Uji Kadar Air Identifikasi Senyawa

selama percobaan dengan sediaan sebelumnya ASEAN Guideline on Stability Studi of Drug Product, 2005.

3.5.2 Uji Stabilitas pada Suhu 40

C Stabilitas krim meliputi bau, warna, kejernihan, dan pH dievaluasi pada suhu 40 + 2 C selama 21 hari dengan pengamatan hari ke-0 dan hari ke- 21 Sharon et al., 2013. 3.5.3 Penyimpanan pada Suhu Kamar + 25 C Sampel krim dievaluasi pada suhu kamar antara 27 – 28 C selama 21 hari dan dilakukan pengamatan organoleptis yaitu bau, warna, kejernihan, pH, daya sebar, dan viskositas nya pada hari ke-0 dan hari ke-21 Sharon et al., 2013.

3.5.4 Uji Mekanik sentrifugasi

Sampel krim disentrifugasi dengan kecepatan 3750 rpm pada radius sentrifugasi selama 5 jam karena hasilnya ekivalen dengan efek gravitasi selama 1 tahun. Setelah disentrifugasi, diamati bila terjadi perubahan fase antara fase air dan fase minyak ASEAN Guideline on Stability Studi of Drug Product, 2005.

3.5.5 Uji Perendeman DPPH Krim Ekstrak Etanol Nephrolepis falcata

1 Pembuatan Larutan DPPH 0,25 mM Timbang saksama DPPH sebanyak 4,9 mg BM 394,32, kemudian dilarutkan dengan metanol pro analisis hingga 50 mL kedalam labu ukur yang ditempatkan dalam tempat gelap dan dikocok homogen Komala et al., 2015. 2 Pembuatan Larutan Blanko dan Optimasi Panjang Gelombang Dipipet 1 mL larutan DPPH 0,25 mM kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 4 mL metanol, tutup mulut tabung dengan alumunium foil dan di homogenkan dengan vortex, selanjutnya diinkubasi dalam ruang gelap selama 30 menit 37 C. Tentukan spektrum serapannya menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 400-800 nm dan tentukan panjang gelombang maksimumnya. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 Pembuatan Larutan Vitamin C Timbang saksama 25 mg vitamin C pro-analisis, kemudian dilarutkan dengan metanol pro-analisis hingga 25 mL 1000 ppm, dipipet sebanyak 5 mL larutan induk 1000 ppm dan ditambahkan metanol hingga 25 mL 200 ppm. Dipipet sebanyak 4 mL larutan uji ditambahkan 1 mL larutan DPPH 0,25 mM, dilakukan sebanyak tiga kali ke dalam tabung reaksi kemudian di vortex hingga homogen dan inkubasi selama 30 menit pada ruang gelap 37 C. Selanjutnya larutan uji diukur serapannya pada panjang gelombang 515 nm. 4 Pembuatan Larutan Uji Krim Timbang saksama 50 mg krim, kemudian dilarutkan dengan metanol pro-analisis hingga 50 mL 1000 ppm, dipipet sebanyak 5 mL larutan induk 1000 ppm dan ditambahkan metanol hingga 25 mL 200 ppm. Dipipet sebanyak 4 mL larutan uji ditambahkan 1 mL larutan DPPH 0,25 mM, dilakukan sebanyak tiga kali ke dalam tabung reaksi kemudian di vortex hingga homogen dan inkubasi selama 30 menit pada ruang gelap 37 C. Selanjutnya larutan uji diukur serapannya pada panjang gelombang 515 nm.

3.6 Alur Penelitian

Formulasi Krim ekstrak etanol Nephrolepis falcata dalam beberapa konsentrasi Pembuatan Krim Ekstraksi Tanaman Nephrolepis falcata Sediaan Krim ekstrak Nephrolepis falcata tipe OW Uji Stabilitas Krim Evaluasi Fisik Sediaan Uji Pendahuluan Krim tipe OW dengan optimasi emulgator konsentrasi sesuai Penyiapan Simplisia Analisa Data Perhitungan inhibisi metode DPPH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan stabilitas sediaan krim ekstrak tumbuhan paku Nephrolepis falcata secara fisik dan kimia dengan konsentrasi asam stearat yang berbeda-beda. Perbedaan konsentrasi asam stearat sebagai emulgator dimaksudkan untuk melihat dan membandingkan perbedaan stabilitas fisik dan stabilitas kimia sediaan dengan melihat nilai persen inhibisi dalam masing-masing krim, dimana akhirnya akan didapatkan formula yang memiliki stabilitas fisik dan kimia paling baik. Formula krim dibuat dan dikembangkan dari riset Sharon, et al., 2013 yang telah disesuaikan dengan ketersediaan bahan yang mudah diperoleh, kesesuaian zat aktif, dengan bahan sediaan krim seperti, emulgator, humektan, stiffening agent, pengawet, antioksidan tambahan, dan akuades. Zat pengemulsi atau emulgator berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan, lapisan pelindung antar muka, dan membentuk laipsan film disekeliling lapisan terdispersi untuk mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya dua fase Purwani, 2002. Krim ekstrak etanol tumbuhan paku Nephrolepis falcata dibuat menggunakan kombinasi asam stearat dan trietanolamin sebagai emulgator. Pada sediaan krim F1 dibuat dengan konsentrasi asam stearat 12, F2 dengan konsentrasi asam stearat 13, dan F3 dengan konsentrasi asam stearat 14.

4.1 Hasil Ekstraksi

Tabel 4.1 karakterisasi ekstrak etanol Nephrolepis falcata Cara pembuatan ekstrak tumbuhan paku Nephrolepis falcata adalah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70. Simplisia tumbuhan paku Nephrolepis falcata yang didapat sebanyak 736,55 g ditambahkan etanol 70 sampai terendam + 3 cm diatas simplisia, lalu di kocok-kocok, dibiarkan selama 3 hari, kemudian di filtrasi menggunakan kapas selanjutnya filtrat disaring dengan kertas saring, filtrat yang didapat dikumpulkan dan diuapkan sampai menjadi ekstrak kental dan didapat bobot ekstrak sebanyak 58,75 g. Setelah didapatkan ekstrak, didapatkan total rendemen ekstrak etanol Nephrolepis falcata sebesar 7,97 dan perolehan kadar air 6,45 , kadar air ekstrak telah memenuhi syarat yang diharapkan secara umum yaitu tidak lebih dari 10 Depkes, 2010. Gambar 4.1 Ekstrak Nephrolepis falcata sumber: foto pribadi Uji Bobot Awal Bobot Akhir Perolehan Rendemen 736,55 g simplisia 58,75 g ekstrak 7,97 Kadar Air 36,1 g 33,77 g 6,45 Organoleptik Warna: hijau tua, Bau: khas, Bentuk: ekstrak kental