UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
paraben berfungsi sebagai antimikroba. Gliserin digunakan sebagai humektan, dan vit E digunakan sebagai antioksidan untuk menunda atau mencegah
oksidasi lemak dalam krim Scalia, 2013, Wade Weller, 1994. Setelah terbentuk krim, dilakukan evaluasi fisik yang dilakukan
dengan parameter-parameter pengujian meliputi pengamatan organoleptis, pengukuran pH, homogenitas, uji daya sebar, pengukuran viskositas
konsistensi, dan uji sentrifugasi. Uji stabilitas fisik krim dilakukan penyimpanan pada suhu 40
C, suhu kamar, dan cycling test, pengamatan dilakukan pada hari ke 0 dan 21. Tahap selanjutnya dilakukan pengujian
stabilitas kimia dengan melihat perubahan nilai inhibisi antioksidan dengan metode DPPH, pengamatan dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-22.
4.4 Hasil Pengamatan
Pada uji stabilitas krim ekstrak Nephrolepis falcata dilakukan pengamatan organoleptis, homogenitas, pH, uji daya sebar, dan viskositas
pada penyimpanan suhu ruang 25 C, penyimpanan suhu 40
C, cycling test, dan uji mekanik.
4.4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis
Tabel 4.3 Pengamatan Organoleptis Krim Ekstrak Nephrolepis falcata
Krim Hari Ke-
Pengamatan
Warna Bau
Homogenitas
F1 Putih
kekuningan Tidak
berbau Homogen
21 25 C
Putih kekuningan
Tidak terjadi
perubahan Homogen
21 40 C
Kekuningan Tidak terjadi
perubahan Homogen
F2 Putih
kekuningan Tidak
berbau Homogen
21 25 C
Putih kekuningan
Tidak terjadi
Homogen
perubahan 21 40
C Kekuningan Tidak
terjadi perubahan
Homogen
F3 Putih
kekuningan Tidak
berbau Homogen
21 25 C
Putih kekuningan
Tidak terjadi
perubahan Homogen
21 40 C
Putih kekuningan
Tidak terjadi
perubahan Homogen
Keterangan : = Terjadi perubahan Pemeriksaan organoleptis awal tidak menunjukan adanya perbedaan
warna pada sediaan krim F1, F2, dan F3, ketiganya memiliki warna putih kekuningan disebabkan dari ekstrak Nephrolepis falcata. Ketiga krim yang
dihasilkan tidak menimbulkan bau. memiliki tekstur yang lembut, mudah menyebar, membentuk konsistensi setengah padat, dan tidak terasa lengket.
Pada suhu penyimpanan yang berbeda suhu ruang 25 C dan 40
C, ketiga sediaan krim ekstrak Nephrolepis facata tidak menimbulkan bau
tengik, Perubahan bau atau ketengikan dapat disebabkan oleh oksigen dari udara yang mengoksidasi lemak atau minyak, selain itu cahaya merupakan
salah satu katalisator yang juga dapat menimbulkan reaksi oksidasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa fase minyak yang terdapat didalam sediaan krim
tidak mengalami oksidasi Tiwari, 2014. Setelah penyimpanan 21 hari ketiga krim ekstrak Nephrolepis falcata
pada suhu kamar tidak menimbulkan perubahan warna, hal ini menunjukan kestabilan pada tiga sediaan krim. Perubahan warna terjadi pada sediaan krim
F1 dan F2 penyimpanan suhu 40 C yang menunjukan perubahan warna
menjadi kekuningan, hal ini dapat disimpulkan faktor suhu mempengaruhi kestabilan krim, karena disebabkan pada setiap kenaikan suhu sebesar 10
C dapat meningkatkan laju reaksi menjadi dua kali lipat Rufiati, 2011.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pemeriksaan homogenitas pada ketiga krim bertujuan untuk mengamati adanya partikel-partikel kasar pada kaca objek. Hasil pengamatan
menunjukan ketiga sediaan krim homogen secara fisik baik sebelum dan setelah penyimpanan, hal ini menunjukan bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan krim tercampur sempurna.
4.4.2 Hasil Pemeriksaan pH
Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan pH suhu 25 C, dan suhu 40
Keterangan : nilai pH diatas merupakan pH rata-rata dari tiga kali Pengulangan + simpangan deviasi
pH yang terukur dari ketiga formula krim F1 sebesar 7,50; F2 sebesar 7,43; F3 sebesar 7,19 pada hari ke-0. Ketiga krim menunjukan semakin tinggi
konsentrasi asam stearat dapat menurunkan nilai pH karena banyaknya gugus asam yang terkandung dalam asam stearat. Nilai pH masih berada dalam
kisaran pH krim ideal. Menurut SNI 16-4399-1996 dalam Astikah, 2015, pH krim yang ideal adalah sesuai dengan pH kulit, yaitu berkisar 4,5 - 8,0. Jika
pH krim tidak sesuai dengan pH kulit maka akan menyebabkan iritasi kulit. Hasil pengukuran pH pada penyimpanan 21 hari suhu ruang 25
C ketiga sediaan krim menunjukan nilai pH yang mengalami kenaikan, ini disebabkan
reaksi oksidasi senyawa fenol yang terdapat dalam krim ekstrak Nephrolepis falcata. Pada suhu 40
C ketiga sediaan krim mengalami penurunan pH, namun perubahan pH masih dalam rentang pH kulit Tranggono, 2007. Hal
ini menunjukan adanya pengaruh suhu terhadap pH krim.
Formula Hari ke-0
Hari ke-21 suhu 25
C Hari ke-21
suhu 40 C
F1
7,50 + 0,011 7,740 + 0,004
7,480 + 0,015
F2
7,43 + 0,015 7,719 + 0,032
7,420 + 0,005
F3
7,19 + 0,011 7,629 + 0,027
7,042 + 0,001