4.2 Pertumbuhan Tanaman Kentang
Pertumbuhan tanaman
merupakan pertambahan ukuran panjang, luas, volume
dan bobot organ sedangkan perkembangan merupakan diferensiasi fungsi organ vegetatif
menjadi reproduktif pada suatu tanaman yang tidak dapat balikirreversible Nasir 2008.
Jumlah daun dan tinggi tanaman merupakan peubah yang diamati, diukur dan dihitung
untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pada penelitian ini.
Tabel 2 Respon perlakuan terhadap peubah pertumbuhan tanaman kentang
Perlakuan Tinggi
tanaman Jumlah daun
65 HST cm
59 HST Helai
J1A 35.7
12 J1B
32.7 9
J1C 23.4
11 J2A
38.4 8
J2B 39.2
13 J2C
31.7 10
Rata-Rata J1 30.6
10 Rata-Rata J2
36.4 10
Pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan pada 31 Hari Setelah Tanam
HST sampai 65 HST. Akumulasi tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi berturut-
turut adalah 39.2 cm dan 13 helai pada perlakuan J2B pada pengukuran 65 HST.
Perlakuan jarak tanam dan ukuran umbi grade memberikan respon yang berbeda
pada setiap perlakuan. Jarak tanam 2 J2, 20x20 cm memiliki rata-rata pertumbuhan
tanaman yang lebih tinggi dari pada jarak tanam 1 J1, 20x30 cm. Terhadap jumlah
daun pertumbuhan tanaman tidak terlalu berpengaruh karena daun tanaman kentang
terserang hama penyakit yaitu hawar daun yang
disebabkan oleh
cendawan Phytophthora infestans dan layu bakteri
Pseudomonas solanacearum,
sehingga banyak daun yang gugur pada pengukuran ke-
58 HST. Berikut grafik respon masing-masing perlakuan pertumbuhan tanaman kentang
terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun. Gambar 2 Tinggi tanaman kentang.
Gambar 3 Jumlah daun tanaman kentang. Menurut Samadi 2007 kentang varietas
granola merupakan varietas kentang yang mempunyai masa tanam relatif pendek
dibandingkan varietas lain yaitu sekitar 3 sampai 4 bulan dan sangat peka terhadap
hama penyakit. Pada grafik pertumbuhan tanaman Gambar 2 dan
Gambar 3
pengukuran hanya dilakukan pada minggu ke- 6 atau 65 HST untuk tinggi tanaman dan
minggu ke-5 atau 59 HST untuk jumlah daun. Pengukuran
peubah pertumbuhan
pada minggu berikutnya tidak bisa dilakukan
karena pada minggu tersebut contoh tanaman mulai terserang hama penyakit. Metode yang
digunakan dalam
pengukuran data
pertumbuhan tanaman kentang adalah metode non-destruktif sehingga tanaman yang sudah
mati tidak bisa dilakukan pengukuran pada minggu berikutnya.
Layaknya tanaman semusim lainnya, tanaman
kentang memiliki
dua fase
pertumbuhan dan perkembangan diantaranya fase vegetatif dan fase reproduktif. Menurut
Hajadi 1979 saat fase vegetatif terjadi perkembangan organ tanaman kentang seperti
akar, daun dan batang. Fase vegetatif termasuk kedalam fase pratumbuh dan fase
sebelum pembentukan umbi yaitu dalam fase ini
tanaman kentang
menggunakan karbohidrat
dan menggunakan
seluruh
karbohidrat yang dihasilkan pada saat tumbuh. Untuk fase reproduktif termasuk kedalam fase
tua, fase panen dan pascapanen. Pada fase ini ditandai
dengan pembentukan
dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, buah
dan bijiumbi. Fase ini biasanya terjadi penimbunan karbohidrat dan tanaman tidak
menggunakan karbohidrat
seluruhnya melainkan
menyimpan sebagian
dari karbohidrat yang dihasilkan pada saat tumbuh.
Tabel 3 Fase pertumbuhan tanaman kentang Dirjen Tanaman Pangan 1993
dalam Samadi 2007
Penanaman kentang pada penelitian ini didominasi oleh fase vegetatif dari pada fase
reproduktifnya. Hal tersebut terlihat pada tanaman kentang yang selama masa tanam
tidak berbunga, karena karbohidrat yang terbentuk selama masa tanam lebih banyak
digunakan untuk perkembangan batang, akar dan daun.
4.3 Lingkungan Tanaman Kentang