intraseluler sedangkan sel limfosit T helper berperan untuk membantu sel limfosit B Black 2005. Penyingkiran cacing dalam sistem pencernaan memerlukan
proses rumit yang melibatkan respon kekebalan humoral dan seluler Patterson 1995.
2.5 Antibodi Poliklonal
Antibodi hasil hiperimunisasi disebut antibodi poliklonal. Hiperimunisasi merupakan imunisasi yang dilakukan secara sengaja terhadap hewan dengan suatu
imunogen spesifik. Antibodi poliklonal memiliki campuran kompleks antibodi dengan spesifitas, afinitas, dan isotipe yang berbeda. Antibodi poliklonal memiliki
reaktivitas multipel yaitu bereaksi dengan sejumlah epitop antigen determinan yang berbeda pada antigen. Reaktivitas multipel ini dapat mengakibatkan
terbentuknya kompleks antigen antibodi yang besar dalam bentuk presipitasi. Selain itu, reaktivitas multipel antibodi poliklonal dapat menimbulkan reaksi
silang. Reaksi silang yang terjadi umumnya akibat adanya antibodi terhadap antigen lain yang tidak berkaitan dan tidak relevan. Reaksi silang juga dapat
terjadi karena kesamaan epitop dari antigen yang berbeda atau karena kemiripan struktur epitop antigen lain dengan epitop pembuat peka priming epitop yang
dikenali oleh antibodi Smith 1995. Antibodi terdiri dari unit dasar yang disebut imunoglobulin Ig.
Imunoglobulin merupakan grup penyusun antibodi yang secara umum memiliki dua karakteristik yaitu kimia dan biologi Black 2005. Imunoglobulin secara
kimia memiliki struktur berupa rantai polipeptida dua rantai ringan dan dua rantai berat. Secara biologi, produksi imunoglobulin distimulasi oleh antigen dan
memiliki reaksi yang spesifik Barriga 1981. Imunoglobulin dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-sifat dasarnya
Guyton dan Hall 2007. Sifat dasar tersebut berupa derajat kelarutan dalam larutan garam, muatan elektrostatik, berat molekul dan struktur antigeniknya
Tizard 2004. Terdapat lima golongan immunoglobulin yaitu Ig M, Ig G, Ig A, Ig E dan Ig D. Diantara lima golongan imunoglobulin tersebut, Ig G merupakan
imunoglobulin yang umum digunakan dalam produksi bahan biologis untuk immunodiagnostik. Hal tersebut dikarenakan Ig G memiliki prosentase jumlah
paling banyak yaitu 70-75 di dalam serum normal dibandingkan Ig M antibodi pertama yang muncul dalam respon primer, Ig A, Ig E dan Ig D. Ig G memiliki
struktur monomer dengan berat molekul 146.000 dalton serta merupakan antibodi utama dari respon imun sekunder De Buysscher dan Patterson 1995.
Secara struktural, Ig G memiliki empat rantai polipeptida yang terbagi atas dua rantai berat identik serta dua rantai ringan Gambar 1. Rantai berat dan rantai
ringan polipeptida dihubungkan oleh ikatan disulfida yang terdapat pada bagian engsel hinge region. Masing-masing rantai berat dan ringan dari Ig G memiliki
bagian konstan atau tetap dan bagian yang dapat berubah atau variabel Guyton dan Hall 2007.
Variabel v atau bagian yang dapat berubah pada struktur Ig G memiliki fungsi khusus untuk melekat pada antigen, sedangkan bagian tetap atau konstan
menentukan sifat biologis Ig G dan beberapa faktor seperti penyebaran Ig G dalam jaringan, pelekatan Ig G pada struktur spesifik jaringan, pelekatan pada
kompleks komplemen, serta kemudahan Ig G dalam melewati membran dan beberapa sifat biologis Ig G yang lain Guyton dan Hall 2007.
Gambar 1 Struktur Ig G pada mamalia Mader 1997
Bagian Konstan Bagian Variabel
Rantai Berat Rantai Ringan
Tempat Pelekatan
Antigen