66
Gambar 5.6. Diagram fasa Fe-C.
D. Rangkuman
Diagram fasa adalah visualisasi secara grafik dari fasa suatu material dalam sistem material pada berbagai temperatur, tekanan dan komposisi. Unsur-
unsur yang digunakan dalam pemaduan akan menghasilkan bentuk khas dari diagram fasa paduannya karena adanya perbedaan struktur atom dari tiap
unsur paduannya yang berubah dengan berubahnya komposisi dan temperatur.
E. Latihan
Jawablah kerjakan soal latihan berikut: 1. Hitung komposisi dari tiap titik pada diagram dibawah ini
67
68
BAB VI DASAR-DASAR PENGECORAN
LOGAM
A. Metoda Pengecoran
Proses pengecoran logam metal casting dimulai dengan membuat cetakan, yang merupakan bentuk terbalik dari bagian yang akan kita buat. Cetakan
terbuat dari bahan yang tahan api, misalnya, pasir. Logam yang akan dicetak dipanaskan dalam oven hingga meleleh, kemudian logam cair tersebut
dituang ke dalam rongga cetakan. Cairan tersebut akan mengambil bentuk rongga, yang merupakan bentuk yang kita ingin buat. Cetakan beserta logam
cair didalamnya didinginkan hingga membeku. Akhirnya, bagian logam yang telah mengeras dikeluarkan dari cetakan.
Sejumlah besar komponen logam desain yang kita gunakan setiap hari dibuat dengan cara di cor, hal ini karena:
• Pengecoran dapat menghasilkan bagian-bagian yang geometrinya sangat kompleks seperti bagian dengan rongga internal dan bagian berongga.
• dapat digunakan untuk membuat hasil cetakkan yang kecil dengan berat beberapa ratus gram hingga hasil cetakkan dengan ukuran yang sangat
besar dengan berat ribuan kilogram. • ekonomis, dengan sangat sedikit logam terbuang: logam sisa di setiap
pengecoran dapat dipakai kembali dengan mencairkannya kembali. • logam hasil cor bersifat isotropik, yaitu memiliki fisik atau sifat mekanik
yang sama.
Indikator keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu : 1. Mengetahui jenis-jenis beserta keuntungan dan kekurangan dari
setiap jenis pengecoran logam. 2. Mengetahui kendala dalam pengecoran.
69
Contohnya: pegangan pintu, kunci, casing luar atau penutup untuk motor, pompa dan sebagainya, roda pada mobil. Pengecoran juga banyak
digunakan dalam industri mainan untuk membuat bagian-bagian dari mainan, misalnya pada mainan mobil, pesawat dan sebagainya.
1. Pengecoran dengan Cetakan Pasir
Pengecoran pasir menggunakan pasir alam atau sintetis pasir dari danau yang sebagian besar merupakan pasir tahan api yang disebut silika SiO
2
. Ukuran butiran pasir harus cukup kecil sehingga dapat dikemas dengan
padat, namun ukuran bijinya juga harus cukup besar untuk memungkinkan gas yang terbentuk selama logam tuang untuk keluar melalui pori-porinya.
Cetakan berukuran lebih besar menggunakan pasir hijau campuran pasir, tanah liat dan air. Pasirnya dapat digunakan kembali, dan kelebihan
logam saat penuangan dapat dipotong dan digunakan kembali.
Gambar 6.1. Alur kerja fabrikasi pengecoran dengan cetakan pasir
70
Gambar 6.2. Bagian-bagian dalam cetakan pasir Cetakan pasir memiliki bagian-bagian berikut lihat gambar 6.2 dan 6.3:
o Cetakan terdiri dari dua bagian, setengah bagian atas disebut
cope, dan
bagian bawah disebut drag.
o Cairan mengalir ke dalam celah melalui dua bagian rongga cetakan. Geometri
rongga dibuat dengan menggunakan cetakan kayu, yang disebut pola.
Bentuk pola hampir sama dengan bentuk bagian yang akan dibuat. o
Saluran berbentuk rongga, bagian atas saluran adalah lubangcangkir tuang pouring cup, leher pipa berbentuk corong adalah
sprue - logam cair dituang
ke dalam cangkir tuang, dan mengalir melalui sprue. • Runner adalah saluran
berongga horisontal yang menghubungkan bagian bawah sprue ke rongga cetakan. Daerah dimana setiap runner bergabung dengan rongga disebut
saluran gate.
o Beberapa rongga ekstra dibuat berhubungan dengan permukaan cetakan.
Logam ditambahkan melalui rongga ini. Lobang ini disebut
riser. Mereka
bertindak sebagai reservoir untuk menambah cairan logam karena saat logam membeku di dalam rongga akan menyusut dan logam tambahan dari riser
mengalir kembali untuk mengisi lubang kosong di bagian yang dingin. o
Vent adalah lubang sempit yang menghubungkan rongga ke udara luar yang
berguna untuk membuang gas dan udara di rongga.
71
o Banyak bagian dari pengecoran memiliki lubang interior bagian berongga,
atau rongga lainnya dalam bentuk mereka yang tidak berhubungan langsung dengan salah satu bagian dari cetakan. Permukaan interior yang dihasilkan
oleh sisipan disebut inti.
o Inti dibuat dengan memanggang pasir dengan zat pengikat sehingga inti
tersebut bisa mempertahankan bentuk mereka ketika dilakukan pengecoran. Cetakan dipasang dengan menempatkan inti ke dalam rongga drag, dan
kemudian menempatkan cope di atasnya, dan kemudian cetakan dikunci. Setelah pengecoran selesai dilakukan, pasir dilepas dengan dikocok, dan inti
ditarik hingga lepas sehingga biasanya inti akan rusak setelah pengecoran.
72
Gambar 6.3. Skema langkah-langkah proses pengecoran pasir
2. Pengecoran dengan Cetakan Pelindung
Pengecoran dengan cetakan pelindung memberikan hasil permukaan yang lebih baik secara kualitas dan toleransi pengerutan. Proses ini digambarkan
sebagai berikut: • Kedua bagian pola terbuat dari logam misalnya aluminium atau baja,
pola tersebut dipanaskan antara 175 °C - 370 °C, dan kemudian dilapisi dengan pelumas, misalnya cairan silikon semprot.
• Setiap setengah bagian pola ditutupi dengan campuran pasir dan resin termoset binder epoksi dan dipanaskan. setengah Zat pengikat
73
menempel pada lapisan pasir dari pola, membentuk pelindung. Proses ini dilakukan berulang hingga didapatkan lapisan pelindung yang lebih tebal.
• Kedua cetakan dipasangkan dan dipanggang mengeraskan lapisan pelindung tersebut.
• Polanya dilepas dan dua setengah dari lapisan pelindung bergabung bersama dengan pasir cetakan. Kemudian logam dituangkan ke dalam
cetakan. • Ketika logam membeku, pelindung akan dirusak untuk mendapatkan hasil
pengecoran.
Gambar 6.4. Cara pembuatan cetakan dengan pelindung.
74
Gambar 6.5. Pengecoran dengan lapisan pelindung.
3. Pengecoran dengan pola sekali pakaidengan pelapis busa
Pola yang digunakan dalam proses ini terbuat dari polystyrene bahan kemasan putih ringan yang digunakan untuk paking paket elektronik di dalam
kotak. Busa Polystyrene terdiri dari 95 gelembung udara, dan bahan tersebut akan menguap dengan sendirinya saat logam cair dituang di
atasnya. Pola itu sendiri dibuat dengan cara dicetak. Butiran polistiren dan pentana diletakkan di dalam sebuah cetakan aluminium yang kemudian
dipanaskan. Butiran tersebut akan mengembang mengisi cetakan, dan mengambil bentuk dari rongga. Pola tersebut kemudian diangkat dan
digunakan untuk proses pengecoran dengan cara sebagai berikut: • Pola dicelupkan dalam campuran bubur yang terdiri dari air dan tanah liat
atau butir refraktori lainnya, yang kemudian dikeringkan untuk mendapatkan lapisan keras di sekitar pola.
• Pola yang telah terlindungi ditempatkan dalam wadah pasir dan kemudian logam cair dituang dari lubang di atasnya.
• Busa tersebut akan menguap saat logam mengisi lapisan pelindung, setelah didinginkan dan membeku, hasil cor diambil dengan merusak
lapisan pelindung tadi.
75
Proses ini banyak digunakan karena sangat murah, dan hasil akhir permukaannya baik dan dapat digunakan untuk bentuk geometri yang
kompleks. Dalam proses ini tidak ada runner, riser, gating ataupun garis pemisah sehingga cara ini lebih sederhana. Proses ini digunakan untuk
pembuatan poros engkol untuk mesin, blok mesin dari aluminium dan sebagainya.
Gambar 6.6. Pengecoran dengan cetakan sekali pakai.
4. Pegecoran dengan cetakan plester
Cetakan dibuat dengan pencampuran plester paris CaSO
4
dengan tepung talek dan silika, bubuk putih yang halus, yang bila dicampur dengan air akan
seperti tanah liat dan bisa dibentuk sekitar pola bahan yang sama digunakan untuk membuat gips untuk orang yang mengalami patah tulang. Gips dapat
dibuat menjadi cetakan yang permukaannya sangat bagus dan akurat dalam hal dimensi. Namun cetakan ini relatif lembek dan tidak cukup kuat digunakan
pada suhu di atas 1200 °C, sehingga metode hanya digunakan untuk membuat benda cor dari logam non-ferrous, misalnya seng, tembaga,
aluminium, dan magnesium. Karena plester memiliki konduktivitas termal yang rendah, pengecoran akan mengalami pendinginan perlahan, sehingga
akan memiliki bentuk butir lebih seragam tidak terlalu melenting, dan tegangan sisanya kecil.
76
5. Pengecoran dengan cetakan keramik
Mirip dengan pengecoran dengan cetakan plester, kecuali bahan yang digunakan untuk cetakan adalah bahan keramik misalnya silika atau bubuk
zirkon ZrSiO
4
. Keramik bersifat refraktori misalnya pot makanan yang digunakan di restoran Cina untuk memasak hidangan daging dan sayur, dan
juga memiliki kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan plester. Cara membuat cetakan dengan keramik adalah:
• Bubur keramik akan membentuk lapisan pelindung terhadap pola. • Pola ini kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu rendah, dan
setelah itu pola dapat diambil. • Kemudian pola tersebut didukung dengan tanah liat untuk menambah
kekuatan cetakan. Kemudian pola tersebut dipanggang dalam oven suhu tinggi untuk membakar zat-zat yang mudah menguap.
• Logam dicor dengan cara yang sama seperti dalam pengecoran dengan cetakan plester.
Proses ini dapat digunakan untuk membuat hasil cor dengan kualitas yang sangat baik untuk logam baja atau bahkan baja tahan karat. Cara ini
digunakan untuk membuat onderdil kendaraan bermotor seperti pisau impellor untuk turbin, pompa, atau rotor untuk perahu motor.
6. Pengecoran investasi
Cara ini adalah proses yang sudah ada sejak dahulu dan telah digunakan sejak zaman kuno untuk membuat perhiasan. Cara ini juga digunakan untuk
membuat bagian-bagian yang kecil beberapa gram, meskipun dapat digunakan untuk bagian-bagian dengan berat sampai beberapa kilogram.
Langkah-langkah pengecoran dengan proses ini ditunjukkan pada gambar 6.7 di bawah ini.
Keuntungan dari proses ini adalah bahwa lilin cair yang digunakan untuk membentuk cetakan dapat membuat detail yang sangat halus sehingga
proses tidak hanya memberikan toleransi dimensi yang baik, tetapi juga
77
penyelesaian permukaan yang sangat baik, bahkan hampir semua tekstur permukaan dan logo dapat direproduksi dengan tingkat detail yang sangat
tinggi.
7. Pengecoran dengan cara vakum
Proses ini juga disebut sebagai pengecoran yang melawan gravitasi. Prinsipnya sama seperti pengecoran investasi, kecuali untuk langkah
pengisian cetakan langkah e di atas. Dalam hal ini, material tersedot ke atas ke dalam cetakan dengan menggunakan pompa vakum. Gambar 6.8 di
bawah ini menunjukkan ide dasarnya. Perhatikan bagaimana cetakan berada dalam posisi terbalik dari proses pengecoran biasanya, dan turun ke dalam
wadah melalui lelehan.
78
Gambar 6.7. Langkah-langkah dalam proses pengecoran investasi.
79
Gambar 6.8. Pengecoran dengan cara vakum. Satu keuntungan dari pengecoran dengan cara vakum adalah dengan
melepaskan tekanan pada waktu yang singkat setelah cetakan diisi, kita dapat memasukkan kembali logam yang belum mengalami pembekuan
kembali ke dalam wadah. Hal ini memungkinkan kita untuk membuat hasil coran berongga. Karena sebagian besar panas dikeluarkan dari antara
permukaan cetakan dan logam, sehingga bagian logam yang paling dekat dengan permukaan cetakan selalu membeku terlebih dahulu; bagian depan
yang telah padat akan berjalan ke dalam rongga. Jadi, jika cairan dikeringkan keluar pada waktu yang sangat singkat setelah pengisian, maka kita
mendapatkan objek yang berdinding sangat tipis dan berongga lihat Gambar 6.9.
Gambar 6.9. Pengaliran – habis dari logam sebelum solidifikasi terjadi akan menghasilkan pengecoran dengan rongga.
80
8. Pengecoran dengan Cetakan Tetap
Di sini, dua bagian dari cetakan terbuat dari logam, biasanya besi cor, baja, atau paduan refraktori. Rongga, termasuk runner dan sistem saluran
disatukan dengan bagian cetakan. Untuk bagian berongga, baik inti permanen terbuat dari logam atau yang terikat dengan pasir dapat
digunakan, tergantung apakah inti dapat diekstraksi keluar dari hasil cor tanpa merusak hasil cor. Permukaan cetakan dilapisi dengan tanah liat atau bahan
refraktori keras lainnya. Pelapisan ini akan meningkatkan waktu pakai cetakan. Sebelum cetakan, permukaan ditutupi dengan semprotan grafit atau
silika, yang bertindak sebagai pelumas. Hal ini memiliki dua tujuan, yaitu meningkatkan aliran logam cair, dan memungkinkan hasil cor ditarik dari
cetakan dengan lebih mudah. Proses ini dapat diotomatisasi sehingga dapat menghasilkan keluaran yang tinggi. Juga, menghasilkan toleransi dimensi dan
penyelesaian akhir dari permukaan yang sangat baik. Cara ini biasanya digunakan untuk memproduksi piston yang digunakan dalam mesin mobil,
gigi kosong, kepala silinder, dan bagian lainnya yang terbuat dari logam dengan titik lebur rendah, misalnya tembaga, perunggu, aluminium,
magnesium dan sebagainya.
9. Pengecoran dengan cetakan permanen
Pengecoran dengan cetakan permanen sangat umum digunakan proses pengecoran. Cara ini digunakan untuk memproduksi berbagai komponen
peralatan rumah misalnya pemanas nasi, kompor, kipas angin, mesin cuci dan pengering, lemari es, motor, mainan dan peralatan tangan. Hasil akhir
permukaannya dan toleransi dimensi dari pengecoran ini sangat baik bahkan hampir tidak diperlukan perlakuan akhir. Cetakan permanen mahal, dan
memerlukan banyak waktu untuk membuatnya. Ada dua jenis umum dari cetakan permanen yaitu pengecoran permanen dengan ruang panas dan
dingin. Dalam proses ruang panas digunakan untuk paduan seng, magnesium
ruang bertekanan terhubung ke rongga cetakan diisi secara permanen dalam logam cair. Siklus dasar operasinya adalah sebagai berikut: i cetakan di
81
tutup dan silinder leher angsa diisi dengan logam cair, ii plunger mendorong cairan logam melalui jalan leher angsa, nosel dan kemudian masuk ke rongga
cetakan. Kemudian logam dibiarkan di bawah tekanan sampai membeku , iiicetakan dibuka, kemudian intinya, jika ada, ditarik, hasil cor dibiarkan tetap
di ejektor cetakan. Kemudian plunger dikembalikan sehingga menarik logam cair kembali melalui nozzle dan leher angsa, iv pin ejector mendorong hasil
cor keluar dari ejector cetakan. Saat plunger membuka lubang masuk, logam cair kembali mengisi silinder leher angsa. Proses ruang panas digunakan
untuk logam yang a memiliki titik lebur yang rendah dan b tidak berpadu dengan bahan cetakan permanen, yaitu baja. Logam yang umum dicor
dengan cara ini adalah timah, seng, dan timah. Dalam proses ruang dingin, logam cair dituangkan ke dalam ruang dingin
dalam setiap siklusnya. Siklus operasinya adalah i Cetakan ditutup dan logam cair disendokkan ke silinder ruang dingin, ii plunger mendorong
logam cair ke rongga cetakan dan logam tersebut diperlakukan di bawah tekanan tinggi sampai membeku, iiicetakan akan terbuka dan plunger
mengikutinya dengan mendorong padatan hasil cor dari silinder, jika ada inti, mereka ditarik keluar, iv pin ejector mendorong hasil cor keluar ejektor
cetakan dan kemudian plunger kembali ke posisi semula. Proses ini digunakan untuk logam dengan titik lebur tinggi seperti Aluminium, dan
Tembaga beserta paduannya.
Gambar 6.10. Pengecoran permanen dengan ruang panas.
82
Gambar 6.11. Pengecoran permanen dengan ruang dingin.
10. Pengecoran dengan cara sentrifugal
Pengecoran dengan cara sentrifugal menggunakan cetakan permanen yang diputar terhadap sumbunya dengan kecepatan antara 300-3000 rpm saat
logam cair dituang. Gaya sentrifugal menyebabkan logam terdorong ke arah luar dari dinding cetakan, di mana logam cair akan membeku setelah
pendinginan. Hasil cor dari metode ini memiliki butiran mikro yang halus dan tahan terhadap korosi atmosferik, sehingga metode ini banyak digunakan
untuk memproduksi pipa. Karena massa jenis logam lebih berat dari massa jenis pengotornya, sebagian besar kotoran dan inklusi akan berada lebih
dekat dengan diameter dalam dan dapat disingkirkan dengan dimesin. Permukaan sepanjang diameter dalam juga jauh lebih buruk penyelesaiannya
daripada permukaan disepanjang permukaan luar.
Gambar 6.12. Skema pengecoran sentrifugal.
83
B. Desain dan Kualitas Pengecoran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas atau kinerja dari pengecoran. Desain dan kualitas dari pengecoran didasarkan atas analisa
dan dasar ilmiah berdasarkan kekuatan dan sifat material.
1. Bagian sudut dan ketebalan
Banyak proses pengecoran menghasilkan cacat permukaan kecil misalnya lecet, bekas luka, scabs atau lubang, atau lubang kecil atau zat pengotor di
dalamnya misalnya inklusi, tutup-dingin, penyusutan rongga. Cacat ini adalah menjadi masalah jika bagian tersebut digunakan pada berbagai variasi
beban. Dalam kondisi seperti itu, kemungkinan cacat akan bertindak seperti retak, yang merambat di bawah tekanan berulang sehingga mengakibatkan
terjadi kegagalan lelah fatigue. Kemungkinan lain adalah bahwa lubang internal tersebut akan bertindak sebagai konsentrator tegangan dan
mengurangi kekuatan yang sebenarnya dari yang diharapkan pada desain awalnya. Gambar 6.14 menunjukkan variasi tegangan
σ dengan adanya
lubang untuk menggambarkan masalah yang dialami.
84
Gambar 6.13. Beberapa jenis cacat dalam pengecoran.
85
Gambar 6.14. Konsentrasi tegangan dekat cacat elips. Untuk menghindari masalah ini:
• Hindari membuat sudut yang tajam sama seperti perilaku retak dan menyebabkan konsentrasi tegangan.
• Perubahan bagian harus dicampur dengan baik menggunakan fillet • Perubahan yang cepat di daerah penampang harus dihindari, jika tidak
dapat dihindari, cetakan harus dirancang untuk memastikan logam yang dapat mengalir ke seluruh wilayah dan mekanisme disediakan untuk
pendinginan seragam dan cepat selama pembekuan. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan chill atau tabung cairan didinginkan digabungkan
dalam cetakan. Prinsip-prinsip ini diilustrasikan pada gambar di bawah.
86
Gambar 6.15. Penggunaan Chill.
Gambar 6.16. Contoh desain yang baik dan buruk
2. Bentuk Draft dan Taper
Dalam pengecoran sulit untuk melakukan pengecoran dengan permukaan tegak lurus ke arah sepanjang bagian mana cetakan akan keluar. Hal ini
dapat menyebabkan hasil cor menempel di dalam cetakan dan ejeksi kuat saat mengeluarkan hasil cor akan menyebabkan kerusakan ke bagian hasil
cor dan cetakan, jika cetakannya dapat digunakan kembali. Oleh karena itu semua permukaan tersebut dimiringkan dengan sudut kecil antara 0,5 ° dan 2
° sehingga memudahkan ejeksi. Sudut draft pada permukaan bagian dalam
87
dari bagian tersebut lebih tinggi, karena sebagian juga cor menyusut sedikit terhadap inti selama pembekuan dan pendinginan. Sebuah ilustrasi dari
prinsip ini ditunjukkan pada Gambar 6.17.
Gambar 6.17. Disain bentuk taper.
3. Penyusutan
Saat hasil cor mendinginkan, menyusut logam. Untuk logam cor pada umumnya, toleransi susut 1 dirancang untuk semua dimensi linier sehingga
pada desain skala dinaikkan hingga sekitar 1. Saat solidifikasi terjadi dipermukaan pada batas antara bagian yang telah membeku dengan logam
cair, sepanjang permukaan cetakan ke daerah bagian dalam dari coran, desainnya harus dipastikan dengan tepat sehingga saat penyusutan terjadi
hasil cor tidak akan berlubang.
Gambar 6.18. Contoh desain yang baik dan buruk.
88
4. Garis Pemisah
Garis pemisah adalah batas pertemuan bagian cope, drag dan hasil cor bertemu. Jika permukaan cope dan drag datar atau planar, maka garis
pemisahnya adalah garis penampang bagian luar dari bidang itu. Kita dapat dengan mudah melihat garis pemisah untuk banyak hasil pengecoran dan
bagian cetakan yang biasa kita gunakan. Secara konvensional garis pemisah haruslah planar jika memungkinkan. Pasti akan ada sebagian kecil dari logam
yang bocor di daerah luar cetakan antara cope dan drag pada jenis pengecoran apapun. Hal ini disebut flash. Jika flash berada di sepanjang
permukaan luar, dapat dihilangkan dengan dihaluskan atau dipotong. Cacat jenis ini lebih disukai jika terjadi di sepanjang tepi hasil cor.
Gambar 6.19. Contoh garis pemisah.
C. Rangkuman
Tabel 6.1 merangkum berbagai jenis coran, keuntungan dan kekurangan dari pemakaian jenis tersebut dan contohnya.
Tabel 6.1. Jenis pengecoran beserta keuntungan dan kekurangannya Proses Keuntungan
Kerugian Contoh Cetakan
pasir Dapat digunakan untuk
banyak jenis logam, ukuran, bentuk, rendah
biaya Hasilnya tidak
bagus, toleransi terlalu lebar
blok mesin, kepala silinder
Cetakan dengan
pelindung Akurasi ukuran yang lebih
baik, penyelesaiannya rapih, tingkat produksi
ukurannya terbatas Batang
penghubung, penutup gigi
89
yang lebih tinggi pada mesin
Cetakan dengan Pola
habis pakai Untuk beragam logam,
ukuran dan bentuk Polanya memiliki
kekuatan yang rendah
kepala silinder, komponen rem
Cetakan Plester
Untuk bentuk kompleks, permukaan akhirnya baik
logam non-ferrous, tingkat produksi
rendah prototipe dari
bagian mekanik
Cetakan keramik
Untuk bentuk kompleks, tingkat akurasi yang tinggi,
hasil akhir yang baik ukuran kecil
impeller, perkakas cetakan
injeksi Cetakan
investasi Untuk bentuk kompleks,
hasil baik Untuk bentuk kecil,
mahal perhiasan
Cetakan tetap
Hasil baik, porositas rendah, tingkat produksi
tinggi Cetakan Mahal,
hanya untuk bentuk sederhana
roda gigi, rumah gear
Cetakan permanen
Keakuratan dimensinya sangat baik, tingkat
produksi tinggi Cetakan mahal,
hanya untuk bagian- bagian yang kecil,
logam non-ferrous roda gigi yang
presisi,badan kamera,
roda mobil Cetakan
sentrifugal Bagian silinder besar,
kualitas baik Mahal, bentuk
terbatas pipa, boiler,
asesoris roda
D. Latihan