Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan gejala yang saling berhubungan.
Pertumbuhan tanaman
merupakan pertambahan ukuran per satuan waktu dan
biasanya dalam berat kering biomassa yang tidak dapat balik irreversible. Pertumbuhan
tersebut merupakan pertambahan ukuran panjang, luas, volume dan bobot organ
sedangkan
perkembangan merupakan
diferensiasi fungsi organ vegetatif menjadi reproduktif Nasir 2008.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdiri dari dua fase yaitu fase vegetatif dan
fase reproduktif. Ciri dari fase vegetatif adalah terjadi pertumbuhan tanaman akibat
adanya penggunaan
karbohidrat hasil
fotosintesis. Fase
reproduktif terjadi
pembentukan dan perkembangan kuncup- kuncup bunga, buah dan umbibiji, sedangkan
pada fase reproduktif karbohidrat disimpan oleh tanaman untuk berkembang ke fase
berikutnya Harjadi 1979.
Fase pertumbuhan
tanaman kentang
menurut Dirjen Tanaman Pangan 1993 dalam Samadi 2007 adalah fase pra tumbuh 0-21
Hari Setelah Tanam HST, fase sebelum pembentukan
umbi 21-35
HST, fase
pembentukan umbi 35-60 HST, fase tua 60-90 HST, fase selanjutnya adalah panen dan pasca
panen. Kerapatan tanaman yang lebih rapat akan
menyebabkan tanaman mengalami cekaman air yang lebih serius sehingga terjadi
penurunan indeks luas daun yang lebih banyak dibandingkan dengan jarak tanam
renggang. Kerapatan tanaman yang tinggi menyebabkan ekstraksi air tanah yang lebih
banyak sehingga terjadi cekaman air lebih berat. Cekaman air menyebabkan penutupan
stomata tanaman sehingga proses fotosintesis berkurang, dengan demikian dengan jumlah
intersepsi radiasi yang sama tanaman yang mengalami cekaman akan memiliki efisiensi
penggunaan radiasi yang lebih kecil Hsio dan Acevedo 1974 dalam Thomas1994.
2.3 Lingkungan Tanaman Kentang
Tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh cuacaiklim dan tumbuh baik pada lingkungan
dengan suhu rata-rata harian yang rendah yaitu 18-21°C, curah hujan rata-rata 1.500
mmtahun dan kelembaban udara 80-90 Samadi 2007. Berbeda dengan pendapat
Anonim 1997 suhu yang dibutuhkan oleh tanaman kentang pada periode vegetatif
tanaman ini memerlukan suhu rata-rata harian antara 12-16°C, sedangkan pada periode
selanjutnya antara 19-21°C. Kenaikan suhu akan meningkatkan aktivasi energi pada reaksi
kimia. Suhu udara yang terlalu tinggi akan meningkatkan
penggunaan energi
hasil fotosintesis untuk proses respirasi sehingga
fotosintesis neto yang disimpan sebagai cadangan
makanan di
berbagai organ
menurun. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
merupakan hasil fotosintesis dan respirasi suatu proses kimia di dalam sel menggunakan
katalisator enzim. Peningkatan suhu reaksi akan menaikkan intensitas kerja katalisator
sehingga kecepatan dan produksi reaksi kimia meningkat. Enzim adalah protein, suatu bahan
yang keberadaan serta aktifitasnya sangat peka terhadap suhu Nasir 2008.
Pertumbuhan dan hasil tanaman kentang sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan
penyebarannya selama masa pertumbuhan. Selama pertumbuhannya tanaman kentang
menghendaki curah hujan 1000 mm atau setiap bulan rata-rata 200 sampai 300 mm.
Apabila curah hujan terlalu tinggi umbi tanaman akan mudah terserang penyakit,
karena tanah menjadi jenuh air. Saat kritis bagi tanaman kentang adalah saat ketika
dibutuhkan lebih banyak air yaitu pada permulaan pembentukan umbi. Oleh karena
itu, untuk mencapai hasil yang tinggi, pada saat itu kadar air tanah pada kedalaman 15 cm
dari permukaan tanah tidak boleh kurang dari 56 kapasitas lapang Nonnecke 1989 dalam
Nurmayulis 2005.
2.4 Tanah
Sifat-sifat fisik tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kondisi fisik tanah berpengaruh terhadap penetrasi akar dalam tanah, retensi air,
drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah bergantung terhadap ukuran,
bentuk, susunan, komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, volume serta pori
tanah. Kerapatan volume ditetapkan dengan satuan gcm
3
, lapisan tanah berstruktur halus biasanya berkisar antara 1.0-1.3 gcm
3
sedangkan jika
struktur kasar
nilai kerapatannya adalah 1.3-1.8 gcm
3
Hakim et al. 1986.
2.5 Neraca Air Tanaman Kentang
Hubungan antara tanaman dan air yang merupakan fungsi linier pada umumnya
relevan digunakan untuk menduga penurunan hasil tanaman ketika tanaman mengalami
stress air yang diakibatkan oleh cekaman air Water stress. Kekurangan aircekaman air
yang terjadi pada fase kritis tanaman akan
mengakibatkan penurunan hasil yang lebih besar dibandingkan apabila kekeringan terjadi
pada fase lainnya. Ketersediaan air sangat tergantung oleh unsur-unsur iklim khususnya
dalam mempengaruhi evapotranspirasi serta jumlah
curah hujan.
Evapotranspirasi potensial menentukan kebutuhan air tanaman
dan ditentukan oleh unsur iklim yang meliputi radiasi surya, suhu dan kelembaban udara
serta kecepatan angin. Oleh sebab itu, pengukuran unsur iklim sangat diperlukan
untuk menghitung kebutuhan air tanaman berdasarkan evapotranspirasi potensial serta
kadar air tanah oleh curah hujan, sehingga dapat dihitung air irigasi pada suatu lahan.
Secara fisiologi, kehilangan air melalui transpirasi
yang lebih
menentukan pertumbuhan suatu tanaman dibandingkan
melalui evaporasi Herlina et al. 1993. Evaporasi dari permukaan dan transpirasi dari
tanaman sulit untuk dipisahkan dan prosesnya karena terjadi secara bersamaan dan sulit
dibedakan di lapangan, akan tetapi bisa di hitung secara kuantitatif.
Kadar air tanah dapat dinyatakan sebagai persen berat yaitu nisbah massa air dan massa
tanah kering yang ditempatinya, atau persen volume yang nisbah volume air dan volume
tanah dalam
kondisi tak
terganggu Murdiyarso 1991. Jumlah air tanah yang
bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas- batas tertentu. Seperti pada kekurangan air,
kelebihan air juga dapat merugikan tanaman.
Suplai air yang terjadi selama hujan menyebabkan pori-pori tanah terisi air. Sifat
tanah yang mengkerut bila kekeringan menyebabkan banyak celah dan rongga pada
tanah tersebut jika terjadi kekeringan. Karena itu, pada awal terjadi hujan kadar air tanah
meningkat dengan laju yang cepat disebabkan laju infiltrasi yang tinggi Asril dan Hidayati
1994. Sehubungan dengan kedalaman tanah yang dapat menyediakan air bagi tumbuhan,
para pakar fisika tanah sependapat bahwa perkiraan kedalaman jelajah akar 1.5 meter
ternyata terlalu dalam. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kedalaman 50-60 cm
mungkin merupakan kedalaman maksimum tanaman memperoleh air dari tanah. Dalam
kebanyakan hal mungkin hanya air yang terdapat dalam lapisan atas mengalami
pengurangan karena penguapan permukaan, sedangkan
lapisan bawah
mengalami pengurangan
air melalui
serapan akar
Soepardi 1983 Akar kentang memiliki percabangan lebat
dan agak dangkal. Sekitar 90 berada pada kedalaman 50 cm dari permukaan tanah
sehingga cenderung rentan terhadap cekaman kekurangan air. Kelengasan tanah yang tinggi
dibutuhkan setelah inisiasi umbi dan selama pembesaran umbi. Keseragaman pasokan
lengas sangat penting khususnya untuk membentuk umbi. Tonjolan pada permukaan
umbi,
yang biasanya
disebabkan oleh
cekaman kelengasan tanah berakibat pada pembesaran umbi, dan kelebihan hujan atau
pembasahan daun yang berkepanjangan dan kelembaban udara yang tinggi mendukung
timbulnya penyakit daun Rubatzky dan Yamaguchi 1998.
2.6 Kadar Air Tanah KAT