Recirculation Water System RWS Pemeliharaan ane mon pada RWS

10

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari-Juni 2011. Pelaksanaan eksperimen yang terdiri dari pengambilan sampel dan pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Basah dan Laboratorium Kering, Bagian Hidrobiologi Laut, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Produktivitas Lingkungan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pembuatan preparat histologis dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan. Keempat laboratorium yang digunakan bertempat di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini utamanya yaitu, tiga set

akuarium Recirculation Water System, pemanas air untuk akuarium Risheng RS308 150W, mikroskop cahaya Olympus CX21LEDFS1, air laut, anemon pasir H. malu, dan sampel untuk pengamatan preparat segar maupun histologis berupa potongan tentakel anemon. Selain itu digunakan juga alat dan bahan untuk pengamatan preparat segar dan histologis, pengukuran kualitas air, dan pembuatan preparat histologis. Rincian alat dan bahan secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2.1 Recirculation Water System RWS

Recirculation Water System yang digunakan pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu, akuarium pemeliharaan dan akuarium filter Gambar 4. Akuarium pemeliharaan digunakan sebagai tempat anemon dipelihara. Pada setiap akuarium pemeliharaan terdapat 3 anemon pasir yang dipisahkan dengan jaring hapa agar anemon dapat dibedakan satu sama lain tidak bercampur. Akuarium filter digunakan sebagai tempat penyimpanan pompa air dan filter akuarium yang terdiri atas filter fisika pecahan karangrubble, filter kimia arang, dan filter biologi bioball. Gambar 4. Setting Akuarium Recirculation Water System 1 set Penggunaan RWS sangat baik untuk sistem pemeliharaan biota di akuarium karena air laut akan terus mengalir sesuai sistem resirkulasi yang dibuat sehingga air akan terjaga kualitasnya. Hal tersebut terkait dengan sistem filter yang tentunya berfungsi untuk menyaring kotoran pada air laut. Filter fisik rubble berfungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran yang berukuran cukup besar suspensi dari pada pori-pori rubble itu sendiri Erian, 2010. Filter kimia arang berfungsi untuk menyaring bahan terlarut, seperti: gas, bahan organik terlarut, dan sejenisnya Erian, 2010. Filter biologi bioball berfungsi untuk mengikat bakteri pengurai sehingga menjadi media bakteri untuk tumbuh Erian, 2010. Lendir yang melekat pada bioball merupakan nitrobacter yang berguna untuk meningkatkan kualitas air.

3.2.2 Pemeliharaan ane mon pada RWS

Pemeliharaan anemon pada sistem resirkulasi terdiri atas dua masa pemeliharaan yaitu masa aklimatisasi dan masa eksperimentasi. Masa aklimatisasi merupakan masa pemeliharaan anemon selama kurang lebih satu minggu mulai dari hari pertama dipeliharanya anemon pada RWS. Masa aklimatisasi dilaksanakan untuk memberikan waktu kepada anemon sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru RWS. Masa eksperimentasi merupakan masa diberikannya perlakuan pada penelitian ini berupa kenaikan suhu air. Masa eksperimentasi dilaksanakan setelah anemon sudah dapat hidup dengan baiknyaman pada sistem resirkulasi setelah masa aklimatisasi. Selama masa pemeliharaan anemon diberi makan berupa potongancincangan udang udang mentah. Pemberian makan dilakukan satu kali dalam dua hari pemeliharaan. Pemberian makan dilakukan dengan cara menyuapi anemon menggunakan pinset langsung pada bagian mulut oral disc.

3.3. Metode Penelitian