2.2. Zooxanthellae
Zooxanthellae merupakan dinoflagellata dari genus Symbiodinium yang berwarna kuning-cokelat dan pada umumnya bersimbiosis dengan hewan bentik
dari filum Cnidaria Douglas, 2003. Adapun siklus hidup zooxanthellae menurut Sorokin, 1993 in Purnomo, 2011 adalah sebagai berikut :
1. Bentuk yang tetap immotil berupa cyst dalam sel inang dengan kulit sel yang keras dalam media budidaya.
2. Bentuk gymnodinium flagella 3. Zoosporangia mengandung zoospora motil yang besar dapat berenang
aktif sehingg dapat menempel pada inang 4. Zoosporangia mengandung 2-3 zoospora nonmotil
Sebagai simbion, zooxanthellae mempunyai peran terhadap inangnya misalnya hewan karang, sebagaimana yang disebutkan oleh Sebens 1997 in
Purnomo 2011 yaitu sebagai berikut : 1. Memberikan warna
2. Memberikan 95 Energi hasil fotosintesis Muscatine, 1990 in Purnomo, 2011
3. Memenuhi 90 kebutuhan karbon polyp
2.2.1. Pengaruh suhu lingkungan te rhadap kehidupan Zooxanthellae dan simbiosis dengan inangnya.
Beberapa pengaruh suhu lingkungan terhadap kehidupan Zooxanthellae dan simbiosis dengan inangnya adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan suhu perairan sebesar 2
o
C -3
o
C dari temperatur normal menyebabkan kerusakan simbiosis karang dengan zooxanthellae sehingga
jika terjadi dalam beberapa bulan, dapat menyebabkan bleaching yang luas dan bahkan kematian karang seperti observasi yang dilakukan di Indonesia
oleh Brown 1983 dan Suharsono 1998 Brown, 1983 dan Suharsono, 1998 in Purnomo, 2011.
2. Peningkatan suhu secara ekstrim juga dapat menyebabkan kerusakan sel zooxanthellae hingga menjadi mati Zamani, 1995.
3. Zamani 1995 menyatakan bahwa peluluhan pigmen dan pelepasan zooxanthellae dari polip karang akibat adanya tekanan suhu tidak hanya
terjadi dalam bentuk keluarnya zooxanthellae di dalam sel polip, tetapi proses pelepasan tersebut diikuti oleh kerusakan seluler. Berdasarkan hal
tersebut maka proses degradasi dapat dilihat dengan cara mengamati perubahan kandungan endosimbion dan perubahan struktur sel.
4. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kepadatan zoochlorellaezooxanthellae yang berasosiasi pada Anthopleura
elegantissima, secara signifikan dan penurunan indeks mitosis alga dari 15 menjadi 5 pembelahan sel setelah 6 hari untuk waktu
pemeliharaan pemberian perlakuan lebih dari 25 hari Saunders dan Parker, 1997.
10
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari-Juni 2011. Pelaksanaan eksperimen yang terdiri dari pengambilan sampel dan pengamatan dilaksanakan
di Laboratorium Basah dan Laboratorium Kering, Bagian Hidrobiologi Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Analisis kualitas air dilakukan di
Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pembuatan preparat histologis dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan
Ikan, Departemen Budidaya Perairan. Keempat laboratorium yang digunakan bertempat di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini utamanya yaitu, tiga set
akuarium Recirculation Water System, pemanas air untuk akuarium Risheng RS308 150W, mikroskop cahaya Olympus CX21LEDFS1, air laut, anemon
pasir H. malu, dan sampel untuk pengamatan preparat segar maupun histologis berupa potongan tentakel anemon. Selain itu digunakan juga alat dan bahan untuk
pengamatan preparat segar dan histologis, pengukuran kualitas air, dan pembuatan preparat histologis. Rincian alat dan bahan secara keseluruhan
dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2.1 Recirculation Water System RWS
Recirculation Water System yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu, akuarium pemeliharaan dan akuarium filter
Gambar 4. Akuarium pemeliharaan digunakan sebagai tempat anemon