commit to user
13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Seni  dalam  ruang  dan  waktunya  mewadahi  semangat  kreatifitas  setiap pelaku  pada  generasinya  terlepas  dari  pergumulan,  perdebatan,  dan  pertentangan
yang  muncul.  Karya  seni  dengan  segala  wacana  pelengkapnya  melahirkan manifestasi seni yang atas nama kebaruan dan kreatifitas muncul dan mendobrak
kisi-kisi  konvensi  yang  telah  mapan  sebelumnya,  dan  pada  kelanjutannya  karya tersebut  tidak  lagi  menjadi  barang  sakral  namun  lebih  menjadi  semacam  catatan
yang  merefleksikan  semangat  zamannya,  terlebih  pada  karya-karya  seni kontemporer  yang  cenderung  menampakkan  hal-hal  populer  sehari-hari,  banal,
dan  cenderung  merayakan  budaya  permukaan.  Disertai  “seabrek”  konsep  yang bersumber dari sekian banyak  teori  yang terkadang sulit untuk dikaitkan secara
langsung dengan seni rupa, sebuah karya dapat dirunut dalam segala sesuatunya mulai  dari  ide  penciptaan  karya  tersebut  untuk  ditampilkan  dan  diapresiasikan
orang lain, baik yang dicerna secara perlahan-lahan, ataupun seketika itu juga saat dilihat,  sehingga  proses  perjalanan  berkasenian  berlaku  sampai  pada  dimana  ia
berhenti  pada  tahapnya.  Seniman  atau  perupa,  pada  dasarnya  seperti  seorang pewarta  nilai,  gubahan  bentuk  dan  rupa  adalah  upayanya  menawarkan,  dan
sekaligus  menyembunyikan  nilai  dan  makna.  Di  dalamnya  terdapat  sejumlah kode-kode  estetik,  metafora,  simbolisasi  yang  mengisyaratkan  berbagai  fungsi,
makna,  dan  tendensi.  Terlepas  apakah  ini  menjadi  sesuatu  yang  lebih  baik  atau sebaliknya,  karya  seni  akan  menjadi  baik,  efektif,  berguna  dan  berarti  bagi
minimal  diri  sendiri,  orang  lain,  lingkungannya  bahkan  menembus  batas-batas kebudayaan dan wilayah atau dengan kata lain mendunia.
Ide  penciptaan  karya  seni  dapat  bermula  dari  apa  saja,  baik  dalam  diri sendiri  ataupun  respon  terhadap  lingkungan  sekitarnya,  tidak  lagi  hanya  yang
”penting”  ,  yang  ”adiluhung”  ,  yang  ”indah”  dan  lain  sebagainya,  akan  tetapi sebaliknya bisa pula mengenai konflik personal, luka, rasa sakit, dan keterasingan
yang  muncul  dari  dalam  individu.  Berangkat  dari  sinilah  terbuka  berbagai 1
commit to user
14 kemungkinan  dalam  penciptaan  dan  pemaknaan  terhadap  karya  seni  yang  lebih
luas untuk dapat ditawarkan, termasuk di dalamnya konsep-konsep alternatif yang berkesinambungan  yaitu  kejujuran  untuk  mengungkap  apa  yang  dirasakan  dalam
individu  sebagai  serangkaian  rantai  dialektika  yang  saling  memperkuat, melengkapi atau bahkan saling menentang dan disampaikan pada karya seni lukis
dengan cara tertentu dalam koridor kreatif dan ditampilkan untuk dapat diapersiasi oleh orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba mengemukakan gagasan yang diwujudkan  kedalam  karya  seni  lukis  yang  menampilkan  visualisasi  berupa
goresan-goresan, sapuan, lelehan dan penerapan konflik internal yang distorsi atau dimunculkan  dengan  cara  tertentu,  disamping  pemilihan  objek-objak  yang  lain,
digunakan  sebagai  bahasa  ungkap  konflik  internal  dalam  diri  pelukis  atau  lebih jauh  disebut  sebagai  expressive  form  dalam  penciptaan  karya  seni  lukis.  Dari
proses  gagasan,  visualisasi,  kemudian  untuk  diapresiasi,  penulis  berharap  akan dapat  memberikan  kontribusi  terhadap  perkembangan  seni  rupa  pada  umumnya
dan sebagai proses berkesenian pribadi pada khususnya.
B. Rumusan Penciptaan