Teknik Imunisasi Metode Penelitian 3.3.1 Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba

Tabel 2 Tata cara penyuntikkan antigen Kelinci Antigen Penyuntikkan Minggu ke- 0 1 3 5 7 1 KP ES F. gigantica asal Domba Tanpa Adjuvant FAC FAI FAI FAI 2 KH ES F. gigantica asal Kerbau Tanpa Adjuvant FAC FAI FAI FAI Keterangan: Tanpa Adjuvant Rute i.v FAC = Freund’s Adjuvant Complete Rute s.c FAI = Freund’s Adjuvant Incomplete Rute s.c KP = Kelinci yang diimunisasi ES F. gigantica asal domba KH = Kelinci yang diimunisasi ES F. gigantica asal kerbau

3.3.5 Teknik Pengambilan Darah

Darah kelinci diambil sebanyak 1,5-2 ml melalui vena auricularis dengan menggunakan disposable syringe 3 ml IACUC 2010. Pengambilan darah pertama dilakukan sebelum kelinci diimunisasi. Pengambilan darah kedua dilakukan seminggu setelah pengambilan darah pertama dan pengambilan darah ketiga dilakukan empat minggu setelah pengambilan darah kedua. Pengambilan darah berikutnya dilakukan setiap seminggu sekali hingga minggu ke-14. Sampel darah dimasukkan dalam tabung reaksi untuk diambil serumnya.

3.3.6 Teknik Pengumpulan Serum

Darah yang diambil dari kedua kelinci, dikumpulkan dalam tabung terpisah yang dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37 o C dengan posisi miring selama 30 menit. Kemudian disimpan dalam refrigerator semalam pada suhu 4 o C. Serum yang didapat dikumpulkan menggunakan pipet mikro. Bila perlu, darah disentrifus dengan kecepatan 2000g selama 15 menit. Serum yang didapat dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung mikro dan diberi tanggal pengambilan darah serta kode kelinci.

3.3.7 Pembuatan Antigen Terlarut

Antigen dan antibodi harus dapat berdifusi dengan baik dalam uji presipitasi menggunakan media agar. Antibodi dalam serum memiliki ukuran molekul protein yang kecil sehingga mudah berdifusi sedangkan antigen ES memiliki molekul protein yang besar sehingga harus dipecah salah satunya dengan menggunakan teknik sonikasi. Teknik sonikasi digunakan dalam penelitian ini untuk membuat antigen ES Fasciola gigantica menjadi terlarut solubel dalam agar Parimala dan Ishaq 2005. Antigen ES Fasciola gigantica dimasukkan dalam tabung sonikasi. Tabung sonikasi dimasukkan dalam sonikator yang berisi air bersuhu 4 o C. Hal ini bertujuan untuk mendinginkan tabung dan mencegah kerusakan antigen karena panas yang ditimbulkan selama proses berlangsung. Proses sonikasi dilakukan kurang lebih selama tiga menit dengan frekuensi 50.000 Hz.

3.3.8 Teknik Agar Gel Precipitation Test AGPT

Agar Gel Precipitation Test AGPT merupakan uji presipitasi antigen yang terlarut. Teknik uji presipitasi dalam penelitian ini menggunakan metode Ouchterlony 1953. Bahan untuk AGPT terdiri atas Phosphate Buffer Saline PBS dengan pH 7,4, aquabides, agarose 1, dan Na acide 0,001. Campuran tersebut dipanaskan dalam microwave atau dengan penangas air sampai agar larut dan mendidih. Sebanyak 4 ml larutan agar dituang diatas gelas objek hingga seluruh permukaan gelas objek tertutup dengan agar dan dibiarkan hingga mengeras. Agar yang telah mengeras, dilubangi menggunakan puncher agar. Lubang pada bagian tengah diisi dengan antigen yang telah disonikasi dan enam lubang disekelilingnya diisi dengan serum antibodi yang akan diuji Boulanger 1967. Agar disimpan di dalam wadah tertutup yang telah dialasi dengan kertas atau tissue basah untuk menjaga kelembaban dan didiamkan selama 24 hingga 48 jam pada suhu ruang. Pengamatan dapat dilakukan dengan melihat garis presipitasi yang terbentuk. ` 3.3.9 Pemurnian Immunoglobulin G Ig G Serum kelinci positif mengandung antibodi dimurnikan menggunakan metode pemurnian dari Montage ® Antibody Purification Kit and Spin Columns with PROSEP ® -A Media . Media PROSEP ® -A yang digunakan dipre-ekuilibrasi menggunakan 10 ml Binding Buffer A dengan mensentrifus spin column dengan kecepatan 500g selama 30 menit pada suhu 4 o C. Sampel berupa serum kelinci anti