Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.  Stratum granulosum Merupakan lapisan paling dangkal dari epidermis. Pada lapisan ini terdapat lapisan granular atau stratum granulosum dengan sel berbentuk gepeng, sitoplasmanya berisikan granul keratohialin . Sel-sel ini bertanggung jawab dalam sintesis dan modifikasi protein yang terlibat dalam keratinisasi Chu, 2008. Ketebalan lapisan granular bervariasi sesuai dengan lapisan sel tanduk pada bagian atasnya.  Stratum korneum Lapisan ini berfungsi emberikan perlindungan mekanik untuk epidermis sebagai penghalang untuk mencegah kehilangan air dan invasi dari zat asing. tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin Chu, 2008. 2. Lapisan Dermis Dermis terdiri dari fibroblas, yang memproduksi kolagen, elastin dan proteoglikan structural, mengakomodasi stimulus saraf dan jaringan pembuluh darah, makrofag,serta sel mast. Lapisan dermis berfungsi dalam melindungi tubuh dari cedera mekanis, mengikat air, membantu dalam regulasi termal, dan termasuk reseptor dalam rangsang sensorik. Kolagen, elastin dan serat merupakan komponen utama dermis. Berfungsi dalam memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada kulit. Usia serta radiasi sinar UV merupakan faktor utama penyebab berkurangnya produksi kolagen dan elastin sehingga menyebabkan menurunnya fleksibilitas, pengembangan keriput dan kendur kulit Tortora dan Grabowski 2000. 3. Lapisan Subkutan Lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar dan lemak. Pada embrio lapisan subkutan mulai berkembang pada bulan ke 5, pada lobulus ini sel-sel lemak dan kolagen dipisahkan oleh septa fibrosa dari pembuluh darah. Jaringan subkutan berfungsi dalam penyediaan energi James et al., 2006.

2.2.2 Penetrasi Obat Melalui Kulit

Proses penetrasi melalui stratum korneum dapat terjadi dengan adanya proses difusi melalui dua mekanisme: A. Absorbsi transepidermal Merupakan jalur difusi melalui stratum korneum yang dapat terjadi melalui dua jalur yakni jalur transeluler yang berarti proses difusi terjadi melalui protein dalam sel serta melewati daerah kaya akan lipid atau bersifat lipofil, dan jalur paraseluler yang berarti proses difusi berlangsung melalui ruang antar sel. Penetrasi berlangsung melalui dua tahap: pertama pelepasan obat dari pembawa ke stratum korneum, tergantung koefisien partisi obat dalam pembawa serta stratum korneum, kedua difusi melalui epidermis dan dermis dibantu oleh aliran pembuluh darah dermis Banker Rhode 2002. B. Absorbsi transappendageal Merupakan jalur masuknya obat melalui folikel rambut dan kelenjar keringat melalui pori-pori, sehingga memungkinkan obat berpenetrasi. Penetrasi obat melalui jalur transepidermal lebih baik dari jalur ini, dikarenakan luas permukaan jalur transappendageal lebih kecil Banker Rhode 2002.