46
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pengamatan pada preparat segar memperlihatkan bahwa anemon mengalami penyesuaian adaptasi terhadap peningkatan suhu sebesar 2
o
C, khususnya pada parameter densitas dan mitotik indeks zooxanthellae. Anemon juga mengalami
penyesuaian terhadap peningkatan suhu sebesar 1
o
C khususnya pada parameter densitas dan luasan sel zooxanthellae serta penyesuaian terhadap peningkatan 2
o
C khususnya pada parameter luasan sel zooxanthellae, berdasarkan hasil
pengamatan preparat histologis.
5.2. Saran
Untuk kajian selanjutnya, dapat dilakukan pengamatan mengenai mekanisme pelepasan zooxanthellae dari lapisan endoderm H. malu akibat kenaikan suhu
lingkungan. Hal tersebut juga terkait dengan kesehatan anemon, terutama ko ndisi lapisan endoderm anemon sebagai tempat hidup zooxanthellae.
47
DAFTAR PUSTAKA
Basmi, H. J. 1999. Planktonologi: Plankton Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Biology-online.org. 2011. Adaptation. Dictionary. Diunduh dari
http:www.biology-online.orgdictionaryAdaptation. [11-07-2011] Brown, B. E., dan N. P. Zamani. 1992. Mitotic Indices of Zooxanthellae: a
Comparison of Techniques Based on Nuclear and Cell Frequencies. Mar. Ecol. Prog. Ser. 89:99-102.
Colin, P. L., dan C. Arneson. 1995. Tropical Pasific Invertebrates. Coral Reef Press. Beverly Hills.
Chomsky, O., Y. Kamenir, M. Hyams, dan Z. Dubinsky. 2004. Effects of temperature on growth rate and body size in the Meditera nian Sea anemone
Actinia equina. J. Exp. Bio. Ecol. 313:63-73. Douglas, A. E. 2003. Coral bleaching- how and why?. Marine Pollution Bull.
46:385-392. Erian, E. 2010. Sketsa Akuarium dengan Filter Atas. Diunduh dari http:www.o-
fish.comFilterSketsaAkuariumDgTF.htm. [26-11-2010] Gates, R. D., G. Baghdasarian, dan L. Muscatine. 1992. Temperature Stress
Causes Host Cell Detachment in Symbiotic Cnidarians: Implications of Coral Bleaching. Biological Bull. 182:324-332.
Goreau, T. J., dan R. L. Hayes. 2005. Monitoring and Calibrating Sea Surface Temperature Anomalies with Satellite and In-Situ Data to Study Effects of
Weather Extremes and Climate Change on Coral Reefs. World Resources Review. 172:242-252.
Guldberg, O. H., dan G. J. Smith. 1989. The Effect od Sudden Changes in Temperature, Light and Salinity on The Population Density and Export of
Zooxanthellae from The Reef Corals Stylophora pistillata Esper and Seriatopora hystrix Dana. J. Exp. Mar. Biol. Ecol. 129:279-303.
Hawkes, L,A., A. C. Broderick, M. H. Godfrey, dan B. J. Godley. 2007. Investigating the potential impacts of climate change on a marine turtle
population. Global Change Biology. 13:1-10. Indoreefforum.com. 2011. Parameter Air Laut. Diunduh dari
http:www.indoreefforum.comviewtopic.php?f=11t=22. [27-06-2011]
IPCC Intergovernmental Panel on Climate Change. 2007. Climate Change 2007: Synthesis Report. Contribution of Working Groups I, II and III to the
Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Core Writing Team, Pachauri, R.K and Reisinger, A.eds.]. IPCC,
Geneva.
McCloskey, B. 2011. Illustrated Glossary os Sea Anemone Anatomy. Natural History Museum. Diunduh dari
http:www.nhm.ku.edutolglossaryintro.html. [02-07-2011] Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004.Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor: 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Purnomo, P.W. 2011. Pengaruh pengkayaan zooxanthellae dari berbagai sumber inang terhadap proses translokasi dan kalsifikasi binata ng karang. Disertasi.
Program Studi Ilmu Kelautan. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Rachmawati, R. 2008. Dampak Peningkatan Suhu Global Terhadap S imbiosis Karang-Zooxanthellae. In. Jompa, J. Nezon, E. dan Sarmintohadied..
2009. Simposium Nasional Terumbu Karang. Program Rehabilitasi dan Pengelolan Terumbu Karang Tahap II. COREMAP II. Departemen
Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Hal:215-226
Saunders, K. B., dan G. M. Parker. 1997. The effects of temperature and light on two algal populations in the temperate sea anemone Anthopleura
elegantissima Brandt, 1835. J. Exp. Mar. Bio. Ecol. 211:213-224. Stan dan Hauter, D. 2010. Host Sea Anemone Survivability Survey
– Conclusions. Diunduh dari :
http:saltaquarium.about.comodseaanemoneprofilesss. [14-10-2010] Suwignyo, S., B. Widigdo, Y. Wardiatno, dan M. Krisanti. 2005. Avertebrata Air,
Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta. Weis, V. M. 2008. Commentary Cellular Mechanisms of Cnidarian Bleaching:
Stress Causes The Collapse of Symbiosis. J. Exp. Biol. 211:3059-3066. WoRMS. 2010. Heteractis. Accessed through: World Register of Marine Species
diunduh dari http:www.marinespecies.orgaphia.php?p=taxdetailsid=267480.
Zamani, N.P. 1995. Effects of Enviromental stress on cell division and other cellular parameters of zooxanthellae in the tropical symbiotic anemone
heteractis malu, Huddon and shackleton.Ph.D. Thesis in tropical coastal management the Univ. of Newcastle upon tyne. Newcastle.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian
No. Alat dan Bahan Spesifikasi
UnitSatuan
1. Akuarium Pemeliharaan
100 cm x 45 cm x 45 cm 2-
2. Akuarium Pemeliharaan
90 cm x 50 cm x 45 cm 1-
3. Akuarium Filter
- 2-
4. Akuarium Filter
- 1-
5. Sekat Jaring
50 cm x 45 cm 6
6. Sekat Jaring
50 cm x 40 cm 2-
7. Pipa Paralon
0,5 inch 6 meter
8. Siku-siku
0,5 inch 24-
9. Kunci Pompa
0,5 inch 3-
10. Pompa Air
- 3-
11. Selang Aerasi
- 6 meter
12. Setelan Angin 1 Lubang
- 9-
13. Batu Aerasi
- 9-
14. Pompa Angin
- 1-
15. Pemanas air akuarium
RS308 150 W 2-
16. Termometer
- 3Celcius
17. Refraktometer
Hand-Held Refractometer 1
o oo
18. Anemon Pasir
Heteractis malu 9-
19. Sampel potongan tentakel
- 68-
20. Botol sampel untuk
tentakel Kaca dan plastik
72- 21.
Spectrofotometer -
1- 22.
pH Meter -
1- 23.
Botol Sampel untuk air 50 ml
3- 24.
Gelas Beker -
10- 25.
Tabung Reaksi -
3- 26.
Pipet Volumetrik -
2- 27.
Bulb -
1- 28.
Botol Semprot -
1- 29.
Pipet Tetes -
1- 30.
Pinset -
1- 31.
Gunting Bedah -
1- 32.
Tabung reaksi 15 ml
6- 33.
Oven Merk Memert
1- 34.
Inkubator -
1- 35.
Mikrotom -
1- 36.
Pencetak Parafin -
51- 37.
Gelas Objek -
131- 38.
Gelas Penutup -
131- 39.
Mikroskop Cahaya Olympus CX21LEDFS1
1- 40.
Micrometer objective -
1- 41.
Laptop -
1- 42.
Alat Mikrofotografi Kamera digital Optilab
1-
Lanjutan Lampiran 1.
No Alat dan Bahan
Spesifikasi UnitSatuan
43. Software mikrofotografi
Optilab Viewer, Image Raster
ImageJ 1-
44. Kamera Digital
- 1-
45. Air Laut
- 1000 liter
46. Air Tawar
- 100 liter
47. Bioball Duri
- 300-
48. Arang Batok
- 7,5 kg
49. Kapas Filter
2 m x 1 m 1-
50. Grafel
Ruble 8 kg
51. Aquades
- 5 liter
52. Larutan Fenol
- 20 ml
53. Larutan Sodium Nitroprusit
- 20 ml
54 Larutan Oxydizing Solution Sodium Hipoklorit 5 dan
Larutan Alkalin 20 50 ml
55. Larutan Pewarna Nitrit
- 8 ml
56. Kertas Saring
- 30-
57. Plastik Parafilm
- 30-
59. Larutan Bouin
- 100 ml
60. Larutan Mayers
Hemaktosilin -
-ml 61.
Larutan Eosin -
-ml 62.
Alkohol Konsentrasi Bertingkat
70 , 80 , 90 , 100 -ml
63. Xilol
I, II, III --
64. Parafin Cair
- --
65 Lem Perekat
Canada balsamentelan --
Lampiran 2. Diagram Alir Pembuatan Preparat Histologis Sampel
Fikasi larutan BOUIN
maksimal 48 jam Fiksasi
Alkohol 70 minimal 24 jam
Dehidrasi Alkohol 80 2 jam
Alkohol 90 2 jam Alkohol 95 2 jam
Alkohol 95 2 jam Alkohol 100 12 jam
Clearing Alkohol+Xylol 30 menit
Xylol I 30 menit Xylol II 30 menit
Xylol III 30 menit
Embedding 70
o
C Parafin I 45 menit
Parafin II 45 menit Parafin III 45 menit
Blocking Trimming
Sectioning 5-6 µm
Penempelan hasil
potongan pada slide
Deparafinisasi Xylol I 3 menit
Xylol II 3 menit Rehidrasi
Alkohol 100 I 2 menit Alkohol 100 II 2 menit
Alkohol 95 2 menit Alkohol 90 2 menit
Alkohol 85 2 menit Alkohol 80 2 menit
Alkohol 70 2 menit Alkohol 50 2 menit
Aquades cuci 2x
Colouring Haematoxylin 5
menit Air keran cuci 5
menit Eosin 3 menit
Dehidrasi Alkohol 50 2 menit
Alkohol 70 2 menit Alkohol 80 2 menit
Alkohol 85 2 menit Alkohol 90 2 menit
Alkohol 95 2 menit Alkohol 100 I 2 menit
Alkohol 100 II 2 menit Clearing
Xylol I 2 menit Xylol II 2menit
Xylol III
Mounting
Lampiran 3. Data Pengamatan Visual Terhadap Hewan Uji Pada Jam 0, 24 dan 48
Parameter Ukuran Parameter
jam 0 jam 24
jam 48 akuarium 1
akuarium 2 akuarium 3
akuarium 1 akuarium 2
akuarium 3 akuarium 1
akuarium 2 akuarium 3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 M ukus
Banyak Sedang
Sedikit Tidak ada
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√
Tentakel M engembang
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
Setengah mengembang
√ M enyusut
Warna Cerah
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
Agak pucat √
√ √
√ √
Pucat M emutih
M esentrial filamen
Abnormal √
√ Normal
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
53
Lampiran 4. Data Pengamatan Visual Terhadap Hewan uji Pada Jam 72, 96 dan 120
Para meter Ukuran
Para meter Jam 72
Jam 96 Jam 120
akuariu m 1 akuariu m 2
akuariu m 3 akuariu m 1
akuariu m 2 akuariu m 3
akuariu m 1 akuariu m 2
akuariu m 3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3
Mukus Banyak
Sedang √
Sedikit √
Tidak ada √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
Tentakel Mengembang
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √
Setengah menge mbang
√ √
√ √
√ √
Menyusut √
Warna Cerah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ Agak pucat
√ √
√ Pucat
Memutih Mesentrial
fila men Abnormal
√ √
Norma l √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
Lampiran 5. Data Pengamatan Visual Terhadap Hewan Uji Pada Jam 144, 168 dan 192
Para meter Ukuran
Para meter Jam 144
Jam 168 Jam 192
akuariu m 1 akuariu m 2
akuariu m 3 akuariu m 1
akuariu m 2 akuariu m 3
akuariu m 1 akuariu m 2
akuariu m 3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3 t.1
t.2 t.3
t.1 t.2
t.3
Mukus Banyak
Sedang Sedikit
√ Tidak ada
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ Tentakel
Mengembang √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
Setengah menge mbang
√ √
Menyusut √
Warna Cerah
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √
Agak pucat √
√ √
√ √ √
√ √ √
Pucat Memutih
Mesentrial fila men
Abnormal √
Norma l √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √
Lampiran 6. Rekapitulasi F-hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Perlakuan Suhu Terhadap Parameter Pengamatan Pada Preparat Segar
No Peubah jam F-hitung Peluang KK
Mean BNT 1
Densitas 24 2,34
tn
0,1770 23,87
2 Densitas 48
6,36 0,0329
16,89 A1. 68567 a
A2. 54600 ab A3. 41567 b
3 Densitas 144
1,86
tn
0,2484 18,83
4 Densitas 168
0,03
tn
0,9746 29,39
5 Densitas 192 t1 0,37
tn
0,7066 21,41
6 MI 24
6,29 0,0336
15,54 A1. 3,6467 b
A2. 5,133 ab A3. 5,7767 a
7 MI 48
0,21
tn
0,8142 18,34
8 MI 144
0,47
tn
0,6474 26,03
9 MI 168
3,91
tn
0,0948 28,58
10 MI 192
2,72
tn
0,1584 25,27
Keterangan : berbeda nyata pada taraf 5, berbeda nyata pada taraf 1,
tn
tidak berbeda nyata dan tx data telah ditransformasikan sebanyak x kali 56
Lampiran 7. Rekapitulasi F-hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Perlakuan Suhu Terhadap Parameter Pengamatan Pada Preparat Histologi
No Peubah jam F-hitung
Peluang KK
1 Densitas 24
0,09
tn
0,9184 28,85
2 Densitas 48
0,28
tn
0,7676 21,28
3 Densitas 144t1
0,30
tn
0,7502 17,15
4 Densitas 168t1
1,13
tn
0,3938 14,57
5 Densitas 192t1
4,53
tn
0,0755 12,85
6 MI 24
2,76
tn
0,1413 12,89
7 MI 48
0,17
tn
0,8501 11,88
8 MI 144 t2
0,60
tn
0,5840 13,00
9 MI 168 t1
1,22
tn
0,3715 22,93
10 MI 192
1,78
tn
0,2615 18,33
11 Rasio 24
0,02
tn
0,9783 12,68
12 Rasio 48
2,63
tn
0,1513 9,96
13 Rasio 144
0,33
tn
0,7326 20,66
14 Rasio 168 t1
2,29
tn
0,1966 11,99
15 Rasio 192
3,00
tn
0,1396 27,29
16 Luas sel 24
1,51
tn
0,2937 6,93
17 Luas sel 48
1,91
tn
0,2284 5,85
18 Luas sel 144
1,51
tn
0,3077 7,64
19 Luas sel 168
2,41
tn
0,1846 8,11
20 Luas sel 192
0,53
tn
0,6174 19,31
Keterangan : berbeda nyata pada taraf 5, berbeda nyata pada taraf 1,
tn
tidak berbeda nyata dan tx data telah ditransformasikan sebanyak x kali
Lampiran 8. Data Pengamatan Kualitas Air
Data Pengamatan Suhu dan Salinitas Air Laut Pada Akuarium Pada Masa Peningkatan I, Istirahat dan Peningkatan II
No Tanggal
Suhu
o
C Salinitas
o oo
K P1
P2 K
P1 P2
1 5112011
28 28
28 32,5
32,5 32,5
2 5122011
28 29
30 32,5
32,5 33
3 5132011
28 28
31 33
32,5 33
4 5142011
28 28
29 33
33,5 33
5 5152011
28 28
28 33
34 32,5
6 5162011
28,5 28,5
28,5 33
34 32,5
7 5172011
28 28
28 33
33 32,5
8 5182011
28 29
30 33
34 33,5
9 5192011
28 29
30 33
33 33
10 5232011
28 28
28 33
33 33
Keterangan : K kontrol, P1perlakuan 1, dan P2perlak uan 2
Data Pengamatan pH, Ammonia dan Nitrit Air Laut Pada Akuarium Pada Masa Aklimatisasi, Peningkatan I, Istirahat dan Peningkatan II
No Tanggal
pH Nitrit mgl
Amonia mgl Keterangan
K P1
P2 K
P1 P2
K P1
P2 1
4142011 7,99
7,92 7,92
0,021 0,014
0,004 0,055
0,091 0,028
Langsung 2
5152011 7,97
7,83 7,77
0,036 0,019
0,015 0,028
0,024 0,024
Langsung 3
5162011 7,7
7,7 7,7
0,006 0,003
0,002 0,131
0,198 0,144
Disimpan dalam chiller
selama 2 hari
4 5172011
7,7 7,7
7,7 0,001
0,009 0,003
0,061 0,049
0,068 Disimpan
dalam chiller selama 1 hari
5 5192011
7,7 7,8
7,7 0,019
0,047 0,047
0,001 0,000
0,010 Disimpan
dalam chiller selama 4 hari
Keterangan : K kontrol, P1perlakuan 1, dan P2perlakuan 2
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat, 20 Maret 1989. Penulis adalah putra dari Bapak Agus Sudradjat dan Ibu
Ria Priatina. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2007 Penulis menyelesaikan Pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 3 Sukabumi, Jawa Barat. Pada tahun 2007 Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI.
Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, Penulis pernah menjadi sekertaris umum DPM TPB tahun 2007-2008, sekertaris komisi internal
DPM FPIK tahun 2008-2009, Dewan Formatur HIMITEKA tahun 2008-2009, dan Wakil Ketua I HIMITEKA tahun 2010. Selain itu penulis juga pernah
menjadi asisten praktikum mata kuliah ikhtiologi tahun 2009 dan biologi laut pada tahun 2010 dan 2011.
Untuk menyelesaikan studi di Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Penulis
menyelesaikan skripsi d engan judul “Adaptasi Fisiologi Anemon Pasir Heteractis
malu Terhadap Peningkatan Suhu Lingkungan Perairan 1
o
C dan 2
o
C”.
1
1. PENDAHULUAN