Kehilangan Air Tanaman Kentang

karbohidrat yang dihasilkan pada saat tumbuh. Untuk fase reproduktif termasuk kedalam fase tua, fase panen dan pascapanen. Pada fase ini ditandai dengan pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, buah dan bijiumbi. Fase ini biasanya terjadi penimbunan karbohidrat dan tanaman tidak menggunakan karbohidrat seluruhnya melainkan menyimpan sebagian dari karbohidrat yang dihasilkan pada saat tumbuh. Tabel 3 Fase pertumbuhan tanaman kentang Dirjen Tanaman Pangan 1993 dalam Samadi 2007 Penanaman kentang pada penelitian ini didominasi oleh fase vegetatif dari pada fase reproduktifnya. Hal tersebut terlihat pada tanaman kentang yang selama masa tanam tidak berbunga, karena karbohidrat yang terbentuk selama masa tanam lebih banyak digunakan untuk perkembangan batang, akar dan daun.

4.3 Lingkungan Tanaman Kentang

Menurut Anonim 1997 suhu udara yang dibutuhkan tanaman kentang berbeda antara pertumbuhan vegetatif dan reproduktif, pada fase vegetatif membutuhkan suhu 12-16°C sedangkan pada fase reproduktif 19-21°C. Kabupaten Cianjur merupakan daerah beriklim tropis terletak pada ketinggian ±1250 mdpl, dengan rata-rata CH 1500 mmtahun. Lokasi penanaman tanaman kentang memiliki suhu rata-rata harian relatif konstan 21.6°C dengan kelembaban relatif RH 88.4 selama masa tanam. Musim hujan merupakan kondisi yang cocok untuk tanaman kentang. Menurut Sunarjono 2007 CH yang dibutuhkan tanaman kentang adalah sekitar 300 mmbulan atau 1000 mmtahun. Tabel 4 Curah Hujan terukur lokasi penelitian. No. Bulan Jumlah CH Kategori mmbulan berdasarkan hari hujan 1 Maret 398 Sedang 2 April 111 Rendah 3 Mei 110 Rendah Tabel 4 menunjukkan jumlah CH bulanan yang terukur langsung di lokasi penelitian. Pengkategorian CH tersebut berdasarkan jumlah CH 150-300 mmbulan termasuk kategori rendah, 300-600 mmbulan masuk dalam kategori sedang dan ≥ 600 mmbulan masuk kategori tinggi. Menurut Boer et al. 2003 dalam Boer 2006 kondisi hujan yang disukai tanaman kentang ialah hujan yang sedang pada awal pertumbuhan, tinggi pada pertengahan musim pertumbuhan dan rendah pada akhir pertumbuhan. Kebutuhan air tanaman kentang berdasarkan pengukuran CH bulanan terukur adalah pada fase awal pertumbuhan tanaman 33 HST dan fase tua 103 HST kebutuhan air tanaman cukup, sedangkan untuk fase pembentukan umbi 68 HST tanaman mengalami defisit air Lampiran 1. Kebutuhan air tanaman pada pengukuran 68 HST mengalami defisit air karena CH yang terukur masuk dalam kategori rendah sehingga tanaman mengalami defisit untuk memenuhi kehilangan air tanamn. Defisit air merupakan suatu kondisi kadar air dalam tanah berada dibawah nilai kapasitas lapang. Defisit air pada fase pembentukan umbi menyebabkan kebutuhan air tanaman kentang untuk evapotranspirasi tidak terpenuhi secara optimal sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk fase berikutnya.

4.4 Kehilangan Air Tanaman Kentang

Input pendugaan kehilangan air melalui neraca air dalam penelitian ini adalah CH karena lokasi penelitian merupakan lahan tadah hujantanpa irigasi. Nilai komponen perhitungan neraca air pada masing-masing perlakuan berbeda-beda bergantung pada CH, KAT pada minggu pengukuran, KAT minggu sebelumnya, fisiologi tanaman, cuacaiklim dan karakteristik tanah lokasi penelitian. ETa Evapotranspirasi merupakan penguapan yang terjadi pada keadaan air tanah sebenarnya yang terukur di lapangan. Evaporasi merupakan proses yang terjadi di atas tanah dan transpirasi merupakan Fase pertumbuhan dan Perkembangan HST Pengukuran Fase Bulan Pertumbuhan Pratumbuh 0-21 Belum dilakukan Vegetatif pengukuran Sebelum pembentukan umbi 21-35 Maret Pembentukan umbi 35-60 April Tua 60-90 Mei Reproduktif Panen dan pasca panen - Juni penguapan yang terjadi pada tanaman melalui kehilangan air melalui stomata Allen et al. 1998 dan sangat sulit dibedakan proses dan pengukuran di lapangan, sehingga pendugaan nilai kehilangan air tanaman kentang dalam penelitian ini dihitung melalui neraca air dalam bentuk ETa+Ro Evapotranspirasi ditambah dengan run off. Iklim tropis memiliki variasi radiasi dan suhu diurnal yang tidak berbeda jauh, sehingga menyebabkan nilai ETa dari bulan kebulan yang tidak terlalu besar. Nilai ETa di daerah tropis berkisar antara 4 sampai 6.5 mmhari. Asumsi nilai ETa pada penelitian ini adalah 4 mmhari karena lahan penanaman kentang pada penelitian ini adalah lahan tadah hujan, sehingga digunakan ETa paling minimum. Selain itu Kabupaten Cianjur merupakan daerah berketinggian lebih dari 1000 mdpl yang masuk kedalam kategori dataran tinggi, sehingga digunakan asumsi ETa paling minimum ETa dataran tinggi lebih kecil daripada ETa dataran rendah. Lampiran 4 menunjukkan nilai perhitungan komponen neraca air masing- masing perlakuan selama pengukuran. Kehilangan air tanaman dan run off Ro tertinggi adalah pada perlakuan J1A1J2A2 berturut-turut 191.9 mm dan 57.5 mm selama 39 HST sampai dengan 75 HST. Selama pengukuran nilai total ETa+Rominggu lebih besar daripada total CHminggu kecuali pada pengukuran ke-2 9-16 April. Jika ETa+Ro lebih besar dari CH berarti kadar air tanah akan berkurang, dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan defisit air bagi tanaman. Nilai komponen neraca air pada Lampiran 4 sangat berbeda-beda setiap perlakuan. Kehilangan air dalam bentuk ETa+Ro 1 April - 7 Mei dari berbagai perlakuan berkisar antara 146-191 mm, sedangkan untuk Ro berkisar antara antara 28-58 mm atau sekitar 19-30 dari total kehilangan air tanaman kentang. Secara keseluruhan total nilai kehilangan air tanaman kentang di lokasi penelitian dalam bentuk evapotranspirasi ditambah dengan Ro adalah 169 mm selama 36 hari pengukuran atau 4.6 mmhari. Menurut Doorenbos dan Kassam 1979 dalam Kurnia 2004 nilai kebutuhan air tanaman yang dibutuhkan oleh kentang yaitu 350-625 mmmasa tanam 80- 90 hari tanam.

4.5 Hubungan Simpanan KAT terhadap