3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ampok Jagung Corn Hominy
Jagung merupakan  serealia nomor dua setelah padi di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik 2010, produksi jagung nasional pada tahun 2009 mencapai lebih dari 17 juta ton dan
terus meningkat di tahun-tahun berikutnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah mengenai  perluasan  lahan  jagung.  Sentra  produksi  jagung  di  Indonesia  juga  cukup  tersebar
merata seperti Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo Badan Pusat  Statistik  2009.  Dengan  ketersediaannya  yang  cukup  melimpah,  jagung  menjadi
komoditas yang cukup potensial untuk dikembangkan pemanfaatannya. Seiring  dengan  berkembangnya  sektor  peternakan,  permintaan  terhadap  tepung  jagung
sebagai bahan pencampur pakan juga semakin meningkat. Pemanfaatan tepung jagung sebagai pakan dapat menyerap sekitar 50 total produksi jagung nasional Badan Pusat Statistik 2009.
Peningkatan  permintaan  tepung  jagung  akan  berkorelasi  langsung  dengan  peningkatan  hasil samping  dari  proses  penggilingan.  Hasil  samping  dari  proses  pembuatan  tepung  jagung
tersebut adalah ampok jagung yang jumlahnya dapat mencapai 35  dari total biji jagung yang digiling Sharma et al, 2007.
Ampok  jagung  memiliki  perbedaan  dengan  tepung  jagung.  Perbedaan  tersebut  terletak pada ketiadaan atau sedikitnya komponen endosperma pada ampok jagung akibat hilang pada
proses  penggilingan.  Ampok  jagung  dapat  berasal  dari  sisa  proses  degerminasi  berupa  pucuk biji  tailing  meal,  ampas  yang  telah  diambil  minyaknya  deoiled  germ  cake,  kulit  kernel,
kernel  yang  rusak,  serta  komponen  lain  yang  tersisa  pada  saat  pross  penyaringan  screening pada penggilingan kering Wall et al. 1971. Hal tersebut digambarkan melalui skema berikut:
Gambar 1. Skema komponen penyusun kernel jagung dan ampok jagung
- Lembaga - Pucuk biji
- Kulit
Pucuk biji Lembaga
Kulit Endosperma
Komponen Kernel Jagung
4
Walaupun sekedar hasil samping dari proses penggilingan jagung, ampok jagung masih memiliki  kandungan  pati  yang  dapat  dimanfaatkan.  Menurut  Sharma  et  al.  2007  tepung
ampok  jagung  mengandung  pati  sebanyak  57,  serat  sebanyak  25,  protein  sebanyak  11, dan  lemak  sebanyak  5.  Dengan  kandungan  pati  yang  masih  cukup  besar,  ampok  jagung
dinilai masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk olahan pati lainnya termasuk pati termoplastik.  Berikut  ini  adalah  perbandingan  bagian  biji  jagung  yang  menjadi  bagian  dari
ampok dan kandungan senyawa penyusunnya. Tabel 1. Komposisi bahan di setiap bagian kernel jagung berdasarkan basis basah
Komponen Pati
Protein Lemak
Serat Lainnya
Endosperm 87,6
8,0 0,8
3,2 0,4
Kulit ari 7,3
3,7 1,0
83,6 4,4
Lembaga 8,0
18,4 33,2
14,0 26,4
Pucuk biji 5,3
9,3 3,8
77,7 4,1
Sumber: Coulter dan Lorentz 1991
2.2. Pati Termoplastik