3.4.2. Rasio ketebalan endoderm dan ektode rm H. malu Pengamatan rasio ketebalan endoderm dan ektoderm dilaksanakan untuk
melihat kondisi kesehatan anemon pasir k hususnya pada lapisan endoderm. Semakin menurunnya nilai rasio ketebalan endoderm dan ektoderm menunjukkan
semakin tipisnya lapisan endoderm dibanding ektoderm. Hal tersebut menunjukkan adanya kemungkinan terjadinya kerusakan lapisan endoderm akibat
mekanisme keluarnya zooxanthellae melalui proses necrosis dan Pinching off, ataupun rusaknya jaringan endoderm akibat lepasnya vakuola bersamaan dengan
lepasnya sel zooxanthellae host cell detachment Gates, et al., 1992. Pengamatan rasio ketebalan endoderm dan ektoderm dilakukan pada preparat
histologis dari potongan secara melintang pada bagian ujung tentakel anemon. Satu potong tentakel diambil dari setiap individu setiap harinya pada saat
perlakuan dilasanakan peningkatan I dan II. Potongan tentakel tersebut kemudian difiksasi dan dibuat sediaan histologisnya. Langkah- langkah dalam
pembuatan preparat histologis dapat dilihat pada Lampiran 2. Setelah preparat histologis tersedia, maka ketebalan endoderm dan ektoderm dapat diamati
menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 40x10 untuk diambil gambarnya menggunakan kamera digital Optilab dan software Optilab Viewer.
Kemudian dari gambar yang diperoleh, ketebalan endoderm dan ektoderm dapat diukur menggunakan software Image Raster dari Optilab.
3.4.3. Densitas zooxanthellae Pengamatan densitas zooxanthellae dilaksanakan untuk melihat kondisi
kesehatan anemon. Hal tersebut terkait dengan fenomena bleaching yang umum terjadi pada hewan karang juga anemon. Berkurangnya densitas zooxanthellae
akibat peningkatan suhu merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab bleaching Gates, et al., 1992.
Pengamatan densitas zooxanthellae dilakukan baik pada preparat histologi
maupun preparat segar dari potongan tentakel anemon menggunakan metode lapang pandang 10 lapang pandang. Tiga potong tentakel diambil pada setiap
individu setiap harinya pada saat perlakuan dilaksanakan peningkatan I dan II sebagai sampel preparat segar. Sampel yang didapat kemudian digerus dan
langsung dibuat preparat segar. Preparat segar tersebut diamati secara langsung menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 40x10.
Pengamatan preparat histologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya pada pembesaran 40x10 untuk diambil gambarnya menggunakan camera
digital Optilab dan software Optilab Viewer. Setelah itu dari gambar yang didapat, jumlah zooxanthellae dapat dihitung menggunakan
Tools “manual count” pada software Image Raster dari Optilab.
3.4.4. Mitotik Indeks MI zooxanthellae
Mitotik indeks dari zooxanthellae menjadi indikator yang lebih sensitif terhadap stress dari pada respon bleaching Zamani, 1995. Hal tersebut yang
mendasari dilakukannya pengamatan mitotik indeks zooxanthellae pada penelitian ini.
Pengamatan MI zooxanthellae dilakukan baik pada preparat histo logi maupun preparat segar dari potongan tentakel anemon. Tiga potong tentakel diambil pada
setiap individu setiap harinya pada saat perlakuan dilaksanakan peningkatan I dan II sebagai sampel preparat segar. Sampel yang didapat kemudian digerus
dan langsung dibuat preparat segar pada slide amatan. Preparat segar tersebut
diamati secara langsung menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 40x10. Pengamatan preparat histology dilakukan secara langsung menggunakan
mikroskop cahaya pada pembesaran 40x10 menggunakan camera digital Optilab dan software Optilab Viewer.
3.4.5. Ukuran sel zooxanthellae Pengamatan ukuran sel zooxanthellae dilaksanakan untuk melihat respon
zooxanthellae pada tubuh anemon terhadap peningkatan suhu yang diberikan. Anemon yang diberikan stress berupa peningkatan suhu akan menyebabkan
berkurannya ukuran luasan sel zooxanthellae yang menjadi simbionnya Zamani, 1995. Berdasarkan hal tersebut, pengamatan ukuran sel zooxanthellae
dilaksanakan khususnya untuk melihat respon stress yang terjadi. Pengamatan ukuran luas sel zooxanthellae dilakukan hanya pada preparat
histologi menggunakan mikroskop cahaya pada pembesaran 40x10 untuk diambil gambarnya. Pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan camera digital
Optilab dan software Optilab Viewer. Setelah itu, pengukuran ukuran sel dilakukan menggunakan software imageJ pada gambar sel zooxanthellae.
3.5. Metode analisis data 3.5.1. Rasio ketebalan endoderm dan ektode rm pada H. malu