliki banyak sumber pengetahuan disebut jiwa kreativitas dan orisinalitas Marbun dalam Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Hasil penelitian menunjukkan sekitar separuh contoh memiliki ide-ide cemerlang yang akan diwujudkan kelak 85.3, memiliki imajinasi dan ide- ide yang baik dalam melakukan setiap aktivitas 81.3, dan memiliki intuisi yang seringkali terbukti benar 80.2. Hasil uji beda menunjukkan mahasiswa laki-laki memiliki imajinasi dan ide-ide yang lebih baik dalam setiap aktivitas dibandingkan mahasiswa perempuan p ≤0.05. Hal ini berarti bahwa mahasiswa laki-laki memiliki kemampuan lebih dalam berimajinasi dan membangun ide-de baru dalam menjalankan usaha dibandingkan mahasiswa perempuan. Jiwa Orientasi Masa Depan Berorientasi masa depan adalah sifat pandangan ke depan, dan ketajaman persepsi tentang masa depan Marbun dalam Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Lebih dari dua pertiga contoh berusaha untuk berprestasi lebih baik meski tanpa bonus finansial 96.4. Sebanyak 94.0 persen contoh berpendapat bahwa kepuasan kerja lebih penting daripada uang itu sendiri, dan berkeyakinan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara hasil belajar dengan hasil indeks prestasi yang contoh terima 86.1. Tidak terdapat perbedaan jiwa orientasi masa depan yang nyata pada kedua kelompok contoh berdasarkan hasil uji beda p ≤0.10. Hal ini menunjukkan mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan memiliki kemiripan dalam orientasi masa depan. Tabel 30 Sebaran Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Jiwa Kewirausahaan No Indikator Jiwa Kewirausahaan Perempuan n=151 Laki-laki n=101 Total n=252 Kepemimpinan 1 Kemudahan memimpin sekelompok orang 61.6 66.3 63.5 2 Diikuti dan dipercaya oleh teman di organisasi kepanitiaan 85.4 89.1 86.9 Kreativitas-Orisinalitas 3 Memiliki imajinasi dan ide yang baik dalam setiap aktivitas 78.8 85.1 81.3 4 Intuisi seringkali terbukti benar 78.8 82.2 80.2 5 Memiliki ide-ide cemerlang yang akan diwujudkan kelak 86.8 83.2 85.3 Orientasi Masa Depan 6 Korelasihubungan yang kuat antara hasil belajar dengan hasil IP 86.1 86.1 86.1 7 Kepuasan kerja lebih penting daripada uang itu sendiri 96.7 90.1 94.0 8 Berusaha untuk berprestasi lebih baik meski tanpa bonus finansial 98.7 93.1 96.4 Orientasi Tugas-Hasil Kerja 9 Kebutuhan berprestasi tinggi, pekerja keras dan berorientasi pada laba 82.1 82.2 82.1 10 Melihat masalah sebagai tantangan yang harus dipecahkan 94.0 98.0 95.6 11 Kesedian berkorban sementara untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa depan 98.7 98.0 98.4 12 Memiliki standar-standar keberhasilan kuliah yang telah tetapkan 95.4 93.1 94.4 Kepercayaan Diri 13 Kepribadian yang mantap dan tidak mudah terombang-ambing oleh pendapatsaran orang lain 62.3 73.3 66.7 14 Pribadi yang independen serta memiliki rasa tanggung jawab tinggi, obyektif dan kritis 84.8 92.1 87.7 15 Orang yang stabil secara emosional, tidak mudah tersinggungnaik pitam, serta memiliki kepekaan sosial tinggi 69.5 76.2 72.2 16 Kemampuan memperoleh cara baru dalam menyelesaikan permasalahan 69.5 73.3 71.0 Keberanian Mengambil Resiko 17 Resiko adalah sesuatu yang dapat dikendalikan 97.4 96.0 96.8 18 Metode baru yang belum tentu berhasil patut untuk dipertimbangkan 90.7 93.1 91.7 19 Senang menerapkan dan menerima gagasan baru yang baik meski berpeluang gagal 90.7 93.1 91.7 20 Mau menerima kritik saran dari temanbawahan dan lebih responsif 95.4 94.1 94.8 Jiwa Orientasi Tugas dan Hasil Kerja Jiwa orientasi tugas dan hasil kerja merupakan sifat ingin berprestasi, berorientasi keuntungan, teguh, tekun, determinasi, kerja keras, penuh semangat dan penuh energi Marbun dalam Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh contoh bersedia berkorban sementara waktu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa depan 98.4, dan sebanyak 95.6 persen melihat masalah sebagai tantangan yang harus dipecahkan. Selain itu, contoh memiliki standar-standar keberhasilan kuliahstudi yang telah ditetapkan sendiri 94.4, dan sekitar separuh contoh memiliki kebutuhan berprestasi tinggi, pekerja keras dan berorientasi pada laba 82.1. Hasil uji beda menunjukkan mahasiswa laki-laki lebih bersedia berkorban sementara waktu demi mendapatkan sesuatu yang lebih baik di masa depan dibandingkan mahasiswa perempuan p ≤0.10. Hal ini menunjukkan mahasiswa laki-laki memiliki keberanian berkorban dalam berwirausaha dibandingkan mahasiswa perempuan. Jiwa Kepercayaan Diri Jiwa percaya diri adalah sifat yakin, mandiri, individualitas, optimisme, dan dinamis Marbun dalam Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Sebanyak 87.7 persen contoh merupakan pribadi yang independen, memiliki rasa tanggung jawab tinggi, obyektif dan kritis. Selain itu, contoh juga merupakan orang yang stabil secara emosional, tidak mudah tersinggung dan naik pitam, serta memiliki kepekaan sosial tinggi 72.2, memiliki kepribadian yang mantap dan tidak mudah terombang- ambing oleh pendapat dan saran orang lain 66.7, dan memiliki kemampuan memperoleh cara-cara baru dalam menyelesaikan permasalahan 71.0. Hasil uji beda menunjukkan mahasiswa laki-laki lebih baik pada semua indikator jiwa percaya diri dibandingkan mahasiswa perempuan. Hal ini berarti mahasiswa laki-laki memiliki emosi yang lebih stabil dan memiliki kemampuan lebih dalam menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru. Jiwa Keberanian Mengambil Resiko Jiwa keberanian mengambil resiko diartikan sebagai sifat individu yang mampu mengambil resiko, menyukai tantangan, dan tidak takut gagal Marbun dalam Alma, 2009; Kemendiknas, 2010. Lebih dari separuh contoh berpendapat bahwa resiko adalah sesuatu yang dapat dikendalikan 96.8, mau menerima kritik dan saran dari temanbawahan dan lebih responsif 94.8, berani mencoba metode baru yang belum tentu berhasil menjadi pertimbangan 91.7, serta senang menerapkan dan menerima gagasan baru yang baik meski terdapat peluang untuk gagal 91.7. Hasil uji beda menunjukkan mahasiswa laki-laki lebih berani mempertimbangkan metode baru yang belum tentu berhasil p ≤0.05 dan lebih senang menerapkan dan menerima gagasan baru yang baik meski terdapat peluang untuk gagal dibandingkan mahasiswa perempuan p ≤0.05. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata p ≤0.10 pada beberapa indikator jiwa wirausaha antar kedua kelompok contoh. Mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan mahasiswa perempuan dalam hal: 1 kepribadian yang mantap dan tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dan saran orang lain; 2 pribadi yang independent serta memiliki rasa tanggung jawab tinggi, obyektif dan kritis; 3 orang yang stabil secara emosional, tidak mudah tersinggung dan naik pitam, serta memiliki kepekaan sosial tinggi; 4 melihat masalah sebagai tantangan yang harus dipecahkan; 5 diikuti dan dipercaya oleh teman atau bawahan di organisasi; 6 memiliki imajinasi dan ide-ide yang baik, sedangkan mahasiswa perempuan lebih baik dibandingkan mahasiswa laki-laki dalam hal: 1 kepuasan kerja lebih penting daripada uang itu sendiri; dan 2 berusaha untuk berprestasi lebih baik meski tanpa bonus finansial. Secara keseluruhan indikator jiwa wirausaha dikategorikan dalam Tabel 31 berikut. Tabel 31 Sebaran Contoh Menurut Jiwa Kewirausahaan dan Jenis Kelamin Jiwa Kewirausahaan Perempuan Laki-laki Total n n n Kurang Baik 33.3 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Cukup Baik 33.3-66.7 87

57.6 47 46.5 134 53.2

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPRIBADIAN, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIVITAS BERWIRAUSAHA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

16 61 173

PENGARUH PENGALAMAN BERWIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Pengaruh Pengalaman Berwirausaha Dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2011 Universitas Muhamma

0 3 13

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

0 1 8

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Budaya Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus pada Mahasiswa UMS Program Pendidikan PKn Angkatan 2012 ).

0 2 13

PENGARUH SIKAP MANDIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM Pengaruh Sikap Mandiri dan Lingkungan keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah

1 5 16

PENGARUH FAKTOR KELUARGA DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MENJADI WIRAUSAHA Pengaruh Faktor Keluarga dan Karakyeristik Kewirausahaan Terhadap Minat Menjadi Wirausaha Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Universitas muh

0 3 16

PENGARUH EKSPEKTASI PENDAPATAN, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta).

1 4 155

PENGARUH KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 1 149

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

0 0 10