Transferase GSTs merupakan enzim yang terkandung baik dalam ES maupun
ekstrak somatik Fasciola spp yang berperan dalam detoksifikasi anthelmentik Alirahmi et al. 2010. Sifat antigenik atau imunogenik ES dari cacing golongan
nematoda dan trematoda telah diketahui berasal dari kutikula dan tegumen. ES yang dihasilkan oleh cacing parasitik berperan sebagai antigen yang memicu
kehadiran antibodi dalam tubuh inang Lightowlers dan Rickard 1988.
2.4 Imunitas Respon Kekebalan
Imunitas berasal dari bahasa latin immunis yang berarti bebas. Imunitas atau respon kekebalan merupakan kemampuan untuk mencegah terjadinya infeksi,
meniadakan kerja toksin dan faktor virulen lainnya yang bersifat antigenik maupun imunogenik. Suatu bahan yang bersifat antigenik antigen artinya
mampu merangsang pembentukan antibodi spesifik terhadap suatu senyawa. Selain mampu merangsang pembentukan antibodi spesifik yang bersifat protektif
terhadap senyawa penginduksinya, antigen juga mampu meningkatkan respon kekebalan seluler Wibawan et al. 2003.
Secara umum respon kekebalan tubuh terbagi dua yaitu kekebalan non- spesifik dan kekebalan spesifik. Respon kekebalan non-spesifik berupa kekebalan
fisik-mekanik, kimiawi, serta seluler. Kekebalan fisik mekanik dilakukan oleh kulit dan selaput lendir. Kekebalan kimiawi dilakukan oleh cairan tubuh yang
berupa keringat, air mata, cairan limfe, maupun lendir. Kekebalan seluler non- spesifik dilakukan oleh makrofag dan mikrofag atau sel polimorf nuclear PMN
Black 2005. Respon kekebalan spesifik berkaitan dengan sel limfosit B dan sel limfosit T. Respon kekebalan spesifik terdiri atas respon imun berperantara
antibodi respon humoral dan respon imun berperantara sel Wibawan et al. 2003.
Respon imun berperantara antibodi respon humoral melibatkan sel limfosit B. Sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma yang menghasilkan
antibodi untuk menetralkan antigen interseluler. Selain sel plasma, sel limfosit B juga berdiferensiasi menjadi sel memori. Respon imun berperantara sel
melibatkan sel limfosit T yang terdiri dari sel limfosit T sitotoksik dan sel limfosit T helper. Sel limfosit T sitotoksik berperan dalam menghancurkan antigen
intraseluler sedangkan sel limfosit T helper berperan untuk membantu sel limfosit B Black 2005. Penyingkiran cacing dalam sistem pencernaan memerlukan
proses rumit yang melibatkan respon kekebalan humoral dan seluler Patterson 1995.
2.5 Antibodi Poliklonal
Antibodi hasil hiperimunisasi disebut antibodi poliklonal. Hiperimunisasi merupakan imunisasi yang dilakukan secara sengaja terhadap hewan dengan suatu
imunogen spesifik. Antibodi poliklonal memiliki campuran kompleks antibodi dengan spesifitas, afinitas, dan isotipe yang berbeda. Antibodi poliklonal memiliki
reaktivitas multipel yaitu bereaksi dengan sejumlah epitop antigen determinan yang berbeda pada antigen. Reaktivitas multipel ini dapat mengakibatkan
terbentuknya kompleks antigen antibodi yang besar dalam bentuk presipitasi. Selain itu, reaktivitas multipel antibodi poliklonal dapat menimbulkan reaksi
silang. Reaksi silang yang terjadi umumnya akibat adanya antibodi terhadap antigen lain yang tidak berkaitan dan tidak relevan. Reaksi silang juga dapat
terjadi karena kesamaan epitop dari antigen yang berbeda atau karena kemiripan struktur epitop antigen lain dengan epitop pembuat peka priming epitop yang
dikenali oleh antibodi Smith 1995. Antibodi terdiri dari unit dasar yang disebut imunoglobulin Ig.
Imunoglobulin merupakan grup penyusun antibodi yang secara umum memiliki dua karakteristik yaitu kimia dan biologi Black 2005. Imunoglobulin secara
kimia memiliki struktur berupa rantai polipeptida dua rantai ringan dan dua rantai berat. Secara biologi, produksi imunoglobulin distimulasi oleh antigen dan
memiliki reaksi yang spesifik Barriga 1981. Imunoglobulin dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat dasarnya
Guyton dan Hall 2007. Sifat dasar tersebut berupa derajat kelarutan dalam larutan garam, muatan elektrostatik, berat molekul dan struktur antigeniknya
Tizard 2004. Terdapat lima golongan immunoglobulin yaitu Ig M, Ig G, Ig A, Ig E dan Ig D. Diantara lima golongan imunoglobulin tersebut, Ig G merupakan
imunoglobulin yang umum digunakan dalam produksi bahan biologis untuk immunodiagnostik. Hal tersebut dikarenakan Ig G memiliki prosentase jumlah