Pengeringan dan Penepungan Rumput Laut

9 yang telah diketahui kelimpahan dan penyebarannya sebagai penghasil zat antibakteri adalah Cystoseira, Dictyota, Sargassum dan semua species lumut besar dan lumut batu di peraitan dingin. Disamping itu rumput laut coklat juga mengandung protein, lemak, serat kasar, vitamin dan zat anti bakteri serta mineral Yunizal, 2004. Tabel 5 menyajikan komposisi kimia rumput laut jenis Sargassum sp. Tabel 5. Komposisi kimia rumput laut Sargassum sp Komposisi Kadar air 11,71 Kadar abu 34,57 Kadar lemak 0,74 Kadar protein 5,53 Karbohidrat 19,06 Serat Kasar 28,39 Iodium ugg 0,1 – 0,8 Kalium ugg 6,4 – 7,8 Sumber : Yunizal 2004. Setiap jenis rumput laut mempunyai pigmen khlorofil a dan beta-karoten, serta pigmen khasnya. Pada rumput laut coklat terdapat pigmen santofil, violasantin, fukosantin, flavosantin, neosantin A dan B. keberadaan pigmen fukosantin pada rumput laut coklat menutupi pigmen lainnya dan memberikan warna coklat Yunizal, 2004. Pemanfaatan rumput laut sangat luas, yaitu sebagai makanan pangan dan gizi, farmasi, kosmetika, pakan, pupuk dan industri lainnya. Senyawa bioaktif dari rumput laut telah banyak diekstraksi, diidentifikasi dan dieksplorasi. Hasil riset bahan alam dari laut tahun 1977–1987, menunjukkan bahwa 30 dari 2500 produk alam laut yang bersifat bioaktif merupakan produk dari rumput laut Ireland et al.1993 dalam Januar et al. 2004.

2.3. Pengeringan dan Penepungan Rumput Laut

Untuk meningkatkan mutu rumput laut, sebaiknya rumput laut diberi perlakuan pencucian. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada rumput laut sehingga diperoleh rumput laut yang bersih. Setelah proses pencucian, rumput laut direndam dalam air tawar dengan perbandingan 10 1 : 10 selama 2 – 8 jam selanjutnya direndam dalam larutan kapur sirih 1, hal ini selain untuk menghilangkan bau amis juga untuk mendapatkan rumput laut yang aseptis dan memiliki tekstur yang lebih kenyal Peranginangin et al. 2003. Selanjutnya dilakukan proses pengeringan dan penepungan untuk mendapatkan tepung rumput laut matang siap pakai dengan mutu yang diinginkan. Pada tahun 1997, Chan et al. melakukan penelitian mengenai pengaruh 3 metode pengeringan, yaitu pengering matahari, pengering oven dan pengering beku Freeze-drier, terhadap komposisi nutrisi rumput laut jenis Sargassum hemyphyllum. Pada pengering oven menggunakan suhu 60 o C selama 15 jam. Hasil yang didapat menyatakan bahwa dengan pengering oven terjadi kehilangan nilai gizi yang lebih besar dibanding dengan pengering beku tetapi metode oven lebih baik dibanding dengan pengering matahari. Lebih jauh dikatakan bahwa pengering beku memerlukan biaya yang lebih tinggi. Pemilihan metode pengeringan dapat disesuaikan dengan kegunaan selanjutnya, apakah untuk makanan, obat, pakan atau lainnya. Selanjutnya dilakukan penepungan dengan ukuran lubang 1 mm. Urbano dan Goni 2002 dalam penelitiannya mengeringkan rumput laut dengan suhu 60 o C selama 16 jam. Selanjutnya dilakukan penepungan dan pengayakan dengan ukuran lubang 0,5 mm. Sedangkan Wong dan Cheung 2000 melakukan pembekuan terlebih dahulu kemudian pengeringan rumput laut dengan menggunakan alat pengering beku Freeze-drier selama 5 hari. Rumput laut kering kemudian digiling penepungan dan diayak dengan ukuran lubang 0,5 mm. Saloko et al. 2006 membuat alat pengering modifikasi berupa oven pengering tipe lemari cabinet dryer dengan dimensi luar 0,8 × 0,75 ×1,7 m dan dimensi ruang pengering 0,75 ×0,6 × 1,3 m. Oven tersebut memiliki lima rak pengering dengan kapasitas 40 kg serat karagenan. Kebutuhan listrik alat tersebut sebesar 1000 W dan tegangan 220 V. Oven tersebut juga dilengkapi dengan alat pengatur suhu otomatis 0-400°C serta kipas dengan kecepatan putaran 2400 rpm dan daya 100 W. Proses pengeringan rumput laut menggunakan oven tersebut pada suhu 50 °C selama 6 jam, yang dilanjutkan dengan penggilingan dan pengayakan secara manual dengan pengayak 100 mesh, menghasilkan tepung rumput laut yang berkadar air sekitar 11,5, pH 7,3, dan berwarna putih khas 11 tepung. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan standar mutu perdagangan. Selain itu, proses pengeringan pada kondisi tersebut juga cukup efisien dari segi penggunaan energi listrik.

2.4. Serat Pangan