6
2.3. Pemlastis Plasticizer Gliserol
Gliserol 1,2,3 propanatriol Gambar 3 adalah senyawa kimia yang tak berasa, tak berbau, tak berwarna, kental, dan berasa manis yang dihasilkan dari senyawa-senyawa alami
seperti minyak nabati maupun minyak bumi. Istilah gliserol seringkali digantikan dengan istilah gliserin. Secara harfiah kedua istilah tersebut memiliki arti yang sama, namun pada
tataran teknis istilah gliserin lebih diasosiasikan pada senyawa gliserol yang sudah diencerkan dengan air Pagliaro dan Rossi, 2010.
Gliserol merupakan satu dari senyawa kimia yang memiliki banyak kegunaan. Gliserol dapat berperan sebagai pelarut, pemanis, pelembab, pengawet, serta bahan pengisi pada
produk-produk makanan. Gliserol mengandung tiga gugus hidroksi alkohol yang berperan penting dalam sifat higroskopis dan sifat hidrofiliknya. Karakteristik khususnya sering
dimanfaatkan untuk rentang produk yang berbeda, mulai makanan, obat-obatan, kosmetik, hingga toiletries Pagliaro dan Rossi 2010.
Salah satu kegunaan gliserol yang cukup luas adalah sebagai pemlastis plasticizer. Efektivitas dan daya lubrikasinya yang baik ditambah sifatnya yang tidak beracun, semakin
memperluas jangkauan fungsionalnya Pagliaro dan Rossi 2010. Contoh penggunaan gliserol sebagai pemlastis adalah pada industri kertas di mana penambahan gliserol mampu
meningkatkan fleksibilitas, kelenturan, dan keteguhan permukannya Pagliaro dan Rossi 2010. Gliserol juga banyak digunakan sebagai pemlastis produk pati termoplastik sebagai
komponen substitusi air. Meskipun air memiliki sifat pemlastis untuk produk pati termoplastik, penggunaannya akan memberikan dampak yang tidak diinginkan seperti menyebabkan
peningkatan kerapuhan brittleness dan retrogradasi produk yang terlalu cepat Janssen dan Moscicki 2006. Untuk itu, pemlastis alternatif yang digunakan haruslah pemlastis yang
memiliki viskositas yang cukup tinggi namun memiliki volatilitas yang cukup rendah. Dua sifat tersebut ada pada gliserol.
Gambar 3. Rumus molekul gliserol Penggunaan gliserol sebagai pemlastis dalam produk pati termoplastik berfungsi
sebagai perenggang antar molekul dan menurunkan tingkat interaksinya satu sama lain Janssen 2009. Penggunaan gliserol sebagai pemlastis telah dilakukan sebelumnya oleh Lee
2009 di mana gliserol dicampurkan pada komposit pati termoplastik pati sagu dan PE polietilen. Penggunaan tersebut terlihat memiliki pengaruh bagi pati termoplastik yang
dihasilkan dalam hal sifat mekanisnya. Selain itu, gliserol juga digunakan dalam pembuatan pati termoplastik untuk dijadikan busa foam Cha et al. 2000 .
Dalam pembuatan pati termoplastik, konsentrasi gliserol yang umum digunakan adalah 30 bb. Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Zullo dan Iannace 2009
serta Shi et al. 2007. Kedua penelitian tersebut menggunakan bahan dasar yang sama berupa pati jagung untuk kemudian diolah menjadi pati termoplastik. Selain itu Sreekumar et al.
7
2010 pernah melakukan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh konsentrasi gliserol pada pati termoplastik berbahan dasar campuran pati gandum dan serat sisal dengan menggunakan
rentang konsentrasi 20 hingga 35 bb. Da Roz et al. 2006 mengemukakan bahwa destrukturisasi pati memerlukan daya
solvasi yang besar yang diperoleh melalui penambahan zat dengan proporsi gugus hidroksil yang tinggi. Senyawa dengan proporsi gugus hidroksil yang tinggi ini berperan mensolvasi
granula sekaligus menciptakan serta mempertahankan sifat amorf pada pati. Gliserol yang mengandung gugus hidroksil dalam hal ini berperan sebagai zat pemlastis tersebut.
2.4. Pemlastikan Plasticisation