46
Simbol Skala
Indenter Beban Mayor
kg
A Intan 60 B
Bola 1,588 mm 100
C Intan 150 D Intan 100
E Bola 3,175 mm
100 F
Bola 1,588 mm 60
G Bola 1,588 mm
150 H
Bola 3,175 mm 60
K Bola 3,175 mm
150 Tabel 4.4.b. Skala Kekerasan Superficial Rockwell
Simbol Skala
Indenter Beban Mayor
kg
15N Intan 15
30N Intan 30
45N Intan 45
15T Bola 1,588 mm
15 30T
Bola 1,588 mm 30
45T Bola 1,588 mm
45 15W
Bola 3,175 mm 15
30W Bola 3,175 mm
30 45W
Bola 3,175 mm 45
2. Pengujian Kekerasan Brinell
Dalam uji Brinell, seperti dalam pengukuran Rockwell, indentor berupa bola keras ditekan ke permukaan logam yang akan diuji. Diameter indentor bola
baja yang dikeraskan atau karbida tungsten adalah 10,00 mm. Beban standar berkisar antara 500 dan 3000 kg dengan kenaikan setiap 500 kg;
selama pengujian, beban dipertahankan konstan untuk waktu tertentu antara 10 dan 30 s. Material yang keras akan membutuhkan lebih besar beban yang
diberikan. Angka kekerasan Brinell, HB atau kadang disebut BHN Brinell
47
Hardness Number, merupakan fungsi dari beban dan diameter indentasi yang dihasilkan. lihat Tabel 4.3. Diameter ini kemudian diukur dengan
menggunakan mikroskop untuk melihat diameternya dengan menggunakan skala ukuran panjang khusus. Diameter terukur kemudian dikonversi menjadi
angka HB dengan menggunakan tabel, Hanya satu skala digunakan dengan teknik ini.
Telah ada teknik semi-otomatis untuk mengukur kekerasan Brinell. Caranya adalah dengan menggunakan sistem pemindaian optik yang terdiri dari
sebuah kamera digital yang terpasang pada pemindai fleksibel, yang memungkinkan posisi kamera di atas indentasi. Data dari kamera ditransfer
ke komputer yang kemudian menganalisa hasil indentasi, menentukan hasil ukurannya, dan kemudian menghitung angka kekerasan Brinell. Teknik ini
memerlukan persyaratan permukaan lebih ketat daripada untuk pengukuran manual. Maksimum ketebalan spesimen serta posisi indentasi bergantung
terhadap tepi spesimen dan persyaratan jarak indentasi minimum sama seperti untuk pengujian Rockwell. Selain itu, hasil indentasi yang jelas
diperlukan, cara ini memerlukan permukaan datar yang halus di mana indentasi akan dibuat.
3. Pengujian Kekerasan Indentasi Mikro Knoop dan Vickers
Dua pengujian kekerasan lainnya adalah teknik Knoop dan Vickers kadang- kadang juga disebut intan piramida. Untuk setiap pengujian, indentor intan
dengan geometri piramida ditekan ke permukaan spesimen uji. Beban yang diberikan jauh lebih kecil daripada Rockwell dan Brinell, berkisar antara 1 dan
1000 g. Hasil pengujian diamati di bawah mikroskop dan diukur. Hasil ini pengukuran inilah yang kemudian diubah menjadi angka kekerasan lihat
tabel 4.3. Permukaan spesimen harus disiapkan dengan baik saat pemotongan dan pemolesan untuk memperoleh hasil indentasi yang jelas
sehingga dapat terukur secara akurat. Angka kekerasan Knoop dan Vickers dituliskan dengan notasi HK dan HV, dan skala masing-masing untuk kedua
cara pengujian iniyang kurang lebih sama. Metode Knoop dan Vickers disebut sebagai metode pengujian indentasi mikro yang didasarkan pada ukuran
indentor.
48
Keduanya cocok digunakan untuk mengukur kekerasan daerah spesimen yang kecil. Metode Knoop umumnya digunakan untuk menguji bahan yang
bersifat getas seperti keramik. Peralatan pengujian kekerasan dengan cara indentasi mikro saat ini telah digabungkan dengan peralatan penganalisa
gambar yang dipadukan dengan computer dan perangkat lunaknya. Perangkat lunak ini berguna untuk mengontrol fungsi sistem yang penting
termasuk lokasi indentasi, jarak indentasi, perhitungan nilai-nilai kekerasan, dan memplot data.
Masih banyak cara pengujian lain yang sering digunakan tetapi tidak akan dibahas seperti penentuan kekerasan mikro dengan ultrasonik, Scleroscope,
durometer untuk bahan plastik dan elastomer dan pengujian dengan cara digores.
4. Konversi Kekerasan