94 Pengaruh Lingkungan Keluarga, Pendidikan, Dan Sosial Terhadap Jiwa Dan Minat Kewirausahaan Mahasiswa
alasanpendapat p=.093 dibandingkan mahasiswa laki-laki, sedangkan mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan mahasiswa perempuan dalam hal kesedian
orangtua memberikan nasehat dan saran bila dibutuhkan p0.01, bahkan seluruh mahasiswa laki-laki setuju bahwa orangtua mereka selalu bersedia jika diminta
memberikan nasehat dan saran bila menghadapi persoalan. Hal ini yang mungkin jadi penyebab mahasiswa laki-laki lebih sedikit mendapatkan kesempatan untuk
mengemukakan alasanpendapat karena mahasiswa laki-laki diberikan kesempatan untuk meminta nasehat dan saran dari orangtua saat dibutuhkan, sehingga tidak
memerlukan alokasi waktu khusus mendapatkan penjelasan tentang sebuah peraturan dan kesempatan mengemukan alasan. Mahasiswa laki-laki seolah-olah
diberikan lebih banyak kebebasan untuk melakukan sesuatu dan menjalani hidup, sehingga mereka lebih sedikit mendapatkan pengarahan seperti yang terjadi pada
mahasiswa perempuan. Kualitas pengasuhan yang semakin baik mengarah pada pengasuhan otoritatif
dan semakin kurang baik mengarah pada gaya pengasuhan otoriter. Orang tua yang otoritatif demokratis akan menghasilkan anak bahagia, memiliki rasa percaya diri,
memiliki regulasi emosi dan kemampuan sosial yang baik, sedangkan orang tua yang permisif acuh tak acuh akan menghasilkan anak yang memiliki regulasi emosi
yang rendah, pemberontak, menunjukkan tingkah laku yang anti-sosial dan memiliki ketahanan yang rendah dalam menghadapi hal-hal yang menantang Brooks, 2001
dan Slameto, 2003.
Relasi Antar Anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang dimaksudkan pada penelitian ini antara lain: perilaku untuk selalu menolong, melindungi, dan memberi dukungan satu sama
lain antar anggota keluarga, ketiadaan rasa tertekan untuk memgungkapkan perasaan di dalam keluarga, dan kemudahan untuk mengungkapkan semua
perasaan yang sebenarnya pada orangtua. Persentase sebaran contoh yang setuju indikator relasi antar anggota keluarga disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15 Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Relasi Antar Anggota Keluarga
No Indikator Relasi antar Anggota Keluarga
Perempuan n=151
Laki-laki n=101
Total n=252
1 Anggota keluarga selalu menolong, melindungi,
dan memberi dukungan satu sama lain 94.7 98.0 96.0
2 Ketiadaan rasa tertekan untuk mengungkapkan
perasaan di dalam keluarga. 83.4 75.2 80.2
3 Kemudahaan mengungkapkan semua perasaan
yang sebenarnya pada orangtua. 63.6 60.4 62.3
Sebanyak 94.7 persen mahasiswa perempuan dan 98.0 persen mahasiswa laki-laki menyatakan terdapat perilaku antar anggota keluarga untuk selalu
menolong, melindungi, dan memberi dukungan satu sama lain Tabel 15. Meskipun terdapat 83.4 persen mahasiswa perempuan dan 75.2 persen mahasiswa laki-laki
mengaku tidak ada rasa tertekan untuk mengungkapkan perasaannya di dalam keluarga, namun tidak semua dari contoh, baik mahasiswa perempuan 36.4 dan
mahasiswa laki-laki 39.6 setuju tentang kemudahan untuk mengungkapkan semua perasaan yang sebenarnya pada orangtua. Hal ini berarti bahwa meskipun
mahasiswa yakin bahwa antar anggota keluarga selalu akan menolong, melindungi, dan memberi dukungan satu sama lain, namun masih ada kesulitan untuk
mengungkapkan semua perasaan yang sebenarnya pada orangtua. Hasil uji beda pada setiap indikator menunjukkan terdapat dua indikator relasi
antar anggota keluarga yang berbeda nyata p ≤0.01 antar kedua kelompok contoh.
Perbedaan tersebut antara lain dalam hal perilaku untuk selalu menolong, melindungi, dan memberi dukungan satu sama lain antar anggota keluarga, dimana
mahasiswa laki-laki lebih baik dibandingkan mahasiswa perempuan, dan dalam hal ada atau tidaknya perasaan tertekan untuk mengungkapkan perasaan pada
keluarga, mahasiswa perempuan lebih banyak menjawab tidak ada rasa tertekan dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin karena mahasiswa perempuan lebih terbiasa
mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, lebih ekspresi, dan emosional.
Suasana Rumah
Suasana rumah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suasana rumah yang memberikan ketenangan dalam menyelesaikan pekerjaan dan tugas, perhatian
orangtua pada pekembangan belajar dan bergaul, persepsi tentang rumah sebagai tempat yang paling tepat untuk belajar, dan keterlibatan orangtua membantu
kesulitan belajar saat di rumah. Menurut Ardawati 2004, suasana rumah yang menyenangkan, hubungan baik antar anggota keluarga, dan melakukan kegiatan
yang menyenangkan bersama keluarga dapat mempengaruhi perasaan betah dan nyaman anak di rumah. Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kualitas
hubungan dalam keluarga. Hampir seluruh mahasiswa perempuan 92.1 dan mahasiswa laki-laki 93.1 menganggap rumah memberikan ketenangan dalam
menyelesaikan pekerjaan, dan menganggap rumah adalah adalah tempat paling tepat untuk belajar 82.1 mahasiswa perempuan dan 71.3 mahasiswa laki-laki.
Hal ini membuktikan bahwa rumah masih menjadi tempat menyenangkan yang mempengaruhi perasaan betah dan nyaman contoh di rumah. Sebaran persentase
contoh pada indikator suasana rumah disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Sebaran Persentase Contoh yang Setuju pada Indikator Suasana Rumah
No Indikator Suasana Rumah
Perempuan n=151
Laki-laki n=101
Total n=252
1 Rumah memberikan ketenangan dalam
menyelesaikan pekerjaan. 92.1 93.1 92.5
2 Perhatian orangtua pada pekembangan
belajar dan bergaul 91.4 86.1 89.3
3 Rumah adalah tempat paling tepat untuk
belajar 82.1 71.3 77.8
4 Orangtua membantu kesulitan belajar
65.6 58.4
62.7
Selain itu, perhatian orangtua terhadap perkembangan belajar dan bergaul dirasakan oleh 91.4 persen mahasiswa perempuan dan 86.1 persen mahasiswa laki-
laki. 65.6 persen mahasiswa perempuan mendapatkan bantuan dari orangtua saat mengalami kesulitan belajar, sedangkan mahasiswa laki-laki hanya 58.4 persen yang
mendapatnya. Hasil uji beda menunjukkan terdapat tiga indikator suasana rumah yang berbeda antara mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki. Indikator yang
dimaksud antara lain: 1 perhatian orangtua pada pekembangan belajar dan bergaul, 2 rumah adalah tempat paling tepat untuk belajar, dan 3 orangtua
membantu kesulitan belajar contoh, dimana mahasiswa perempuan lebih baik dari mahasiswa laki-laki pada ketiga indikator.
Kondisi Ekonomi Keluarga
Keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah akan memaksa ayah sebagai kepala keluarga bekerja lebih keras. Begitupun dengan ibu, turut
bertanggung jawab terhadap keluarga, ikut bekerja mencari tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga Megawangi, 1993. Kondisi ekonomi yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan keluarga dalam memperoleh pendidikan, memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti pangan,
sandang dan papan, ukuran rumah yang cukup untuk dijadikan tempat tinggal yang layak, dan memberikan uang jajan yang cukup pada anak. Sebaran
persentase contoh yang setuju pada indikator kondisi ekonomi keluarga disajikan pada Tabel 17.
Hasil penelitian pada Tabel 17 menunjukkan 90.7 persen mahasiswa perempuan dan 94.1 persen mahasiswa laki-laki mengaku bahwa keluarga
mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan menyatakan penghasilan keluarga dapat mencukupi kebutuhan untuk memperoleh pendidikan 78.1 mahasiswa
perempuan dan 74.3 mahasiswa laki-laki. Bila dibandingkan persentase antara kedua indikator tersebut di atas terlihat bahwa keluarga mahasiswa laki-
laki kurang memproritaskan pemenuhan kebutuhan akan pendidikan dibandingkan mahasiswa perempuan, padahal kemampuan untuk memenuhi