20
B. Tinjauan Tentang BPR
1. Pengertian BPR
Dalam UU Perbankan No.10 Tahun 1998, BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau mendasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR yang melakukan kegiatan perbankan sesuai dengan prinsip
syariah dilarang melakukan kegiatan perbankan konvensional dan sebaliknya, BPR yang melakukan kegiatan perbankan sesuai dengan prinsip konvensional
dilarang melakukan kegiatan perbankan syariah. Selain definisi di atas, BPR adalah lembaga keuangan bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai
usaha BPR. Purnamawati, 1999: 68
2. Asas, Fungsi, Tujuan dan Sasaran BPR
Dalam melaksanakan usahanya, BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem
ekonomi Indonesia yang dijalankan sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Fungsi BPR adalah penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Fungsi
dan tugas BPR yang semula diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek ijon, sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan No. 1064 KMK. 00 1998 telah mengalami pergeseran misi sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang diarahkan untuk
mendorong pengembangan usaha kecil dan pengusaha ekomoni lemah. Hal ini sesuai dengan sasaran BPR yaitu melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan,
21 pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan yang karena sasaran ini
belum dapat terjangkau oleh Bank Umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan
pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para rentenir dan pengijon. Tujuan BPR adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
3. Usaha BPR