sangat penting. Butiran kecil memiliki daerah permukaan Iebih besar untuk tempat menempeInya bakteri dan jamur dibanding butiran besar, ukuran butiran
kecil banyak digunakan sebagai filter asalkan tidak menghambat sirkulasi air Spotte, 1979.
2.2. Filter Mekanik
Filter mekanik bekerja secara fisika yaitu menyaring kotoran-kotoran atau partikel yang berukuran lebih besar dari pori-pori media filter Purwakusuma,
2003. Bahan yang biasa digunakan pada filter mekanik dalam budidaya perikanan adalah spons, ijuk, serat kapas dakron Satyani, 2001. Filter
mekanik bekerja secara fisika sehingga hanya menyaring kotoran ataupun partikel yang terlarut di dalam air. Untuk pengolahan selanjutnya diperlukan filter
yang bekerja secara biologi dan kimia yang bisa mengoksidasi bahan organik dan anorganik melaui bantuan mikroorganisme dan penyerapan secara kimiawi
melalui pertukaran ion-ion.
2.3. Filter Biologi
Filter biologi mengandalkan kerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik dan anorganik di media budidaya. Filter ini berfungsi sebagai perombak
senyawa nitrogenous yang bersifat racun amonia dan nitrit menjadi senyawa tidak beracun nitrat dengan bantuan mikroorganisme. Menurut Spotte 1979,
mekanisme nitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri nitrifikasi melalui dua tahapan oksidasi : tahap pertama adalah bakteri
Nitrosomonas dengan bantuan oksigen akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit, kemudian tahapan kedua dengan
bantuan bakteri Nitrobakter nitrit akan dioksidasi menjadi nitrat.
Mikroorganisme yang berperan dalam mendegradasi bahan beracun di media budidaya selama prose hidupnya memerlukan tempat hidup. Organisme
ini akan tinggal menempel di permukaan substrat dan membentuk biofilm. Media filter yang berpori-pori merupakan media yang baik karena mempunyai
permukaan yang luas untuk menampung lebih banyak bakteri. Selain tempat hidup, bakteri memerlukan pakan untuk kelangsungan hidupnya. Pakan bakteri
berupa amonia dan nitrit yang merupakan hasil buangan beracun bagi ikan, sedangkan hasil buangan bakteri berupa nitrat tidak beracun. Menurut Golz
1995, bahan organik dioksidasi oleh bakteri heterotropik dalam kondisi aerob menjadi karbon, amonia, air dan sel baru. Amonia sebagai senyawa beracun
akan dioksidasi oleh bakteri nitrifikasi oleh bakteri Nitrosomonas dan Nitrobakter
menjadi nitrit dan nitrat. Proses oksidasi bahan organik tergantung dari jumlah bakteri, semakin banyak bakteri yang bersinggungan dengan air maka filter akan
bekerja lebih maksimal karena bahan organik yang bersinggungan dengan bakteri akan lebih banyak. Untuk mengoksidasi makananya, bakteri memerlukan
suplai oksigen yang cukup. Ketergantungan bakteri akan tersedianya amonia di perairan menyebabkan filter biologi baru dapat bekerja optimal setelah dua
sampai enam minggu setelah sistem dijalankan.
2.4. Filter Kimia
Menurut Purwakusuma 2003, filter kimia adalah sebuah filter mekanik yang bekerja pada skala molekuler, mampu menangkap bahan terlarut seperti
gas dan bahan organik, media filtemya antara lain zeolit, arang aktif dll.
Zeolit
Zeolit mempunyai sifat mampu menyerap dan sebagai media menepelnya mikroorganisme biofilm yang dapat memanfaatkan berbagai unsur
yang tersuspensi dalam air dan diserap bersama sebagai bahan makanan organisme. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mikroorganisme di dalam
biofilm dalam menyerap bahan organik yang terbatas sehingga kelebihan yang ada tidak bisa dimanfaatkan.
Zeolit adalah mineral alam berbahan dasar kelompok senyawa aluminium silikat yang terhidrasi logam alkali dan alkali tanah terutama natrium dan
kalsium dan mempunyai rumus umum LmAlxSi
y 2n
H20 Palaar, 1989. Pada struktur zeolit semua atom Al dalam bentuk tetrahedral sehingga Al akan
bermuatan negatif karena berkoordinasi dengan empat atom oksigen dan selalu dinetralkan oleh kation dan alkali alkali tanah untuk mencapai senyawa yang
stabil. Zeolit adalah mineral yang memiliki sifat khas dengan struktur rongga
yang teratur dengan ukuran tertentu, sehingga berpotensi sebagai absorben limbah amonia. Klinoptilolit merupakan salah satu bahan yang terkandung di
dalam zeolit yang mempunyai volume rongga 36, KTK Kapasitas Tukar Ion 254 meq100g, dengan kestabilan panas yang tinggi. Zeolit alam klinoptilolit
mempunyai bukaan pori cukup besar, 4,0-7,2 nm dan selektifitas penyerapan ion amonium yang baik, kemudahan dalam preparasi, dan setelah jenuh dapat