Hasil Ekstraksi HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 20 40 60 80 100 10 20 30 F3

4.4.4 Hasil Pengukuran Sifat Alir

Pengukuran viskositas krim ekstrak Nephrolepis falcata bertujuan untuk mengetahui besar tahanan yang dihasilkan krim. Pengukuran sifat alir ketiga krim menggunakan viskometer brookfield spindel R5. Hasil pengukuran viskositas dapat dilihat pada Tabel 4.8- 4.9. Gambar 4.4 Sifat alir krim ekstrak Nephrolepis falcata Sifat alir ketiga sediaan krim yaitu pseudoplastis tiksotropik. Berdasarkan grafik terlihat bahwa sediaan krim memiliki nilai viskositas lebih rendah pada setiap harga kecepatan geser dari kurva yang menurun dibandingkan dengan kurva yang menaik. Hal tersebut lebih dikenal dengan sebutan tiksotropotik karena adanya pemecahan struktur yang tidak terbentuk kembali dengan segera jika tekanan tersebut dihilangkan atau dikurangi. Tiksotropotik merupakan suatu alir yang mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dengan mudah dituang dari wadah dan juga mudah tersebar, hal tersebut yang diharapkan dalam tipe sediaan krim. Hasil pengukuran ketiga formula menunjukan krim F1 dan F2 mengalami perubahan kurva sifat alir yang lebih terlihat pada pengukuran hari ke-0 dan hari ke-21 dibandingkan krim F3, namun dari hasil pengukuran sifat alir ketiga sediaan krim tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap memiliki Hari ke-0 Hari ke-21 20 40 60 80 100 20 40 F2 20 40 60 80 100 20 40 F1 sifat alir tiksotropik. Perubahan viskositas dapat dipengaruhi beberapa hal seperti pencampuran, pengadukan, pemilihan surfaktan, emulgator, dan proporsi fase terdispersi Alfred et al., 1993.

4.4.5 Hasil Pengujian Cycling test

Pengujian cycling test dilakukan dengan tujuan untuk menguji kestabilan emulsi dalam sediaan krim uji ini dilakukan untuk melihat adanya kristalisasi atau berawan dan untuk menguji emulsi dan krim sebagai indikator kestabilan emulsi Rieger, 2000. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Cycling test Pengamatan Krim Pengamatan warna Pemisahan fase Awal Siklus ke-6 F1 Putih kekuningan kekuningan Tidak terjadi pemisahan F2 Putih kekuningan Putih kekuningan Tidak terjadi pemisahan F3 Putih kekuningan Putih kekuningan Tidak terjadi pemisahan Keterangan : = terdapat perubahan Pengujian dilakukan dengan menyimpan krim pada suhu 4ºC selama 24 jam kemudian dipindahkan kedalam oven pada suhu 40ºC selama 24 jam. Perlakuan ini di sebut satu siklus, siklus ini dilakukan sebanyak 6 kali untuk memperjelas perubahan yang terjadi. Berdasarkan hasil pengamatan cycling test yang dilakukan sebanyak 6 siklus, pada krim F1 terlihat adanya perubahan warna pada penyimpanan ke-0 menunjukan warna putih kekuningan, setelah 6 siklus menjadi kekuningan, hal ini menunjukan terjadi ketidak stabilan sediaan krim F1 selama penyimpanan 6 siklus. Gambar hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 2, dari hasil pengamatan menunjukan tidak adanya pemisahan fase, hal ini menunjukan sediaan krim bersifat stabil. Hal ini disebabkan, setelah sediaan krim didinginkan akan terjadi pelepasan air pada sediaan krim, namun film pengemulsi ketiga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sediaan krim dapat bekerja kembali dibawah tekanan yang diinduksi oleh es sehingga tidak terjadi pemisahan fase dan sistem emulsi dikatakan stabil.

4.4.6 Hasil Uji Mekanik

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Uji Mekanik 25 C dan 40 C uji sentrifugasi Krim Awal Akhir 25 C Akhir 40 C F1 Tidak terjadi pemisahan fase Tidak terjadi pemisahan fase Tidak terjadi pemisahan fase F2 Tidak terjadi pemisahan fase Tidak terjadi pemisahan fase Tidak terjadi pemisahan fase F3 Tidak terjadi pemisahan fase Tidak terjadi pemisahan fase Tidak terjadi pemisahan fase Uji mekanik dilakukan dengan menggunakan alat sentrifugasi, krim dimasukan ke tabung eppendorf dengan kecepatan 5000 rpm selama 30 menit yang ekivalen dengan efek gravitasi selama 1 tahun. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kestabilan krim setelah pengocokan dengan kecepatan tinggi. Pada penyimpanan hari ke-21 suhu 25 C dan suhu 40 C tidak menunjukan adanya pemisahan fase pada ketiga sediaan krim F1, F2, dan F3. Dari keseluruhan pengamatan, nilai persen inhibisi menunjukan daya antioksidan sediaan krim F1 dan F2 yang lebih besar dibanding krim F3, hal ini ditunjukan pula oleh nilai persen inhibisi basis krim F1 dan F2 yang lebih dari F3 sebelum adanya penambahan ekstrak Nephrolepis falcata. Antioksidan sendiri memiliki sifat mudah teroksidasi dan pengaruh penyimpanan suhu 40 C dapat mempercepat laju reaksi sediaan krim Rufiati, 2011, sehingga pada krim F1 dan F2 yang memiliki persen daya lebih tinggi lebih mudah teroksidasi dan menimbulkan perubahan warna. Hal tersebut menunjukan kemampuan penghambatan radikal bebas juga dipengaruhi oleh jumlah emulgator dalam sediaan. Semakin besar konsentrasi emulgator yang digunakan dalam sediaan krim, aktivitas antioksidan mengalami penurunan, disebabkan karena akan lebih banyak emulgator yang dilindungi terhadap oksidasi oleh antioksidan ekstrak yang kemudian bereaksi dengan radikal bebas DPPH dan menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Sediaan krim ekstrak etanol Nephrolepis falcata dengan konsentrasi asam stearat 14 F3 dapat diformulasi menjadi sediaan krim yang memenuhi syarat kestabilan fisik selama 21 hari penyimpanan. 2. Krim ekstrak etanol Nephrolepis falcata dengan konsentrasi emulgator asam stearat 14 F3 stabil secara fisik dan kimia dibandingkan krim F1 12 dan F2 13 dengan penurunan persen inhibisi yang tidak bermakna selama penyimpanan. 3. Variasi emulgator asam stearat berpengaruh terhadap stabilitas sediaan krim. Konsentrasi asam stearat 12 dan 13 mengalami perubahan warna setelah penyimpanan yang merupakan indikator ketidak stabilan sediaan krim.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor yang menyebabkan penurunan nilai persen inhibisi ketiga sediaan krim selama penyimpanan 2. Perlu dilakukan formulasi sediaan krim dengan meningkatkan konsentrasi ekstrak etanol Nephrolepis falcata 3. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk uji aktivitas antioksidan krim ekstrak Nephrolepis falcata secara in-vivo