80
8. Pengecoran dengan Cetakan Tetap
Di sini, dua bagian dari cetakan terbuat dari logam, biasanya besi cor, baja, atau paduan refraktori. Rongga, termasuk runner dan sistem saluran
disatukan dengan bagian cetakan. Untuk bagian berongga, baik inti permanen terbuat dari logam atau yang terikat dengan pasir dapat
digunakan, tergantung apakah inti dapat diekstraksi keluar dari hasil cor tanpa merusak hasil cor. Permukaan cetakan dilapisi dengan tanah liat atau bahan
refraktori keras lainnya. Pelapisan ini akan meningkatkan waktu pakai cetakan. Sebelum cetakan, permukaan ditutupi dengan semprotan grafit atau
silika, yang bertindak sebagai pelumas. Hal ini memiliki dua tujuan, yaitu meningkatkan aliran logam cair, dan memungkinkan hasil cor ditarik dari
cetakan dengan lebih mudah. Proses ini dapat diotomatisasi sehingga dapat menghasilkan keluaran yang tinggi. Juga, menghasilkan toleransi dimensi dan
penyelesaian akhir dari permukaan yang sangat baik. Cara ini biasanya digunakan untuk memproduksi piston yang digunakan dalam mesin mobil,
gigi kosong, kepala silinder, dan bagian lainnya yang terbuat dari logam dengan titik lebur rendah, misalnya tembaga, perunggu, aluminium,
magnesium dan sebagainya.
9. Pengecoran dengan cetakan permanen
Pengecoran dengan cetakan permanen sangat umum digunakan proses pengecoran. Cara ini digunakan untuk memproduksi berbagai komponen
peralatan rumah misalnya pemanas nasi, kompor, kipas angin, mesin cuci dan pengering, lemari es, motor, mainan dan peralatan tangan. Hasil akhir
permukaannya dan toleransi dimensi dari pengecoran ini sangat baik bahkan hampir tidak diperlukan perlakuan akhir. Cetakan permanen mahal, dan
memerlukan banyak waktu untuk membuatnya. Ada dua jenis umum dari cetakan permanen yaitu pengecoran permanen dengan ruang panas dan
dingin. Dalam proses ruang panas digunakan untuk paduan seng, magnesium
ruang bertekanan terhubung ke rongga cetakan diisi secara permanen dalam logam cair. Siklus dasar operasinya adalah sebagai berikut: i cetakan di
81
tutup dan silinder leher angsa diisi dengan logam cair, ii plunger mendorong cairan logam melalui jalan leher angsa, nosel dan kemudian masuk ke rongga
cetakan. Kemudian logam dibiarkan di bawah tekanan sampai membeku , iiicetakan dibuka, kemudian intinya, jika ada, ditarik, hasil cor dibiarkan tetap
di ejektor cetakan. Kemudian plunger dikembalikan sehingga menarik logam cair kembali melalui nozzle dan leher angsa, iv pin ejector mendorong hasil
cor keluar dari ejector cetakan. Saat plunger membuka lubang masuk, logam cair kembali mengisi silinder leher angsa. Proses ruang panas digunakan
untuk logam yang a memiliki titik lebur yang rendah dan b tidak berpadu dengan bahan cetakan permanen, yaitu baja. Logam yang umum dicor
dengan cara ini adalah timah, seng, dan timah. Dalam proses ruang dingin, logam cair dituangkan ke dalam ruang dingin
dalam setiap siklusnya. Siklus operasinya adalah i Cetakan ditutup dan logam cair disendokkan ke silinder ruang dingin, ii plunger mendorong
logam cair ke rongga cetakan dan logam tersebut diperlakukan di bawah tekanan tinggi sampai membeku, iiicetakan akan terbuka dan plunger
mengikutinya dengan mendorong padatan hasil cor dari silinder, jika ada inti, mereka ditarik keluar, iv pin ejector mendorong hasil cor keluar ejektor
cetakan dan kemudian plunger kembali ke posisi semula. Proses ini digunakan untuk logam dengan titik lebur tinggi seperti Aluminium, dan
Tembaga beserta paduannya.
Gambar 6.10. Pengecoran permanen dengan ruang panas.
82
Gambar 6.11. Pengecoran permanen dengan ruang dingin.
10. Pengecoran dengan cara sentrifugal